4. THE MAN WITH THE GUN. (Option B)

1.7K 111 10
                                    

Selamat datang di cerita no 4. Ini adalah lanjutan dari cerita no 2 jika kalian memilih pilihan B di bagian tersebut. Rasakan dan nikmati alurnya, semoga TIDAK MENYESAL.

********

Carter menepis tangan remaja itu dari bahunya, berpaling ke arahnya. "Hal yang sama juga akan terjadi pada kalian jika tidak segera pergi dari sini!"

"Apa kau bilang?!"

"Bermainlah di tempat lain, dasar-pecundang!" Dengan cuek Carter lalu menegakkan sepedanya, hampir memeriksa beberapa bagiannya ketika anak lelaki tersebut tiba-tiba mendorong Carter sangat keras hingga tersungkur ke tanah.

"Kau berani melawan kami?" Bocah si pembawa belati mendekati Carter dan meletakkan kakinya ke atas perut Carter. "Tidak seharusnya kau menentang kami, kami sudah bilang hanya ingin bermain denganmu, apa itu salah? Huh?" Ia membungkuk, menepuk-nepuk pipi Carter.

Carter yang tak tahan langsung mengangkat kaki itu sekuat tenaga, menyingkirkannya hingga membuat bocah yang tak tahu menahu dari mana asal-usulnya tersebut terjungkal.

Tak berhenti sampai di situ saja, Carter lalu memanfaatkan kondisi anak lelaki besar yang ambruk itu untuk menyerangnya habis-habisan. Ia bangkit dari tempatnya, menduduki perut bocah itu dan tak segan melayangkan tinjuan.

Kepalan tangannya menghantam keras tepat di pipi kanan lawannya. Sekali, dua kali, Carter hampir melayangkan tinju untuk yang ketiga kali ketika tiba-tiba anak itu mulai menyerangnya juga. Ia melihat lawannya tersebut mengayunkan pisau dan hampir menusuk bahunya, namun ia dengan cepat menahan pergelangan lelaki muda itu.

"Kau..-"

"Mati kau bocah si*lan!" Seru anak itu yang kemudian disusul oleh sorakan anak-anak lain yang berdiri di sana. Mereka bertepuk tangan dan melemparkan kata-kata makian terhadap Carter.

"Ayo Jake! Beri pelajaran pada tikus kecil ini!"

"Buat dia cacat! Buat dia tak berani melawanmu!"

Mereka bersahut-sahutan mengujar kalimat apapun seperti penonton di pertandingan gulat. Jake, si anak pembawa belati yang kini lebih kuat mengerahkan tenaganya, akhirnya dapat menyerang Carter dengan belatinya.

Meski tak sampai tertusuk, namun mata belati itu berhasil merobek kulit lengan Carter cukup parah, bahkan membuat lengan bajunya sobek. Tak berhenti dengan itu, Jake lalu mendorong badan Carter menyingkir dari tubuhnya, kemudian bangkit berdiri dan mengayunkan beberapa tendangan pada Carter.

Dua anak lelaki lain yang melihat itu semakin keras bersorak, salah satu dari mereka bahkan ikut menghajar Carter sebelum seseorang yang kebetulan lewat di jalanan tiba-tiba menghentikan ulah brutal mereka.

Seorang pria tua dengan ford hitamnya berhenti tepat di dekat mereka. Ia turun dari mobilnya setelah mengambil sebuah senapan yang selalu ada di mobilnya dan menodongkan ke arah anak-anak itu.

"BERHENTI!" Serunya keras.

Jake dan kedua temannya yang tak sengaja melihat itu seketika berhenti mengeroyok Carter. Mereka segera mundur beberapa langkah dan mengangkat kedua tangan mereka.

"Woo.. Sabar tua bangka." Ujar Jake menjauhi Carter saat pria itu mendekat dan memeriksa keadaan Carter yang terkapar.

"Kau tidak apa-apa nak? Ulurkan tanganmu." Pria itu membantu Carter membenarkan posisinya. Carter menguatkan punggungnya untuk bisa duduk di tempatnya. Bercak darah dari lengannya membuat bajunya sangat kotor. Sedangkan memar dan bilur-bilur di beberapa bagian tubuhnya yang terlihat semakin memperburuk tampilannya.

Pria tua itu kembali berpaling pada Jake dan teman-temannya. "Apa kalian bermaksud membunuh anak ini?"

Jake memalingkan pandangan ke jalanan. Ia tak menyangka akan ada orang lain yang ikut campur seperti pak tua itu, apalagi dengan membawa senjata. Apa ulahnya terlalu buruk? 'Shit!'

"Dia yang memukulku lebih du..-"

"Aku bisa melaporkan kalian atas tuduhan penganiayaan."

"Tolong jangan!" Sahut anak yang paling gendut.

Tak lama John keluar dari tokonya sambil menggandeng dua gadis yang telah mengacak-acak seluruh perabotnya. Ia mendorong dua anak perempuan itu ke tempat Jake dan yang lain.

"Hei John, ada apa lagi ini?" Tanya pria yang membawa senapan.

"Anak-anak si*lan, mereka datang dan membuat kekacau.." Kalimat John terhenti ketika melihat kondisi Carter yang memprihatinkan. "Astaga! Apa yang telah kalian lakukan?!"

"Tenanglah, biar aku yang mengurusnya. Aku akan membawanya ke klinik terdekat untuk membalut lukanya." Tak berselang lama pria itu selesai dengan kalimatnya, Jake memanfaatkan kesempatan untuk berlari pergi menjauhi mereka disusul teman-temannya yang lain.

John meneriaki mereka namun remaja-remaja itu seperti kijang yang dalam sekejap menghilang begitu saja, mereka masuk ke tikungan di ujung jalanan dan tak terlihat lagi.

"BAGUS! AWAS JIKA KALIAN MELINTASI JALANAN INI LAGI!" Seru John sambil menendang rerumputan yang menjalar di dekat sepatunya.

Carter mencoba berdiri dari tempatnya, kakinya gemetaran menopang berat tubuhnya. Dan rasa nyeri menjalar di setiap persendiannya.

"Ayo, masuk ke mobilku. Aku akan mengantarmu untuk merawat luka-lukamu." Ujar orang tua itu yang kemudian menggiring Carter menuju kendaraannya.

--

Rasanya sangat nyeri ketika Carter sebentar saja merenggangkan tangan dari lengannya yang tersayat itu. Ia mengerang beberapa kali di dalam mobil itu, membuat pak tua yang tengah mengemudi tersebut menancapkan gas lebih kencang.

"Klinik terdekat masih beberapa blok lagi, sepertinya kau akan kesulitan." Ujarnya sesekali melirik lengan Carter. "Bagaimana kalau kita mampir ke rumahku saja. Aku memiliki alat-alat medis yang bisa membuatmu lebih baik. Aku juga mantan seorang dokter bedah. Jangan khawatir."

Carter diam untuk beberapa saat, entahlah, mungkin itu ide yang tak buruk juga. Setidaknya ia bisa pulang ke rumah dengan tampilan yang tak terlalu memilukan. "Baiklah, terimakasih pak..-"

"Clayton, namaku Edward Clayton." Pria itu tersenyum sambil sedikit mengusap pipi kanan Carter yang memar. "Dan.. Kuharap kau juga bersedia makan malam denganku sebentar saja. Kau butuh energi sebelum pulang ke rumah, nak."

...





Cerita berlanjut ke hal 6

NOT PINOCCHIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang