" sayang bangun yuk, kita makan malem dulu. "
Yunanda membelai pelan rambut fresta untuk membangunkannya."Papa? " gumam fresta sembari bangkit untuk duduk, masih berusaha mengumpulkan semua nyawanya.
Sedangkan yunanda membalasnya dengan senyuman. Fresta melihat jam sebentar.
Pukul 18 : 30 WIB
"Tumben papa jam segini udah pulang? . " tanya fresta
"Kerjaannya gak terlalu banyak, jadi papa bisa langsung pulang. "
Fresta hanya mengangguk sebagai jawaban jika ia mengerti.
"Kamu sendiri kenapa tidur masih pake seragam? Trus matanya kenapa sembab, abis nangis? "
Fresta hanya terdiam.
"Kenapa hmm? Coba cerita sama papa. Cerita pelan-pelan pasti papa dengerin kok . "
Yunanda tersenyum sambil mengelus puncuk kepala fresta yang duduk berdampingan dengannya.
Menggeleng adalah jawaban paling tepat yang dipilih fresta saat ini. Ia tidak akan menceritakan semua yang terjadi padanya. Ia akan menyimpannya sendiri sampai waktu yang tepat ia akan menceritakannya pada semua orang.
"Nggak papa kok pa, mungkin karna kelamaan tidur jadi matanya fresta keliatan bengkak. "
"Kamu yakin? "
Fresta kemudian mengangguk.
"Okedeh, sekarang gadis papa yang cantik ini mandi dulu, ganti baju terus kemeja makan. Kita makan malem bareng-bareng. "
"Siap boss, " fresta menjawab sambil tangannya terangkat layaknya tentara yang diberi tugas oleh komandannya.
.
.
.
.
***semuanya sudah berkumpul di meja makan hanya menunggu fresta saja.
"Eh sayang, ayo sini kita makan malem sama-sama. " yunita berkata dengan sngat lembut.
Ck, mulai lagi-batin fresta
Fresta memutar bola matanya malas menanggapi ibunya yang bermuka dua.Setelahnya semua menikmati makanan yang ada dimeja tanpa satupun ada yang bersuara, hingga selesai pun tak ada yang kunjung membuka suara.
"Pa? " akhirnya fresti membuka keheningan diantara mereka. Kemudian yunanda melihat putrinya itu.
"Besok kan aku ulang tahun yang ke tujuh belas. Aku mau minta dirayain, boleh.? " fresti memasang muka memohonnya pada yunanda.
"Boleh, kalian bisa rayain. Papa udah atur semuanya. Kalian tinggal sebar undangannya sama temen-temen kalian. "
"Fresta juga pa? " fresta bingung pasalnya ia tak pernah meminta ulang tahunnya untuk dirayakan.
"Kalian kan kembar. Masa yang satu dirayain yang satu enggak. Nggak lucu dong, ya nggak ma? "
"I-iya. Pasti nanti makin seru 'kan, pa? "
Yunita menjawabnya dengan ekspresi yang dibuat segembira mungkin, walupun kenyataanya sangat berbanding terbalik.Yunanda tersenyum. Kemudian suasana kembali hening.
"Fresti? " yunanda memanggil.
"Iya pa? "
"papa denger tadi kamu masuk BK ya?
Kok bisa? " yunanda bertanya dengan nada yang masih terbilang lembut.Fresti yang mendengarnya pun terkejut. Kemudian menatap yunita yang dibalas anggukan oleh ibunya berusaha meyakinkan jika semuanya sudah diatur olehnya.
"Tadi mamamu yang cerita ditelfon waktu makan siang. Kenapa, ada masalah apa? " yunanda kembali bertanya.
"F-fresti.. T-tadi"Fresti menggantungkan ucapannya. Ia takut jika ayahnya tau apa yang selama ini ia lakukan jika berada disekolah.
"Nggak papa. Cerita aja, papa nggak bakal marah kok. "
"t-tadii d-disekolah-" belum selesai fresti berbicara yunanda sudah memotongnya.
"Kamu harus pandai-pandai memeilih teman sayang, jangan sembarangan. Itu juga akan berpengaruh sama kamu. Papa tahu kamu masuk BK karna ulah teman-temanmu kan, kamu difitnah melakukan bullying, iya kan? ".
Fresti yang tadinya menunduk kini menatap yunanda terheran.
Fresta pun yang melihatnya juga ikut bingung.
Bukan itu yang sebenarnya terjadi. Itu bukan fitnah memang fresti dan teman-temannya lah yang melakukannya.Fresta kemudian menoleh pada yunita. Ia bisa melihat senyum licik penuh kepuasaan dari wajahnya.
Semuanya diam dalam keheningan yang menyelimuti ruang makan.
"Sudah malam kalian boleh pergi ke kamar kalian masing-masing. Jangan lupa belajar ya, putri-putri kesayangan papa. " yunanda menginterupsikan pada semuanya.
"Iya pa, " jawab fresti.
Sedangkan fresta tak menjawab ia langsung berdiri kemudian berjalan menuju kamarnya.
Sesampainya dikamar ia mengunci pintunya.
"Kok bisa sih, pasti kerjaan mama. Teruss aja dibela salah juga tetep dibela.
Coba aja gue yang masuk bk pasti udah ngomel tujuh hari tujuh malem tuh nenek sihir. "
Ucap fresta kesal sendiri.
"Ah bodo lah, makin dipikir makin puyeng. Tidur apa belajar ya?
.. Tidur aja lah. "
Akhirnya fresta terlelap untuk kedua kalinya. Malas memikirkan saudara kembar dan ibunya yang setiap hari mencari muka didepan ayahnya.
Annyeongg yeorobunn...
Makin kesini makin sulit buat nentuin alurnya ya.. 😂
Makin gajelas juga wkwkwk..
Oh iya mulai sekarang aku bakalan jadwalin untuk UP setiap chapternya seminggu sekali atau klo mood ku lagi baik aku usahain 2 kali seminggu deh. Ehehe..Udah gitu aja, untuk harinya random ya kawann.. Aku liat sikon nya. Aku bakal tentuin harinya di next chapter.
Jangan lupa vote dan comment ya😘..
Thanks you readerss 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Pray
Teen Fiction(18+) Be wise Bbpr part ada yg acak , mohon baca sesuia nomor 🙏 "Gue doa in. Semoga lo suka sama gue, ngejar-ngejar gue. Jadi masa depan gue. Aminnn " "Lo doa apaan?!! Cabut gak!!! "