3. Pembahasan Lalu

8 0 0
                                    

"Karana ada hal yang harusnya kamu tau memang."
Ucap lelaki dihadapan ku dengan tenang.

"Maaf ya Gas, tapi jujur banget aku udah gamau tau lagi sebenernya."

"Apa karena sebentar lagi kamu mau menikah?"

"Iya itu salah satunya. Aku menghargai pasanganku saat ini. Untuk berdua sama kamu disini aja aku sebenernya tau kalo gabaik." Gabaik buat aku dan hatiku sebenernya ucapku dalam hati.

"Kamu takut goyah sama keputusanmu?"

"Hmm masih sama dengan Agas beberapa tahun lalu. Sok tau. Enggak sama sekali, pertemuan kita gabakalan ngubah keputusanku. Jadi kamu mau ngobrolin apa sebenernya?"Ucapku tak sabar.

"Beberapa tahun lalu , aku ga bener bener pengen pisah sama kamu. Cuma kamu yang bisa ngertiin aku. Sampai saat ini pun tolak ukurku milih pasangan tetep kamu."

"Kenapa gitu? Bukannya yang ngajakin buat akhiri hubungan itu kamu ya?"

"Iya emang aku, tapi bukan mauku. Aku tau kamu tipe orang yang gabakalan bisa jalanin hubungan jarak jauh. Yaudah aku mundur. "

"Boong banget lu, lu kan udah ada Lidya makanya minta udahan sama gue." Dih mencari pembenaran.

" Itu juga yang ingin aku luruskan juga. Aku sama Lidya deket emang karena kita masuk di kampus yang sama."

"Iyadeh terserah kamu. Terus cuma itu doang yang mau kamu obrolin?"

"Sepertinya kamu udah bener bener gamau sama aku lagi ya Del?"
Kulihat Agas menunduk. Andai dia ini kekasihku seperti waktu itu. Sudah pasti ku peluk. Lucu sekali imuuut.

"Mau yang kamu maksud itu yang seperti apa? Kalo berteman sih aku bisa banget."
Jawabku

"Ya mungkin emang sebatas itu kita seharusnya ya Del." Ucap Agas sendu.

"Hmmm. Ada lagi gak Gas?" Sungguh diposisi seperti ini membuat dadaku sesak sepertinya oksigen disini mendadak menipis karena suasana mencekam ini.

"Del."

"Hm?"

"Beberapa bulan lalu aku disana. "

"Dimana?"

"Di kafe tepat kamu di lamar lelaki beruntung itu."

"Aku kira kamu baru balik dari Australi . Sejak lapan kamu udah ada disini?"

"Satu tahun lalu."

"Oh"

"Tahun lalu aku sempat pengen nemuin kamu. Tapi kamu kayaknya lagi diluar kota."

"Iya. Lagi tugas di Lombok."

"Tadinya aku mau nyamper kesana. Tapi aku gabisa."

"Ngapain juga nyamperin Gas? Kita kan bukan apa apa lagi. "

"Itu dimata kamu Del, tapi enggak di mata aku."

"Aku kira waktu itu kamu dan Lidya sudah memadu kasih. Haaahaha. Aku lihat kalian pelukan di ujung koridor."
Mengingatnya sebenarnya aku ga sudi.

"Apa yang kamu lihat belum tentu kebenarannya Del. Kenapa kamu ga bilang aku waktu itu?"

"Buat apa juga bilang. Kamu kan udah mutusin hubungan kita. Terus aku ada hak apa? Yang ada aku jadi mantan yang gatau diri. "

Kulihat Agas sudah frustasi mengacak rambutnya. Benar benar menggemaskan 'inget ada calon suami Adel ' sepertinya terus berada disini gak akan jadi lebih baik.

"Boleh aku pergi sekarang?" Aku sudah tidak tahan lagi berhadapan dengan lelaki didepanku ini. Otak dan hatiku sudah berkecamuk sedari tadi.

"Boleh aku antar kamu?"
Entahlah selalu menjadi percakapan seperti ini. Kalo aku tanya dia pasti akan balik tanya. Ini juga yang bikin aku diputusin waktu itu karena ga sejalan lagi dan keras kepala. Gadis menyedihkan waktu itu.

"Terimakasih. Tapi sepertinya ga perlu. Aku kesini tadi bawa mobil. Kalo sama kamu, terus mobilku gimana."

"Oiya ya. Aku udah gak pantes banget rasanya kalo bersanding sama kamu. Aku aja masih bawa motor butut."

"Masih aja jadi orang yang jadiin harta patokan. Pantes Gas masih jomblo , orang ga percaya diri gitu. Gimana mau dapat cewek kamu."

"Aku maunya masih sama. Mau sama kamu."

"Ngaco. Udah aku pulang duluan."

"Boleh gak aku anter sampe parkiran"

"Gimana kamu aja lah Gas."

Sepanjang jalan menuju parkiran gak ada obrolan diantara kami. Awkward . Sebenarnya aku paling ga suka situasi kayak gini. Tapi akan lebih bahaya lagi kalo kita ngobrol.

"Hati-hati ya Del."

"U too."

      Aku menstater mobil ku. Memutar playlist acak di platform musik berbayar. Sepanjang perjalanan aku tidak bisa fokus. Agas benar benar mengacaukan pikiranku. Lelaki itu datang lagi setelah waktu yang cukup lama buat melupa, mengingatkan kisah dua tahun kebersamaan kita.

"Duh kenapa lagunya ingetin semua tentang dia sih" lagu 1D what's makes U beautiful mengalun merdu. Lagu yang pertama yang kita nyanyikan bersama didepan lab.
'Inget Adel kamu sebentar lagi menikah.'

AgasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang