Salwa masih memeluk erat Marsel, Marsel membalas pelukan Salwa dengan tulus. Salwa senang karena ia belum terlambat menyusul Marsel.
"Maafin sikap gue yang kekanak-anakan," ucap Salwa dengan memeluk Marsel.
"Iya, gue akan batalin semua rencana pindah gue demi lo," ucap Marsel dengan menatap Salwa, Salwa tersenyum manis ke arah Marsel.
Salwa bisa merasa lega karena Marsel tidak jadi pindah, namun entah mengapa perasaan Salwa tidak tenang. Mengapa Rida tidak menceritakan semuanya kepada Salwa? Entahlah, yang terpenting Salwa sudah bersyukur karena Marsel tidak jadi pindah.
***
Hari ini Salwa berangkat bersama Marsel, ia membawakan sekotak kue untuk Marsel. Salwa memasak kue itu dengan rasa cinta dan berharap agar Marsel suka dengan kue buatannya.
"Ini buat lo, semoga lo suka ya," ucap Salwa dengan tersenyum manis ke arah Marsel. Marsel menerima bekal itu dan segera pergi menuju kelasnya.
Bel istirahat berbunyi, Salwa berjalan ke kantin sendirian karena Aida sedang ke toilet. Salwa bertemu dengan Rida di tengah kooridor.
"Ayo ikut gue," ucap Rida dengan menarik tangan Salwa.
"Kemana?" ucap Salwa dengan santai.
"Ikut aja cepetan," ucap Rida dengan menarik tangan Salwa lebih kencang. Salwa berusaha melepaskan tangannya namun gagal, cengkraman tangan Rida terlalu kuat.
Rida membawa Salwa ke gudang sekolah yang sepi, Salwa tidak tahu apa maksud Rida membawanya kesini. Rida tersenyum miring ke arah Salwa, Salwa masih bingung dengan sikap Rida kepadanya.
Rida mendekat ke arah Salwa dan mengajaknya ke dalam gudang, Salwa bingung dan takut akan sikap Rida. Salwa tidak percaya jika ini adalah Rida sahabatnya sejak smp.
"Lo mau ngapain gue?" tanya Salwa dengan suara yang bergetar.
"Lo masih nanya kalau gue mau ngapain? Lo ngapain ngerusak hubungan gue sama Marsel?" tanya Rida dengan menatap Salwa tajam.
"Siapa yang ngerusak? Gue bahkan nggak tau kalau lo ada hubungan sama Marsel di masa lalu," ucap Salwa dengan bercucuran keringat.
"Halah, alibi lo doang kan? Gue nggak suka apa yang jadi milik gue direbut sama orang lain, sekalipun orang itu adalah sahabat gue sendiri. Persetan orang mau ngomong apa sama sikap gue, tapi intinya gue nggak suka lihat lo sama Marsel! Mending lo jauhin Marsel kalau lo mau hidup tenang!" ucap Rida dengan penuh amarah, ia menendang semua yang ada di hadapannya.
"Lo ternyata nggak punya hati ya? Kemana Rida yang dulu gue kenal?" tanya Salwa dengan menatap Rida.
Rida langsung mengikat Salwa di kursi yang ada di gudang sekolah, Salwa tidak bisa bergerak karena semua badannya terikat oleh tali tampar. Mulut Salwa ditutup dengan lakban sehingga membuatnya tidak bisa teriak untuk mencari pertolongan.
Marsel bingung mencari keberadaan Salwa, ia tidak melihat batang hidung Salwa di kantin. Ia memutuskan untuk mencari Salwa ke kelasnya. Marsel mencari Aida teman dekat Salwa.
"Aida, lo lihat Salwa gak?" tanya Marsel dengan tergesa-gesa.
"Loh? Bukannya tadi dia bilang mau nyusulin lo ke kantin? Tadi gue ke toilet bentar dan dia nyusulin lo ke kantin," ucap Aida dengan ekspresi wajah kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Moonlight [Marselino Ferdinan] // (Hiatus)
FanficDi suatu keadaan, aku sangat membencimu namun aku juga sangat menyayangimu. Kapan aku bisa melupakanmu? Apakah nantinya aku berhasil melupakanmu? Atau malah tidak sama sekali? Apakah aku terlalu munafik jika aku mengatakan tidak mencintaimu? Namun...