2 Februari 2020
Aku tergesa-gesa mengejar keterlambatan di waktu janjian bersama sahabatku saat menghadiri pernikahan kawan kantor lama kami. Kami butuh 2 jam perjalanan menuju lokasi acara.
"Eh ini kita mau makan dulu atau salaman dulu?" tanya Sari.
"Hmm... kan kita sebelum ke sini udah makan tadi di stasiun. Lu masih pengen makan emangnya?" tanyaku.
Sari tampak celingak-celinguk melihat pelaminan yang masih penuh antrean salaman.
"Kita cek makanan dulu kali ya, icip-icip lauk atau buah," ajaknya.
Kami pun menuju area prasmanan. Selanjutnya mencari bangku kosong untuk makan.
Ku lihat kawan-kawan lamaku. Ya mereka beda divisi denganku dan hanya berteman untuk urusan pekerjaan.
"Heh, apa kabar? Masih kerja di sana?" tanyaku pada Isak, iya basa-basi.
"Hei. Baik. Masih nih, belum resign hahaha," balasnya.
"Yowes, makan dulu yah," pamitku.
"Iya iyaa lanjut," balasnya.
++++
Ya, itu perbincangan terakhir aku dan Isak secara langsung. Ya emang cuma basa-basi. Karena aku mengenalnya, tak mungkin aku acuh saat bertemu. Begitu juga dengan teman-teman lainnya.
YOU ARE READING
Sebulan
RomanceKawan lama hadir di tengah kegelapan kisah sebelumnya, menghibur tapi hanya sejenak. Gejolak rasa untuk bersiap membuka lembaran baru runtuh sesaat tanpa kejelasan. Ini kah 'ghosting'?