BALI, JULI 2014.
"Kalyaaa! buruan deh ah, nanti sunsetnya keburu abis, terus ga sempet foto-foto deh!" teriak Caca dari balkon hotel.
"Iyaaa, ini gue nyari sendal jepit gue, duh mana ya" balasku sambil merogoh koper biruku.
Aku dan Caca bersahabat sejak masih dibangku sekolah dan dengan kebucinan kami satu sama lain, kami memutuskan satu kampus walau beda jurusan. Aku memilih Arsitektur dan Caca memilih Desain Komunikasi Visual disalah satu kampus swasta di Jakarta.
"Nah ketemu! ayo!"
Pantai kuta, dapat ditempuh berjalan kaki dari hotel kami. Setibanya disana, kami berlari menuju bibir pantai melihat terbenamnya matahari dengan semburat jingga disekelilingnya. Kami terdiam sesaat menikmati momen alam tersebut sampai cahaya indah itu menghilang tergantikan keremangan malam.
"Ca, gila!" ucapku membuyarkan lamunan caca. "hah?apa?" jawabnya kaget sambil melihat sekeliling.
"Gila gue ganyangka ca, harus liat sunset yang sangat-amat-teramat romantis tadi sama lo, iyuuuuh" aku segera berdiri dan berlari menghindar sebelum caca melayangkan bogemnya padaku.
"SINI LO! JANGAN KABUUR" teriak caca berusaha berlari mengejarku.
"AHAHAHA CA AMPUN CA UDAHA-" buggh!
aku jatuh tersungkur dipasir dengan wajahku mencium pasir. duh sakit
aku berusaha berdiri sambil membersihkan pasir dilututku.
"aduh maaf maaf, kamu gapapa?" ucapnya berusaha melihat keadaanku, suasana pantai yang remang sepertinya menyulitkannya melihat wajahku yang tertutup rambut. aku pun mengangkat kepalaku untuk melihat orang yang aku tabrak.
"pfftt ahahahha" dia terlihat geli menahan tawa setelah melihatku menatapnya. "maaf maaf aduh muka kamu tuh pasir semua" aku yang menyadarinya segera menghapus pasir yang ada diwajahku, lalu tersadar "Heh! bukannya minta maaf!" walaupun aku sadar, sepertinya aku yang menabraknya tapi aku gaterima diketawain.
"kamu yang nabrak kok" balasnya lugas dengan tersenyum jail. nahloh ganteng
aku menggelengkan kepalaku keras untuk menghilangkan pikiran anehku."kamu gapapa?pusing?aduh sorry sorry" kali ini wajahnya terlihat khawatir. "oh nope! its okay, im okay. saya yang minta maaf udah nabrak, maaf banget ya...mas?" ucapku ragu.
"WOI KAL! tadi pas lagi ngejar lo, gue liat ada ibu-ibu nawarin souvenir lucu gt, terus gue ladenin tuh, kal gila barangnya lucu-lucu banget pasti lo suka terus ada ituloh apatuh pajangan yang dirajut-rajut gitu duh gue lup...eh? bapak siapa ya?lo kenal kal?" udah ga heran caca ngomong tanpa koma dan galiat situasi, aku menghela nafas pasrah.
"halo, aku Abit, panggil Abit aja gausah bapak, aku masih muda kok haha"
aku bertatapan dengan caca berusaha bertelepati.
pede nih orang.
"hai gue caca, dan ini temen gue kalya, yaampun kal, kok muka lo gitu hahaha azab ya lo ngeledekin gue" aku hanya memasang muka bete.
"BIT! ABIT! AYO" teriak seseorang dari kejauhan.
"oh aku duluan ya, sekali lagi maaf" ucapnya lalu berbalik menghampiri temannya, baru 2 langkah dia berbalik kembali menghadapku dan mengusap hidungnya. "ha?" ucapku tidak mengerti. dia kembali mengusap hidungnya. "oh!" aku yang mengerti langsung mengusap hidungku yang ternyata ada pasir. ah malu
"yak gue nyamuk disini" ucap caca sarkas.
"apaansi ca, yaudah yuk ke hotel mandi, gila badan gue lengket banget" aku berjalan meninggalkan caca dibelakang.
"woi! kebiasaan nih anak" caca belari mengejarku.
------
"tadi siapa kal?" ucap caca sambil memasang masker diwajahnya. aku yang sedang tiduran sambil scroll sosmed dihpku tidak menghiraukan pertanyaannya.
"KAAL" rengek caca semakin menjadi, "duuh gatau ca, ga sengaja tadi gue tabrak pas gue kabur dari lo" jawabku ogah-ogahan.
"ganteng ya kal, gue iseng aja tadi manggil pak xixi tapi kayaknya emang lebih tua dari kita"
"hmm gatau deh" balasku sambil membalas chat Hilman
kamu lagi apa sekarang?
-------
Halo! ini tulisan pertamaku (yang dipublish) hehe
hope you guys enjoy it!
KAMU SEDANG MEMBACA
ineffable.
ChickLitis about founding love in unexpected ways. menghadapi rasa ragu dan takut akan sesuatu yang mungkin saja baik bagimu, namun tidak terlukiskan.