Menyusuri jalanan dengan berjalan kaki ternyata tidak seindah yang dibayangkan. Alesya mendecak dan tak habis pikir, cowok bad boy kaya dia apa gak punya mobil? paling gak motor kek panas banget dunia.
Setelah acara makan – makan dadakan bersama Fajar, Alesya tetap keras kepala untuk mengikuti kemanapun Fajar pergi itu membuat Fajar kesal dan berusaha tak memperdulikan Alesya. Namun orang seperti Alesya tidak bisa diam saja, tentunya dia menghandalkan segala cara agar ia diperbolehkan ikut bersama Fajar, walaupun sang Fajar tak mengijinkan untuk mengikutinya. Sampai berakhir seperti sekarang mereka berjalan menyusuri jalanan yang entah Alesya sendiri tak tahu kemana tujuan laki – laki tersebut, ia hanya mengekor dari belakang dan mengikuti setiap langkah Fajar yang ada di depannya.
Alesya tersentak karna fajar tiba – tiba berbalik dan menghadapnya. "bisa gak sih gausah ikutin gue?" ucap Fajar dingin seperti es yang ada di kutub utara.
Alesya hanya diam, ia memandangi Fajar. Baru beberapa saat yang lalu Fajar menemaninya makan di sebuah kedai namun sekarang entah kenapa suasana laki – laki itu seperti berubah.
"Denger ya gue gak ada peduli pedulinya sama lo jadi mending lo pulang!" Fajar melanjutkan langkahnya menjauhi Alesya yang kini hanya mematung dan memandang punggung sang Fajar yang menjauh. Alesya tersenyum senang, dan kemudian berbalik ke arah yang berlawanan dengan Fajar. Mungkin Alesya sudah gila.
***
"Lo dimana njir?"
......
"Ngapain?! Gila lo ya bolos, gue aduin lo sama abang lo"
.....
"Gak gak mau gue, sana lo pulang sendiri"
.....
"ck iya ya gue jemput"
Arga menyimpan handphonenya di kantong lalu menyambar kunci motor yang ada di kolong mejanya dan melangkah keluar kelas. Saat ini jam istirahat sedang berlangsung, teman – teman kelasnya pun sudah ada yang berlarian keluar karna sudah tak tahan menahan lapar.
Punya sepupu nyusahin amat, dijual untung kali gue. Arga juga laper mau makan kaya temen- temen...
"Mau kemana lo ga?" tanya Alvian yang melihat Arga hendak mencapai pintu keluar kelas. Karena tidak biasanya Arga keluar kelas tanpa mengajak teman - temannya.
"Mau pulang males gue belajar" Jawab Arga enteng dan langsung mendapat hadiah pulpen terbang yang tepat mengenai kepalanya.
"Anyingggg..." Arga melotot kemudian berbaik melihat ketiga temannya yang tertawa terbahak – bahak.
"Bolos gak ngajak – ngajak lo mah" Ucap Reno yang kini berjalan mendeketi Arga. Arga memutar bola matanya "Gue mau jemput Alesya"
"Lah emang dia dimana?" kali ini Alvian yang bertanya. Surya yang duduk di sebelah Alvian hanya menyimak percakapan teman – temannya. Mereka memang terbiasa pergi ke kantin setelah semua anak sudah pergi duluan, memang sengaja supaya bisa tebar pesona saat orang – orang sedang duduk di meja kantin. Seolah sedang berjalan diatas red carpet, namun kenyataannya berbanding terbalik.
"Cafe Triniti, dah kalian ke kantin duluan aja tar gue nyusul!" Kata Arga, lalu pergi meninggalkan teman – temannya yang hanya diam memandang kepergian Arga.
"Alesya itu sepupunya Arga kan?" akhirnya sang Surya bersuara, kemudian memandang Alvian yang mengangguk seolah mengatakan iya dia sepupu Arga
"Kantin yuk cuy, udah laper gue" Ajak Reno yang kemudian disetujui oleh Alvian dan Surya.
***
Sepeda motor Arga terparkir rapi di depan Cafe Triniti, kakinya melangkah masuk dan kemudian matanya memutar ke seluruh penjuru mencari sosok Alesya. Sampai di titik ia melihat Alesya sedang duduk memainkan gadgetnya sambil tersenyum. Arga berjalan menghampiri meja Alesya dengan sangat santai.
"Woi ngapain lo senyam senyum kaya orang gila" Arga yang kini sudah menarik kursi di hadapan Alesya.
Ucapan arga sontak membuat Alesya kaget, pasalnya Alesya sedang melihat foto – foto Surya yang ada di Instagram dan tidak menyadari bahwa Arga sudah sampai. Kemudian Alesya buru – buru meng-close aplikasi tersebut lalu berkata sambil memandang Arga yang kini ada di hadapannya."Ga, tadi gue telat terus pak Adhi gak ngijinin gue masuk yaudah gue jadi bolos deh. Sekarang lo temenin gue disini dong, lo kan udah biasa bolos tuh jadi gak masalah dong ya temenin gue bolos hari ini hehehe.."
"Tapi ada syaratnya" Ucap Arga dengan senyum yang terpampang di wajahnya.
"Apaan? Jangan aneh – aneh ya ga"
"Traktir gue makan sepuasnya disini"
"Yaelah tokonya gue bisa beli sekalian buat lo"
Akhirnya Arga memutuskan untuk tidak kembali ke sekolah, ia menghubungi Reno dan meminta untuk memberikan alasan bahwa dia tidak enak badan kepada guru yang mengajar, sekalian untuk meminta agar Reno membawa pulang tasnya yang masih ada di sekolah. Emang si Arga nyusahin banget.
Bisa dikatakan Alesya dan Arga menghabiskan waktu yang cukup lama di cafe tersebut. Mereka membicarakan banyak hal layaknya seorang teman biasa, walaupun kenyataannya mereka saudara sepupu. Kemudian detik selanjutnya mereka tertawa yang menyebabkan semua orang memperhatikan mereka dari kejauhan. Di saat mereka sedang asik bercerita Alesya teringat sesuatu. Fajar.
"Arga"
"Apaan?"
"Lo kenal Fajar? Anak IPS 2"
Entah kenapa ekspresi wajah Arga berubah, seolah ia tak suka Alesya bertanya tentang Fajar."Kenapa lo tanya dia?"
"Karna tadi dia nemenin gue makan sebelum gue kesini ga, dia ternyata baik bang ..."
"Pulang sya sekarang." Tiba – tiba Arga memotong ucapan Alesya sambil bangkit dari tempat duduknya. Alesya merasa aneh kenapa Arga seperti ini, bukankah sebelumnya ia baik – baik saja?
"Tapi ga.."
"Pulang!" Arga membentak Alesya di depan semua orang. Ini pertama kalinya Arga marah bahkan dengan alasan yang tak diketahuinya. Apakah menanyakan Fajar adalah sesuatu yang salah, tapi dimana letak kesalahannya? Alesya hanya ingin tahu. Disaat seperti ini entah kenapa Alesya tak dapat membantah Arga, ia mengikuti laki – laki itu berjalan menuju parkiran.
"Sya gue minta lo jangan deket – deket Fajar, sebaik apapun orang di mata lo belum tentu kenyataanya sama"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
FANA
Teen FictionSurya Ramandha Prameswara. Murid laki - laki yang menjadi harapan seorang Alesya Putri Prameswari dalam hidupnya. Ketika harapan berubah menjadi perjuangan dan perjuangan berubah menjadi keputus - asaan, hingga luka yang melukis kisahnya. Walaupun i...