15. benci

5 2 0
                                    

ANJING LO

ARGHHHHHHHH

BRAKK

Suara pintu didobrak dengan keras menampilkan seseorang pria tinggi dan tampan bernama Anders Bratajaya. "Woi lu ngapain bos, teriak malam malam gini. Mau pos ronda"tanya ander dengan tidak slownya. Bos yang anders makhsud tidak lain adalah varo. Varo hanya memutar kan  matanya karena ia juga sempat terkejud akibat dobrakkan keras anders.

Anders kesal karena setiap ia berbicara atau bertanya dengan varo pasti di kacangi atau dianggap hanya angin lewat. Anders pun sekarang melihat kearah varo, ia melihat varo sekarang sedang melamun seperti memikirkan sesuatu.

"Woii bos"teriak anders di salah satu telinga varo. Varo yang mendengar itu langsung membuyarkan lamunannya dan menatap anders dengan tajam. "Lu mikiri apa sih bos dari tadi" tanya anders dengan rasa keponya itu. Varo sebenarnya malam meladeni anders tapi apa boleh buat. "Gue hanya mikiri cewek itu."

Anders mengerjapkan matanya berkali kali setelah mendengar kalimat yang dilontarkan oleh varo tadi.

"Hah?! Buat apa lu pikiri tuh cewek bos"tanya anders dan mulai duduk di lantai bersama varo. "Gue mikiri dia karna, hm-" ucapan varo terpotong karena seseorang yang sekarang sudah ada di depan mereka yaitu angkasa.

Angkasa bersender di pintu dak melihat anders dan varo secara berganti-ganti an.
"Lu pada gak mau makan ye" tanya angkasa dan hanya di anggap angin oleh keduanya.

Tanpa berbicara sedikit kata pun, varo meninggalkan ruangan tersebut dan hanya di tatap oleh angkasa dengan bingung.

Angkasa melihat ke arah anders, dan anders malah memalingkan wajahnya dan bersiul mulai meninggalkan ruangan tersebut.

Tapi naas, ketika ia ingin keluar pintu. Ia terjatuh oleh adanya kaki angkasa yang menjulur ke depan.

Anders meringis akibat insiden jatuh tadi. "Klo jlan tuh pakek mata bukan kaki"ucap angkasa dengan tanpa bersalahnya. Anders cemberut dan baru menyadari "JALAN PAKEK KAKI DONGOK" teriak anders ke angkasa.

Varo sekarang sudah ada di kamarnya kembali setelah makan bersama dengan teman temannya, besok ia tidak akan sekolah karena ada suatu hal yang akan di bahasnya bersama dengan anggota Worewolf lainnya.

Varo berbaring di atas kasur nya dan berfikir apa ia harus tiada dulu biar orang yang ia sayangi bahagia? Kenapa orang lain bisa bertemu dengan orang tua mereka, sedangkan ia tidak? Dan pikiran lainnya.

Varo dengan tiba tiba bangun dan duduk di samping kasurnya itu dan mengacak-acak rambutnya dengan kasar.

Ia masih memikirkan wanita itu!!

Mulai sekarang ia benci dengan wanita itu!!

Ia akan segera mengambil barang itu!!

Dan mulai sekarang jaga jarak!!

Gue benci dia?!

Apa menurut kalian semua varo bisa melakukan itu? Entahlah apa yang akan di lakukan oleh varo.

Dengan secara tiba tiba varo menangis.
Seorang varo, pria yang di kenal dengan kekejaman nya itu menitikkan air mata.
Apa yang membuat varo bisa begini?!

Ada 3 kemungkinan....
Yang pertama ia lelah buat selalu tegas, tegar, berpura pura selalu baik di depan orang lain.

Yang kedua ia kecewa kenapa ia sekarang harus hidup di dunia ini. Kenapa ia tidak ikut bersama dengan ayah dan ibunya.

Dan yang terakhir adalah ia selalu iri dengan orang yang kehidupan ada keluarga yang lengkap, bisa bercanda riang tanpa adanya paksaan atau pun masalah.

Ya mungkin itu yang sekarang varo rasakan, karena sejak dulu varo sama sekali tidak merasakan kasih sayang dari kedua orang tua kandungnya.

Dari kecil ia selalu di ajarkan buat bermain dengan pistol, pisau, dan benda tajam lainnya. Kata ayah tirinya ia harus belajar itu buat menyelamatkan diri varo disaat ia besar karena dimasa depan ini ia akan mengalami banyak sekali masalah.

Dan terbukti selama ini, varo selalu di manfaatkan oleh ayah tirinya untuk melakukan sesuatu kejahatan.

Semua manusia pasti mempunyai masalah. Tapi...
Apakah masalah yang datang ke kita
Atau...
Kita sendiri yang mendatangkan masalah itu buat diri kita sendiri?!

Varo melihat di sekitarnya hanya ada satu cahaya yaitu cahaya terang yang di tampilkan oleh bulan.

Varo meranjak dan mulai ke arah balkonnya buat melihat cahaya itu. Ia melihat ke arah langit yang indah dimalam hari itu. Hanya ada bulan, tidak ada satu pun bintang yang membantu bulan buat menerangi malam hari ini.

Ia mengangkat tangannya kearah bulan, seperti ingin menggenggam bulan tersebut.

Tapi sayang ada satu telfonan dari seseorang yang membuat varo mengusap air mata yang ada di pipi nya itu.

Varo masuk dan mengambil handphone nya tersebut ada 25× panggilan tidak terjawab oleh laskar.

Dan varo pun mencoba menelfon balik laskar untung di jawab nya kali ini.

L : akhirnya bos lu nelfon balik gue

V : hmm, knp?

L : mending lu sekarang kesini deh bos,
Ada anak dari algar datang ke markas bos

Tangan varo menggenggam erat hingga uratnya hampir seluruhnya kelihatan.

V : okeh, gue skrng ke sna

L : cepet ya bos

Tanpa membalas ucapan dari laskar, varo mematikan telfon itu dan menyambar jaket, topi dan kunci motornya itu.

Saat di tangga ia berteriak "SEGERA KE MARKAS" dan varo keluar rumah disusul dengan teman temannya yang lain.

Varo langsung mengegas motor nya itu dengan kecepatan tinggi.

Tbc~

Jangan lupa tersenyum setiap hari ya
Karena senyuman kalian semua itu manis
Bahkan gula pun kalah manisnya
Jadi selalu tersenyum ya.
- Anders Bratajaya

Hyyy semua, nih author update

Jangan lupa vote dan komen sebanyak banyaknya ya>•<

See you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VIO AND VAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang