Second life

2 1 0
                                    


Selamat membaca..

———————————————————————
Aku tidak mati.
Aku adalah aku
Hanya saja kehidupan ku dulu sangat menyedihkan, yang membuatku ingin hidup kembali menjadi lebih menyenangkan.

———————————————————————


Langit biru yang indah menjadi atap hari ini ada. Sinar matahari yang mulai terlihat diantara bukit dan pepohonan. Suara kicauan burung menjadi pengiring hari ini menjadi hari musim panas yang indah. Udara yang sangat sejuk menjadi selimut hari ini akan berlangsung panjang.

Berbeda dengan ku yang sekarang terbaring tak berdaya di sebuah ranjang dengan ruangan serba putih dan bau obat-obatan yang sangat menyengat. Dan sinar matahari yang tergantikan dengan cahaya lampu yang masih menyala.

Aku tidak tau siapa yang membawa ku kemari. Di ruangan ini hanya ada aku. Rasanya sangat luas untuk ku tempati sendirian. Dan aku tidak tau kenapa aku disini.

Apakah mobil itu yang menabrak ku? Lalu supir nya bertanggung jawab dengan membawa ku kemari lalu pergi dengan administrasi yang sudah lunas. Tapi, aku tidak merasa tubuhku terluka.

Aku mencoba untuk duduk dengan kekuatan yang masih tersisa. Baju basah yang ku kenakan  semalam berubah menjadi baju pasien warna biru muda.

Mataku menangkap selembar kertas yang terletak di dekat segelas air putih di meja tepat di samping ku. Sepertinya ku kenal ini tulisan siapa.

Maaf aku mengirim mu ketempat yang paling kau benci.
Aku tak berharap banyak, hanya saja ingin mengucapkan selamat.
Selamat atas hidupmu yang menyedihkan

-D've

Peduli mu terlalu terlihat Dave. Kau terlalu baik untuk menolong orang seperti ku. Aku hanya tersenyum tanpa jiwa.

"Tapi terimakasih atas ucapan selamat mu Dave. Setidaknya aku bisa merasakan apa yang kau rasakan. Walau rasanya ini lebih sakit"

Kriett..

Suara pintu terbuka merebut atensi ku. Aku letakan kertas itu kembali ke tempatnya. Seorang suster yang membawa sarapan ku. Dia sangat cantik dan tersenyum sangat manis.

"Mbak. Ini sarapan nya, setelah itu minum obat." Ucapnya yang sama sekali tak ku pedulikan, karena aku sangat lapar.

"Kapan aku pulang?" Tanya ku sambil mengambil alih nampan dari tangannya kehadapan ku.

"Jika kondisi mbak membaik saat sore nanti," jawabnya dengan berjalan kearah kaca menyibak gorden yang menutupi sinar matahari masuk. Lalu mematikan lampu ruangan.

"Bagaimana supaya kondisi ku baik?," Tanya ku sambil sesekali menyuapi makanan kedalam mulutku. Ini enak dari biasanya menu rumah sakit lain.

"Minum obat dan istirahat yang cukup. Saya rasa itu sudah cukup." Jawabnya kembali ketempat sebelumnya tepat di depan meja.

Aku tak menjawab atau bertanya lagi. Karena aku sedang fokus pada makananku. Karena sekali lagi, ini sangat enak.

"Ini obat nya sudah saya buka. Tinggal di minum, saya permisi," ucap nya sambil berjalan kearah pintu dan sebelum itu

"Temani aku makan. Sampai makanan ini habis," ucapku menahan nya agar tidak pergi.

HABITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang