(23) Surat Cinta dan Putri Jaeselle

730 91 1
                                    

Author's P.o.V

"Kapten," panggil Luiselle ketika sore hari. "Aku lelah."

Menanggapi ucapan Luiselle, Sam hanya mendengus. Ia menerapkan jam tambahan untuk Luiselle sebagai pengganti ketika Luiselle dikurung tempo hari. Tangan kanannya melempar pisau lagi ke arah Luiselle, yang ditangkis gadis itu dengan baik.

"Gunakan tangan kananmu," ucap Sam. "Dan berhenti mengeluh. Kau pikir menjadi prajurit itu hal yang mudah?"

Luiselle mengangkat bahu, mengumpat dalam hati, dan memindahkan pedangnya ke tangan kanan. "Aku cenderung menggunakan tangan kiri, Kapten. Dan pedangnya terlalu berat ketika aku membawanya dengan tangan kanan."

Sam melempar pisaunya lagi, dan Luiselle yang kaget kembali menangkis pisau itu menggunakan kedua tangannya.

"Jangan kurangi kewaspadaanmu!" Sam berseru, "prajurit sejati tidak akan melakukannya selama pertempuran."

"Aku bukan prajurit, aku tidak akan membutuhkannya. Kita bisa hentikan latihan ini dan aku bisa kembali ke barak untuk beristirahat," keluh Luiselle. "Lalu kau bisa tidur juga. Bukankah ini sama menyenangkannya?"

Pisau berikutnya kembali dilempar.

"Setidaknya buktikan kau pantas berdiri di samping temanmu," ucap Sam lagi. "Aku tahu kau menyelinap ke baraknya semalam. Dan, melakukan hal yang , err, seperti yang biasa dilakukan sepasang kekasih."

Luiselle terkesiap.

"Sebaiknya kau menyejajarkan dirimu dengannya. Nilaimu terlalu rendah untuk bisa bersamanya."

"Kau melihatnya?" tanya Luiselle, wajahnya hampir memerah. Dan beruntung baginya karena Sam tidak memberinya hukuman setelah menyelinap keluar di malam hari. "Sialan kau, Kapten."

Sam tertawa kecil, hal yang jarang ia lakukan di hadapan orang lain. "Dan sekarang kau berani mengumpat pada pelatihmu? Ya ampun, Lim, seharusnya kau bersyukur aku tidak menghukummu."

"Kapten!"

Sam melempar pisau lagi. Ekspresi datar pria itu sudah kembali. "Tangkis itu dan perlihatkan padaku bahwa kau layak."

Luiselle merengut, kemudian memasang kuda-kuda dan bersiaga setelah menangkis pisau barusan dengan kedua tangan. "Lempar, Kapten. Ayo!"

Namun sebaliknya, Sam hanya diam di tempatnya sambil memerhatikan posisi siap Luiselle. Pisau yang seharusnya dia lemparkan justru dimainkan dan memancing Luiselle untuk berseru lagi.

"Kapten, cepatlah! Aku lelah dan ingin segera beristirahat."

Sam tidak bereaksi. Hal itu membuat Luiselle berang dan gadis itu membanting pedangnya ke rerumputan. Ia berbalik membelakangi Sam dan berjalan menjauh.

"Aku pulang!"

Tepat ketika itu, Sam kembali melempar pisaunya ke arah Luiselle. Kali ini pisau itu mendesing di atas kepala Luiselle dan menancap di pohon terdekat. Gadis itu mendengus, dan berbalik lagi.

"Kapten! Apa maumu?"

"Sudah kubilang untuk tidak mengurangi kewaspadaan ketika pertempuran," kata Sam. "Dan musuh masih berada di sini, tanpa mengurangi sikap waspada sementara kau justru berbalik membelakangi musuh. Kau itu bodoh atau apa?"

"Jadi kau musuhku?" tanya Luiselle, dia berjalan ke pohon tadi dan melempar ke arah Sam secepat ia mencabutnya dari batang pohon.

Pisau itu berdenting di tanah dengan mudah. Namun Luiselle kembali melempar pisau berikutnya berkali-kali dengan menggunakan pisau-pisau yang sejak tadi dilemparkan padanya. Lagi-lagi Sam mampu menangkisnya dengan mudah, walaupun hanya dengan sebilah pisau.

The Cursed Princess [COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang