Hilman

6 1 0
                                    

JAKARTA, AGUSTUS 2015

Semester 8. kami disibukkan dengan beban akhir perkuliahan yang biasa disebut SKRIPSI. mulai dari menentukan topik, masalah apa yang akan diangkat, observasi dan lain lainnya. PUSING!

Setelah melakukan asistensi alot dengan dosen pembimbing skripsiku, aku memutuskan ke kantin untuk mengisi perutku yang sudah berisik minta diisi sejak pagi tadi. Siang ini kampus cukup panas walaupun banyak pohon disekitarnya, green campus, katanya. Aku sudah membayangkan segarnya es teh manis selama menuju 'kantek' yang merupakan singkatan dari Kantin Teknik. Aku tidak tau sejak kapan sebutan itu ada, tapi sepertinya sudah lama sekali dan sebenarnya cukup memudahkan kalau ditanya mau kemana kan?

"KAL SINI!" Teriak Abe dari meja pojok yang dinaungi pohon ceri diatasnya. aku memberikan isyarat tunggu padanya. aku menghampiri warung mang utap untuk membeli gado-gado dengan nasi dan ekstra kerupuk, ga lupa es the manis!

"gimana bimbingan lo? jelek bener muka lo ditekuk gitu" sahut Abe setelah aku duduk didepannya dengan es teh manis ditanganku. Abe sahabat laki-lakiku sejak aku menginjakkan kaki dijurusan arsitektur. kulit putih, rambut acak-acakan khasnya dengan kaos hitam polos yang sering dipakainya, eits bukan jorok, kurasa ada puluhan kaos hitam dilemarinya :). Dengan paras dan penampilannya yang simple tapi bersih, membuatnya banyak diidolakan junior dikampus.

"haduh gue disuruh observasi lagi ke objek penelitian gue, tapi yang bikin gue badmood adalah gue kelaperan gabisa mikir, gue iyaiya aja tadi" aku menyeruput es teh manisku yang sudah jadi duluan, lalu melirik warung mang utap penasaran, apa makananku sudah siap.

"sabar gila! yaudah lo kapan observasi lagi?gue temenin deh"

"luaper buanget you knoww, eh gue perginya sama hilman hehe"

"ha he ha he, ngedate lo namanya, bukan observasi" cibir Abe.

"bawel lo! eh udah dateng, makasih mang" aku pun segera menikmati makananku tanpa babibu.

"kesetanan nih cewe, pelan-pelan makannya!, eh itu caca sama Iza, CA! ZA! SINI!"

"kantin teknik punya lo kali ye" sindirku melihat kelakuan Abe yang berteriak di kantin.

"HAI CINTAKU KALYA, seger deh kalau ke kantin teknik, cogan semua euy" ucap Caca melihat sekelilingnya dengan berbinar. aku menggelengkan kepalaku jengah.

"Be, pesenin gue mie yamin dong, gue kan tamu dikantin sini"

"ye bacot, pesen sendiri lah" sahut Abe. Caca mengerucutkan bibirnya sok imut

"jelek banget, gue aja yang pesen, gue juga mau mie yamin" Iza bergegas berdiri untuk memesan.
Iza. Cowo cool satu jurusan dengan Caca di DKV. Caca bilang, kalau dulu dia ga ngajak ngobrol saat ospek, nih cowo gapunya temen sampe sekarang. Kayaknya ga gitu deh, tingkat kepedean Caca emang diatas rata-rata.

"MINUMNYA SAMAIN" teriak Caca yang membuat beberapa orang dikantin menoleh.

"aw malu, gue diliatin" ucap Caca yang disambut gelak tawaku dan Abe. Sarap

Tak lama, pesanan Caca dan Iza pun sampai, mereka asik menikmati makanannya masing-masing. biarin, laper ngomong mulu.

Tepat pada suapan terakhirku, seseorang duduk tepat disamping kiriku dengan ciri khas wangi woody yang memanjakan penciuman. Hilman Ginandra. Mantan ketua himpunan teknik sipil yang memiliki perawakan tegas dengan rambut gondrong sebahu. Sangat tipikal cowo teknik memang. dia adalah pacarku sejak tingkat 2, terhitung sudah hampir 3 tahun kami bersama.

"halo semua" suara bass namun ramah yang keluar dari mulutnya, membuatku tersenyum.

"udah selesai rapatnya?" ucapku sambil berusaha meraih rambutnya yang susah payah ia halau agar tidak menutupi matanya. Aku pun berinisiatif, kutarik ikat rambut hitam ditangan kanan dengan gigiku dan mulai mengikat rambut gondrongnya.

ineffable.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang