Prolog

5 2 0
                                    

*kalian bisa dengerin musik yang aku kasih ya...

———————————————————————

Nyatanya aku tak sekuat seperti yang aku
pikirkan selama ini. Karena semua ini, aku menjadi orang yang paling lemah.

———————————————————————


Berjalan dibawah deras hujan yang menerpa muka bumi tanpa ampun. Bahkan untuk memandang kedepan rasanya sulit sekali, mata ini seakan-akan terkunci agar selalu menikmati kegelapan.

Kenapa aku Disini?

Semuanya mengecewakan tak satu pun terkecuali. Bahkan saat langit menurunkan keluh kesahnya aku kecewa. Seharusnya ketika aku kecewa langit menenangkanku bukan sepertiku saat ini.

Kaki ini membawaku entah kemana. Berjalan tertatih-tatih seakan aku adalah manusia paling lemah di bumi ini. Semuanya sudah basah. Baju celana yang sudah basah akan air hujan. Mata yang basah karna air mata tak kian berhenti. Dan hati yang basah akan luapan kekecewaan.

Aku tak sadar kalau hujan sudah mereda. Aku membuka mataku, melihat dimana aku sekarang.

Aku melihat tubuh seseorang yang sangat dekat dengan ku, ia memakai balutan jas hujan warna hitam yang sama basahnya seperti ku.

Bisakah kau pergi sekarang? Aku sedang tidak membutuhkan mu...

"Bisakah kau pergi saja?"

Suaraku bahkan hampir hilang ditelan dengan rasa kecewa yang meluap entah sejak kapan.

"Ayo pulang," dia mengatakan tanpa peduli dengan pertanyaan bak perintah dariku. Dia memegang tanganku sangat erat dengan tangan satunya memegang payung. Ah.. ku pikir hujannya sudah reda ternyata aku sedang berdiri dibawah payung.

Aku hanya diam. Karena memang sebenarnya aku membutuhkan seseorang saat ini tapi bukan dia yang ku mau. Dia sudah cukup dengan rasa kecewanya dan aku hanya akan menambahkan semakin banyak rasa kecewanya.

Sampai disebuah rumah dengan keadaan yang sangat ramai. Semua orang disana melakukan kegiatan masing-masing. Ada yang tertawa, berfoto, makan, bahkan ada yang sangat bahagia disana. Didepan kue ulang tahunnya. Dia tersenyum sangat manis bahkan tertawa berkat seseorang disampingnya.

Kenapa harus kesini lagi?

"Bisakah kau mengerti diriku sekali saja?," Ucapku dengan lirih, berusaha melepas genggaman erat tangannya yang sayangnya sangat tidak mungkin.

"Kenapa aku harus mengerti dirimu sedangkan kau tidak?," Ucapnya dengan suara kecil namun masih dapat ku dengar.

Maaf

Bahkan untuk mengatakan satu kata itu masih belum pantas rasanya.

"Maaf ya kami telat datangnya," ucapnya saat berjalan masuk ke tengah pesta dan menggeret ku pelan.

Yang ku lakukan hanya menundukkan kepala. Hei, siapa yang akan datang ke pesta ulang tahun meriah hanya dengan pakaian biasa dan basah seperti ku sekarang?
Jika ada, maka mereka akan mempermalukan diri nya sendiri. Seperti aku sekarang.

"Hei bro. Lama banget lo, acara tiup lilin nya udah dari tadi. Kalo hujan bilang biar dijemput pakai mobil jadi ga basah kek gini kan," sambutan tak berguna dari cowok berpakaian rapi dengan kacamata hitam yang tertanggal di saku jasnya.

Orang di sampingku, dia yang menerima sambutan seperti itu hanya diam. Bahkan air yang ada di pakaian kami—lebih tepatnya aku sudah membasahi lantai ruang pesta.

HABITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang