iv

309 52 0
                                    

"Ngomong-ngomong, kenapa kau nekat sekali keluar sendirian tanpa bodyguard atau manager seperti ini? Kau tidak takut tertangkap kamera paparazi?" tanya Yoongi dengan penasaran.

Yewon menggeleng. "Kurasa tidak ada wartawan yang tertarik untuk meliput wajah jelekku."

"Kau mulai lagi. Kau tidak jelek. Siapa yang berani bilang begitu?"

"Orang-orang yang berkomentar di instagram-ku."

Yoongi mengangguk paham. "Media sosial itu salah satu racun berbahaya. Itu alasannya aku tidak terlalu aktif bermain dengan hal semacam itu. Jika sesuatu terjadi di dunia maya, bisa saja rasanya terbawa sampai ke dunia nyata."

Yewon hanya diam mendengarkan.

"Tidak usah pedulikan perkataan yang buruk dari orang-orang di media sosial ataupun di kehidupan nyata. Mereka sepertinya orang-orang yang tidak punya kehidupan sendiri, sampai-sampai mengurusi hidup orang lain.

"Lagipula, kau cantik, kok. Hanya saja kau kurang percaya diri dan akhirnya lebih percaya pada omongan netizen."

Kini Yewon menunduk. Menurutnya Yoongi benar. Selama ini ia tak cukup percaya dengan dirinya sendiri.

"Ingat, ya, kau itu cantik, bahkan aku percaya bahwa hatimu juga baik," Yoongi kembali berujar.

Kali ini Yewon mendongakkan kepalanya dan bertatapan tepat pada mata Yoongi. Setelah hampir satu jam bersama, mengapa Yewon baru sadar kalau lelaki yang ada di sampingnya ini punya wajah yang sangat tampan?

.

.

"Kau yakin dia ke sini?" tanya Moonbin yang memarkirkan mobilnya di parkiran sekitar tepi sungai Han.

"Aku sudah berteman dengan Yewon sejak awal masuk SMA. Bukan satu-dua kali Yewon ke sini saat sedih," jawab Eunbi dengan yakin.

Saat mobil sudah terparkir sempurna, Eunbi segera turun dari mobil dan berjalan mendahului Moonbin untuk mencari Yewon. Perasaannya sangat kuat mengatakan bahwa solois yang baru saja menyelesaikan promosinya itu ada di sini, tepian sungai Han.

Dugaan Eunbi benar, matanya berhasil menangkap keberadaan Yewon yang tengah duduk di salah satu bangku bersama seorang pria. Mereka tampak asyik mengobrol.

"Yewon!" panggil Eunbi segera dan menghampiri Yewon secepat yang ia bisa.

Jangan berharap akan ada pelukan teletubies di antara manager dan artis itu! Nyatanya Eunbi malah menyubit pipi Yewon dengan gemas. Sedekat itu persahabatan mereka, layaknya saudara.

"Sakit, Eunbiiii," rengek Yewon.

Eunbi melepaskan cubitannya dan bersiap untuk memarahi objek yang membuatnya khawatir malam ini. "Kenapa pergi tanpa bilang? Kau juga tidak meninggalkan pesan pada satpam atau sekedar mengirimiku chat. Kalau kau benar-benar hilang aku tidak tau harus mencarimu ke mana."

"Maaf," Yewon berkata pelan.

"Sudah, jangan memarahinya, Nona Hwang. Yang penting kita sudah menemukan Yewon sekarang," timpal Moonbin yang tak tega melihat Yewon yang diceramahi managernya.

Setelah berkata begitu Moonbin menyadari kehadiran orang lain di antara mereka. "Dia siapa?" tanya Moonbin pada Yewon.

"Hm? Dia.. orang baik yang sudah menolong dan menemaniku," jelas Yewon seadanya. Gadis itu tak tahu siapa nama laki-laki yang sudah mengobrol banyak dengannya ini.

Eunbi kini menatap ke Yoongi yang diam saja. "Terima kasih banyak, Tuan! Maaf jika Yewon merepotkanmu," kata Eunbi lalu membungkuk sebentar.

"Tidak masalah," sahut Yoongi.

"Aku bisa memberikan sesuatu untukmu sebagai ucapan terima kasih dan permintaan maaf." Eunbi mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. "Ini kartu namaku. Jika kau menginginkan sesuatu, kau bisa menghubungi nomornya."

Yoongi menerima kartu yang diberikan Eunbi sebagai formalitas. Sejujurnya ia tidak mengharapkan apa-apa saat menolong dan menemani Yewon tadi. Semua mengalir begitu saja, hatinya yang menghendaki entah karena apa.


¤ Cantik ¤
TBC

Cantik [Umji x Suga FF] 》END《Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang