Cerpen - Jeritan Sang Monster

17 2 0
                                    

Di suatu daerah pinggiran desa, hiduplah dua anak yg tinggal di sebuah rumah kecil di pinggir danau. Kedua anak itu bernama Grey dan Ranz. Mereka berdua telah ditinggal oleh orang tua mereka sejak kecil, sehingga mereka harus menghidupi diri mereka sendiri.

Hingga usia mereka 10 tahun, mereka terus berjuang bersama dalam suka duka melewati kerasnya hidup di alam liar tanpa pendamping, walaupun bukanlah saudara kandung. Meski begitu, mereka hidup dengan cukup bahagia dan saling bahu-membahu.

Seperti halnya anak-anak usia 10 tahun, mereka terkadang bermain dengan apa saja di sekitar mereka yang bisa dimainkan. Terkadang mereka bisa berenang berlama-lama di danau untuk bersenang-senang dan mencari ikan untuk makan malam. Walaupun begitu, ada kalanya mereka bosan dan hanya berbaring di rumput menatap kanopi hutan.

"Hei Grey."

"Mmmm?"

"Aku bosan, aku ingin main dengan anak-anak di pusat desa."

"Sebaiknya jangan. Mereka hanya akan meledek dan membully kamu. Kita ini cuma anak miskin yatim piatu, tidak sederajat dengan mereka."

"Yah bener sih. Tapi aku ingin sekali mencoba sesekali..."

Mendengar nada sedih sahabatnya, Grey pun termenung. Ia ingin membantu sahabatnya itu. Tapi apa yang bisa dia lakukan? Dia pun hanya bisa terdiam.

Tapi kemudian, secara mengejutkan Ranz pun berdiri. Sontak Grey pun kaget dan ikut berdiri.

"AKU PUNYA IDE!!"

"Whoaaa!! Bikin kaget aja. Apanya sih?"

"Aku punya ide bagus agar mereka mau main denganku!! Tapi..."

"Ohh bagus sekali. Tapi apa??"

"Idenya sih bagus. Tapi aku butuh bantuan kamu, Grey."

"Begini...."

Ranz pun menjelaskan rencananya secara rinci. Raut muka grey yg awalnya gembira secara bertahap menjadi mengkerut.

"Tunggu bentar, maksudmu aku harus berdandan menjadi monster? Lalu menyerang anak-anak itu?"

"Iya!! Dan kemudian aku akan berpura2 melawan kamu, bersikap seperti pahlawan! Mereka pasti akan menerimaku yg telah menyelamatkan mereka!"

"Tapi.. bagaimana jika mereka tidak takut? Atau bagaimana jika ada orang dewasa yg melihat dan kemudian mereka malah ikut menyerangku??"

"Mereka pasti akan takut! Mereka hanyalah anak-anak desa yg hidup terlindungi, tidak pernah mengenal bahaya. Sedangkan orang dewasa, mereka kemungkinan akan memprioritaskan melindungi anak-anak. Kamu bisa lari pada saat itu!"

"Ehh gamau ah! Kamu kan tahu kostum seperti itu sangat susah dilepaskan dari dalam! Bagaimana jika kamu lupa datang dan seseorang melihat aku dalam pakaian monster?"

"Tenang saja! Aku tidak akan lupa! Aku pasti tidak akan lama!"

"Umm tapi..."

Grey sangat ragu dengan rencana ini. Ia tahu kalau Ranz sangatlah pelupa. Bagaimana jika ia keasyikan dan malah lupa menyelamatkannya? Selain itu dia juga takut jika aksinya ketahuan. Tapi Ranz terus memaksanya, dengan berbagai iming-iming dan bujuk rayu.

"Ayolah Grey, bantu aku. Aku akan membersihkan rumah selama sebulan!"

"Umm.."

"Aku juga akan memberikan setengah jatah buah-buahanku buat kamu!"

"Err.."

"Ayolah Grey, aku mohon!!!"

"Hhhh oke oke, aku mau. Jadi, kapan mau dilaksanakan?"

The Work Of STIOM ( Starting In Our Memories )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang