Wawan
Beberapa hari menjelang hari 3M Sedunia (Mules, Mual, Mau Pingsan), Violet yang terkenal suka manfaatin waktu dengan kegiatan aneh-aneh dan juga bakal dikenal sebagai calon istri gue, (here's come THAT BLOODY 3M) nulis daftar worst case scenario's di hari 3M itu.
"Apaan aja sih?" tanya gue kepo.
"Hmmmm, let's see, nomor satu, lo kabur."
Gue langsung merengut, "Kagaaaaak elah."
"Kan ini kalo," balas Vio santai.
"Ya kali masa gue ninggalin lo." Gue mencicit pelan lalu berkata lagi dengan volume lebih keras, "bisa jadi buronan seumur hidup gue."
"Nomor dua, lo amnesia terus gak bisa ijab kabul."
"Astaga...."
"Ketiga, hapalan ijab kabul lo kecampur ama catetan utang lo di warkop deket Komet."
"Gue gak punya utang!!!"
"Lunasin dulu, Gas. Biar tenang."
"EMANGNYA GUE MAU MATI?"
"Setiap manusia emang bakal mati, Gas." Vio geleng-geleng sok prihatin, tapi matanya langsung memicing tajam lagi, kalah piso si ibun, "Tapi lo bener udah ngapal kan? Awas salah nama."
"Aduh, emang siapa sih nama lo? Gue lupa nih," gue sengaja bikin dia kesel, "Violeta Marion Jola ya?"
Vio mendengus terus berkata sadis, "Ngimpi lo, Marion Jola mana mau sama kunyit asem."
Cemburu kek kalo gue ngomongin cewek lain, jangan gue mulu yang cemburu!
"Terus apaan lagi isi daftarnya?" Gue pura-pura nguap. "Penganten kebelet berak worst case nomor berapa?"
Vio pura-pura gak denger padahal menurut gue itu krusial! Kan gak lucu kalo pas lagi ijab kabul mules gue berevolusi bukan lagi mules grogi melainkan mules diare.
"Banyak deh pokoknya, ada lo telat bangun,"
Yaelah percaya deh, gue malah kayaknya cuma bisa tidur setengah jam.
"Terus ada gue keserimpet kain, kesandung karpet," Vio mendadak keliatan ngeri sendiri.
"Keseleo," tambah gue, "lo kan gampang keseleo kalo pake sepatu hak."
"Berisik! Gue udah latian jalan."
Vio kembali menekuni daftarnya dengan muka nyureng-nyureng, tanpa menyadari kalo gue... tiba-tiba pengen meluk dia. Gak tau kenapa.. tapi ngebayangin dia sebenernya banyak khawatir, segala ada drama gue gak siap kemaren, sampe dia bikin daftar kayak gini, terus dia... bela-belain latihan jalan.
Gue padahal kemaren nyaranin kita berdua pake sneakers aja, lagian ortu gue sama ortu dia sik asik aja kok, gak yang kolot gitu (meski pasti babeh Arzaq berkomentar: 'Rek nikah atawa upacara budak SMP euy?') tapi Vio bilang dia pengen pernikahan dia spesial. Vio sama kayak cewek-cewek kebanyakan yang punya dream wedding.
Beda sama gue yang dream wedding gue cukup dengan tidak diare atau pake celana kesempitan. AHA! CELANA KESEMPITAN! Harusya itu juga masuk daftar! Kan gak lucu ntar malem pertama isinya narik-narikin celana.
Eh... Kok gue jadi deg-degan, padahal cara meminimalisasi diare sejak dini adalah RILEKS.
Pelan-pelan gue narik notebook-nya Vio terus ngusek-ngusek palanya (setengah neke), "Dah, gak bakal kejadian kok yang lo takutin. Semoga."
Vio bengong sementara gue melanjutkan, "Everything's okay, okay?"
Dia tambah bengong dan panik, "Sumpah, GUE BELOM MASUKIN KEMUNGKINAN LO KESURUPAN DI DAFTAR. MANA UDAH KESURUPAN DARI SEKARANG LAGI LO."
YOU ARE READING
Unluckily Lucky
Cerita Pendeklucky i'm in love with my best friend. (another Komet 101's side story)