HATI-HATI BANYAK RANJAU TYPO!
Mohon dimaklumi 😆
SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA KASIH ⭐️ DAN COMMENT YA!!"Selamat ulangtahun," ucap seorang bocah laki-laki sepantaran Nami dan Rin yang kini berdiri didepan pintu.
Nami sedikit terkejut. Ia tau Rin mengundang Alvino tapi ia tak manyangka bahwa teman barunya ini benar-benar akan datang.
Dan lagi dibelakangnya berdiri seorang wanita yang mungkin sepantaran dengan Nako. Dia tersenyum ramah, "selamat ulang tahun," ucapnya dan dari tangannya ia memberikan sebuah paper bag putih.
Nami menerima paper bag tersebut lalu membungkuk sembari mengucapkan, "terimakasih," disertai dengan senyum canggung.
"Hai Alvino, aku kira kau tidak datang," suara Rin muncul dibelakang Nami dengan gembira. Gadis itu mendekat kearah Nami, "lebih baik kau ajak dia masuk," bisiknya pada Nami.
Nami memang ingin menyuruh mereka masuk, tapi Rin lebih dulu muncul jadi dia belum sempat mengucapkannya.
"Silahkan masuk" tawar Nami dan langsung direspon anggukan oleh 2 orang tersebut.
Nami dan Rin masuk lebih dulu. Semua orang di meja makan langsung melihat 2 bocah itu. Tak lama mata mereka beralih pada seorang anak laki-laki yang berjalan dibelakangnya.
Siapa dia?
Batin Nako penasaran.Namun rasa penasarannya tak berselang lama ketika sosok dibelakang anak laki-laki itu muncul dihadapannya. Jantungnya serasa berhenti berdetak. Begitu juga Kenzo yang langsung membelalakan matanya saat seseorang yang sangat familiar bagi mereka berdua kini berdiri tepat dihadapannya dengan ekspresi yang tak kalah terkejutnya.
Kenzo langsung menengok kearah Nako yang ada disebelahnya. Dan benar seperti dugaannya, Nako.. ketakutan.Tubuh gadis itu menegang, tatapan matanya terkejut sekaligus takut, dan tangannya sudah mencengram bajunya kuat.
"Selamat sore," suara wanita itu terdengar. Dan Kenzo spontan melihatnya yang ternyata juga menatap Nako dan Kenzo tak kalah terkejutnya.
Tapi buru-buru Kenzo membungkuk singkat begitu juga dengan Rara, tapi tidak dengan Nako yang kini malah menunduk menahan gejolak didalam dadanya.
"Sini-sini duduk," ucap Rara mencoba mengurasi perasaan canggung yang tiba-tiba terasa begitu mencekam. Nami dan Rin sudah duduk di posisinya. Dan kini sepertinya ia kekurangan kursi untuk duduk.
"Hai Kenzo, dan.... halo Nako, lama tidak bertemu,"
Nako benar-benar tak berkutik. Suara itu seakan membawanya kembali kemasa kelamnya. Suara penuh penyiksaan. Rasa sakit menusuk nusuk hati Nako. Semua kenangan yang dia perbuat muncul dibenak Nako.
Nako.. Tenang!! Ini hari spesial Nami! Kau harus tetap kuat!
Batin Nako.Ia mendongakkan kepalanya perlahan, berusaha memberanikan diri menatap pemilik suara itu.
Saat tatapannya bertemu. Ternyata semua diluar dugaan Nako. Kilat mata itu, langsung melukainya. Semua perlakuannya dimasa lalu berputar diingatan Nako. Hentikan! Bentak Nako dalam diri, mencoba menghentikan memori kelam yang terus berputar.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Heart That Screamed
FanfictionNako ingin memiliki hidup normal. Tanpa harus menahan sakit, tanpa harus bersembunyi, tanpa harus berlari kencang. Masa kelam SMA selalu menghantuinya. Mengubah sifatnya. Menambah rasa takutnya akan sebuah kata percaya. Diam. Adalah cara terbaik ba...