Cerpen - Inilah Dunia

94 20 3
                                    

Gemuruh kilat bersambaran, musim ini musim hujan. Seseorang perempuan sedang berdiri di samping jendela rumahnya. Parasnya cantik namun sayang, ia tidak bisa melihat sejak kecil, tapi walaupun begitu ia selalu ceria dan tak pernah mengeluh ataupun putus asa. Nama gadis itu ialah Raveira yang akrab dipanggil Rara, meskipun ia tak bisa melihat sejak kecil tapi kata dokter ia masih bisa melihat lagi jika ada seseorang yang mendonorkan matanya, dan ia berharap suatu saat nanti bakalan ada seorang malaikat yang bersedia mendonorkan matanya untuknya. Ia sempat putus asa karena ia tak akan bisa melihat lagi seperti orang lain. Aku tak ingin seperti ini terus, aku harus bangkit, aku tak mau putus asa, aku ingin melihat dunia batinnya. Sekarang ia masih berdiri disamping jendela sambil tangannya merasakan tangganya di tetesi hujan dan ia juga merasakan hembusan angin menerpa rambut lurusnya, perlahan ia merasakan pipinya terasa basah.

Tes... tes... 

Ia terkejut bahwa air matanya lah yang membuat pipinya menjadi basah, yang ia rasakan hanyalah kesedihan. Dan ia berdoa semua itu akan sirna dengan cepat, langsung dihapusnya air matanya dan senyumnya terlukis dibibirnya.

"Kamu tak apa - apa?"
Raveira yang kaget pun langsung menoleh ke arah sumber suara itu.  Dan ia mendapati sosok ibunya sedang berdiri dibelakangnya sambil tersenyum lembut.

"Aku..aku tidak apa - apa kok bu" jawabannya sembari memeluk ibunya.

"sedang apa kamu disini nak?Ibu memanggilmu dari tadi, dan kenapa kau menangis?"

Raveira hanya diam dan malah memeluk ibunya "ibu..apakah rara bisa melihat lagi seperti orang lain ?"

Ibunya pun hanya tersenyum dan dan menyeka air mata Rara yang telah turun begitu saja di pipinya. "Kau pasti akan bisa melihat lagi nak, dan yakinlah bahwa kau bisa sembuh" ucap ibunya.

"Sampai kapan bu?" Ibunya pun lagi lagi hanya tersenyum

" sampai tuhan menjawab semua doamu dan sampai dokter mendapatkan donor mata untukmu"

***

Keesokan harinya ibu Raveira dapat telfon dari pihak rumah sakit bahwa Raveira telah mendapatkan donor matanya. Raveira sangat bahagia bahwa dirinya telah mendapatkan pendonor mata meski telah sekian lama menunggunya. Dia tak ingin menyia nyiakannya, ia langsung berjalan tergesa gesa sambil membawa tongkatnya. Ibunya pun juga merasa sangat bahagia, dan tanpa berfikir panjang mereka langsung bergegas ke rumah sakit. Sesampainya disana, Raveira segera menyuruh ibunya untuk mengantarkannya menuju ruang dokter
"Permisi dok" ucap ibu Raveira
"Oh iya, silahkan masuk!" Suruh dokter.
Raveira yang merasa sangat bahagia pun tak bisa mengutarakannya lagi "ayo dok kita mulai operasinya sekarang juga" ucap Raveira
"Tenang.. tenang..., kita bakalan operasi hari ini juga kok, harap tenang dan bersabar dulu yah"
Dokter bersama suster dan termasuk Raveira segera masuk ke ruang operasi. Sedangkan ibunya hanya bisa menunggu dan berdoa di luar. "Yaallah, aku mohon berikan kelancaran pada operasi anak hamba" doa sang ibu. Akhirnya setelah sekian lama ibu rara menunggu dan akhirnya dokter sudah keluar "gimana  dok dengan keadaan putri saya?" Tanya sang ibu.
"Alhamdulillah, operasinya berjalan lancar, dan anda bisa masuk dan melihat putri anda" ucap sang dokter. Ibu Raveira  pun langsung masuk untuk melihat kadaan putrinya. "bu.. tau ngak, hari ini Rara bahagia banget bu!" Ucap rara dengan tawa bahagia. Sang ibu juga bahagia jika melihat anaknya bahagia.

***

Setelah 3hari pernah yang ada dimata Rara pun sudah bisa dibuka, itulah yang ditunggu tunggu rara ya, hari dimana iya bisa membuka matanya dan ia bisa melihat keindahan dunia termasuk ibunya.

"Apakah sudah siap?" Tanya sang dokter.

"Iya dok siap banget, saya udah ngak sabar"

dan perlahan dokter mulai membuka perban mata Raveira

"kalau saya bilang dari hitungan ke 1-3 buka mata kamu dengan perlahan yah" Raveira hanya mengangguk.

"Satu, dua, ti.. ga, buka secara perlahan!" Setelah mendengarkan ucapan dokter Raveira langsung membuka matanya secara perlahan dan..

"ibu..ini ibu rara kan?" Sang ibu hanya bisa mengangguk dan menangis bahagia.

"Akhirnya, rara  bisa melihat ibu, dan rara juga bakalan melihat hujan, dan melihat pelangi pokoknya rara bersyukur banget bu" sambil memeluk sang ibu.

-Amanda Azaria-

***

Event STIOMGroup yang diadakan setiap bulannya kembali hadir. Kami membawakan cerpen karya anggota kami. Uwuwww 🎉🎉

Silahkan beri vote dan comment kalian, karena hal tersebut kami gunakan untuk menentukan pemenang sampai batas waktu yang ditetapkan.

©STIOMGroup

See you 🎉🎉🎉

The Work Of STIOM ( Starting In Our Memories )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang