ayah

53 8 5
                                    


Kokoh, keras, tegas adalah kata yang pas untuk menggambarkanmu.

pesona wibawamu,
Kasih sayangmu,
Keperdulianmu,
Sifat pelindungmu,
Bahkan Airmata luluh hatimu,
Masih terjejer rapi dalam ingatanku.
Semua masih sama...

Ya...
Kau memang keras, tapi hatimu mudah menangis.
Kau memang kokoh, tapi juga mudah rapuh.
Sudah berapa banyak Air matamu terjatuh hanya karena ketidak kuasaanmu melihat anakmu terluka sedikitpun.
Kau tak pernah rela...

Ayah...
Aku merindukanmu, teramat sangat merindukanmu.
Terlalu naif jika aku tak mengakui itu.
Terlebih, hatiku selalu menggebu-gebu memanggil namamu.
Bayang-bayang wajahmu selalu saja terlintas difikiranku.
Semua aktivitasku bahkan tak pernah luput dari kehadiranmu...

Ayah...
Biar kutuliskan sederet perasaanku dalam tulisan yang sangat sederhana ini.
Gambaran bagaimana suasana hari-hariku tanpa sosokmu.

Kau tau?
Hatiku sudah tak mampu menampung luapan rindu.
Memori Otakku bahkan sudah tak mampu menampung banyaknya kenangan indah yang terus berputar dikepalaku.
Dan aku harus berusaha untuk terlihat baik-baik saja bukan?
Tidak, bahkan aku terlalu rapuh untuk itu.

Ayah...
Aku tau aku salah.
Tak seharusnya aku membiarkan diriku terkurung dalam suasana seperti ini.
Karena bagaimanapun aku harus mengikhlaskanmu kan?
Tapi nyatanya itu tidaklah mudah.
Harus mengikhlaskan yang rasanya aku tak pernah bisa merelakan.
Itu menyiksaku...

Tapi untukmu ayah...
Asal kau selalu bahagia disana.
Aku akan selalu berusaha mengikhlaskanmu.
Sekuat mungkin akan aku lawan semua rasa sakit itu.
Aku hanya berharap tuhan berpihak kepadaku.
Mengabulkan segala keinginanku.
Semoga saja...

Dan yang terakhir...
Aku hanya ingin mengatakan bahwa,
Aku teramat sangat menyayangimu.
Do'aku akan selalu menyertaimu disetiap 5 waktuku.
Dan Semoga surga adalah hadiah terindah untuk orang terbaik sepertimu
We love you.


A.



NarasikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang