"Hey, udah? kenapa muka kamu?" tanya Hilman sedetik setelah aku masuk ke mobilnya.
"ha? eh gapapa kok, udah yuk cabut" sahutku sambal meraih seatbelt disebelah kiriku.
Bayangan kejadian setahun lalu berkelebat dibenakku.
Abit..Abit?!
Momen singkat memalukan dengan orang asing dan di Bali? (FTV bangetsiihhh). Jujur kejadian itu, hanya kuingat sedikit, benar-benar sedikit, kecuali bagian aku jatuh tersungkur :)
Siapa yang bisa melupakan momen memalukan dihidupnya kan? tapi orang ini? Abit, wow wait, Ini bukan Abit yang kuingat saat momen itu, dengan tampilannya yang lebih mature dan ehem ok umm irresistible.
"Helloww, kamu kenapasih aku ajak ngomong diem aja" ucap Hilman dengan bibir bawahnya yang maju 2 senti.
"Eh kenapa-kenapa? maaf aku ga fokus, aku mikirin itu observasi aku tadi" yaa tidak sepenuhnya bohong kan?
"Ooh, itu lho Mba Nina, semenjak tunangan malah jadi suka ngomel-ngomel, aku kena mulu, kata mama sih stress ngurus keperluan resepsi, tapi tetep aja baweel" curhat Hilman tentang kakak perempuannya, Mba Nina. Beberapa minggu lalu, mba Nina baru saja dilamar oleh seorang pria Manado. Aku dan mba Nina sudah cukup akrab, 'Hilman tuh ya nurut sama kamu doang' kalau aku kerumahnya, tidak sekali dua kali aku mendengar ucapan itu.
"Iya, mba pusing pasti ngurus gaun, catering, gedung, aku aja ngebayanginnya pusing hih, kamu baik-baikin mba aja pijitin tuh"
"gamau" Hilman menggenggam tanganku dan menciumnya pelan. "by bentar lagi kan kita lulus kuliah, nanti kalau udah selesai, liburan bareng yuk?"
"random banget kamu, skripsi kamu tuh kelarin dulu, biar seengganya sampe minggu depan skripsi kita kelar" ucapku serius.
"iyaaa minggu depan aku kelar, tapi kamu mau kan?liburan bareng?" sekali lagi ia mencium tanganku dengan pandangan fokus ke depan.
"iyaa boleh, bener kelar ya kita?"
"iyaa baweel" kali ini rambutku yang kena sasaran, ia mengacak rambutku yang disusul rengekanku.
-------------
Pertemuanku dengan Abit untuk yang kedua kalinya membuatku MALU TOTAL.
"hahah kamu apa kabar?lucu ya, setahun lalu ketemu ga sengaja sekarang ketemu lagi" ucapnya sok akrab.
"eh?iya pak" masa aku panggil Abit? kan posisinya aku mahasiswi dikantor dia, iyakan?
"duh panggil Abit aja kali, kamu kebiasaan di sekolah manggil guru ya?" WHAT DI SEKOLAH?
"maaf pak-eh Abit, saya mahasiswi tingkat akhir dan disini sedang melakukan penelitian skripsi" ucap ku kalem.
"Oh hahahah maaf-maaf aku kira kamu anak sma" HE
aku melempar bantal tidurku kearah pintu untuk menghilangkan bayangan kejadian pagi tadi.
GUE DIBILANG ANAK SMA WOI?? MANA SOK AKRAB LAGI
Aku menarik selimutku dan menenggelamkan diriku didalamnya. auk ah!
------
"Bentar, Abit yang dulu lo tabrak di pantai? pas lo lagi lari menghindar dari gue?ABIT ITU??"
"SSSTT..gausah teriak! iya Abit mana lagi emang" Ucapku sambal melihat sekeliling. Saat ini, kami sedang berada di studio arsitektur. Seperti biasa, dan memang sudah tabiatnya, Caca main ke studioku kalau lagi break makan siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ineffable.
ChickLitis about founding love in unexpected ways. menghadapi rasa ragu dan takut akan sesuatu yang mungkin saja baik bagimu, namun tidak terlukiskan.