Sarapan

58 24 16
                                    

TYPO DIMANA-MANA👣
.
.
.
Mari saling menghargai, don't forget click votenya!!!!!
...
...
Tinggal kan jejak commentnya manis :)

.
.
.

Tangan mungil itu sebenarnya tak terlalu erat menggengam tangganya, Raga bisa saja melepaskannya tapi entah lah Raga seperti menemukan rasa nyaman disana.
.
.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Neha dan Geby sudah menyelesaikan tugasnya memasak nasi goreng ayam. Meninggalkan Celine, Lisa dan Keara berserta abang kesayangannya itu, untuk menyiapkan sarapan sedang mereka berdua memilih untuk segera mandi.

Beberapa langkah diluar sana mulai terdengar lebih ramai dari sebelumnya. Keara memutuskan untuk melepaskan tangannya yang sedari tadi menahan pelukan Raga, berharap orang yang sedang sibuk melihat hasil masakannya dengan mata lapar itu paham bahwa situasi mereka sekarang bisa saja membuahkan gosip-gosip yang empuk untuk dinikmatin temen-temen laknad mereka.

"Abang ihh... pegel tau pala key" ucap Keara sambil menengokkan kepalanya ke atas yang terasa berat karna beban dagu pengeran impiannya itu.

"Lepas jangan?"

"Lepas lah, tar aku makin pendek gimana?"

"Kan key udah dari lahir pendek"

"ABANG IIHHH!!" cubitan keras mendarat dipinggang Raga, tak main-main rasanya seperti ginjalnya habis di sobek paksa sama Keara.

"Aww!! iishhh.." serasa kebakar, Raga terus mengelus pinggangnya berharap usapannya dapat menetralkan sakitnya. "Perih ade!! kamu nyubit abang pake apaan tadi?" Raga meraih tangan adenya membolak-balikan telapak tangan Keara.

"Ga usah pegang-pegang!!" Keara menarik paksa tangannya menatap Raga dengan tatapan membunuh, lalu beranjak pergi mengambil beberapa piring yang sudah terisi tempura untuk diserahkan ke Lisa yang sedang sibuk membagi nasi goreng kepuluhan piring yang sudah tertata rapi dimeja.

"Eits... Jatah abang mana? laper...." Raga mengelus perutnya menampilkan tatapan paling memelas yang bisa diukir wajahnya.

"Bodo Amat"

"Aihh tar abang makin kurus gimana?"

"Abang kan udah kurus dari lahir" ujar Keara kelewat santai.

"Wasem kamu dek!!"

"Ini mah senjata makan tuan, yahh!!!...hahahaha" Lisa tertawa setelah dari tadi hanya sibuk mendengarkan. Celine? Jangan ditanya, ia sudah melanjutkan mimpinya dengan pintu kulkas sebagai sandaran.

Keara kok dilawan..

"Hahhahaha!!!!! sampe malu gua ngakuin lu temen ga" Aidan ikut nibrung entah sejak kapan, tangan kananya sudah memegang nasi goreng dan tangan lain sibuk memegangi perutnya yang sakit tak bisa berkompromi atas kekalahan Raga.

"Eh, upil bakwan. Kebiasaan ya ngunci anak orang diperpus. Pagi-pagi dah bikin anak orang nangis aee"

Keara dan Raga saling menatap, bingung.

"Gua dah minta maaf yee, tanya aja orangnya" Aidan berlalu wajahnya yang ceria tadi terlihat datar sekarang, dia emang terulung soal menyembunyikan ekspresinya.

"Siapa lis?" Keara pernah menjadi korban penguncian juga, pelakunya tentu sama; si Aidan Alviano. Keara malah kesenengan, ga tau aja si Aidan makanan sehari-harinya itu baca buku-buku berdebu. Katanya baca buku penuh debu itu bikin bangga, cuma dia doang yang nyentuh yang lain mah sekali liat aja udah eneg duluan, heran Keara.

Try AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang