1

9.1K 755 246
                                    

"WOI, BIDADARI NERAKA!"

"BUJUK BUSTRAK! NGAGETIN AJA LO! NGAPS LO DIMARI?!"

Mari berkenalan.

Seorang yang mengatakan dialog pertama, namanya Jeno. Jeno Adhitya. Anaknya Pak Jaehyun, CEO yang merangkap sebagai bapak rumah tangga karena istri eh suaminya sendiri, Taeyong adalah asisten pribadinya. Dan kerjaan kebanyakan dilimpahkan pada Taeyong, sisanya Pak Jaehyun hanya perlu memberikan tanda tangan.

Jeno adalah definisi dari orang tampan yang tak bisa menggunakan ketampanannya dengan benar. Rasanya visual patung Yunani yang ada di wajahnya hanyalah bonus dari Tuhan yang sedang berbaik hati. Aslinya Jeno hanyalah seonggok daging hidup yang bercita-cita menjadi komedian, namun kalian tahu sendiri bahwa candaannya mengalahkan keripik kentang. Garing tingkat akhir. Ia bahkan harus didepak keluar dari kursus lawak milik Hendery karena candaannya yang benar-benar kering kerontang.

Lalu yang memiliki dialog kedua, Jaemin Nabila Putra. Sering jadi bahan bercandaan gara-gara namanya. Dan yang membuat ia terpuruk adalah kenyataan bahwa ia harus hidup bersama namanya sampai akhir hayatnya. Anak dari Yuta, sahabat Jaehyun. Dan tak berbeda jauh, pekerjaannya pun sama. Dan sama-sama merupakan bapak rumah tangga yang merangkap sebagai CEO perusahaan.

Lain dengan Jeno, Jaemin adalah definisi dari pepatah 'jangan menilai buku dari sampulnya' ya, kalem di luar, beringas di dalam. Jika orang pertama kali bertemu dengannya, pasti akan langsung menganggap bahwa Jaemin adalah orang kalem. Tapi nyatanya tidak. Dia adalah pengeras suara berjalan, bagaikan Siren Head yang sialnya memiliki wajah manis diatas rata-rata dengan Aegyo-damage yang tak masuk akal.

Mereka tak pernah akur, bahkan sejak pertama kali bertemu. Sangat tidak akur, namun entah mengapa malah menjadi kekasih.

Mari aku ceritakan.


Flashback on

"Jaem, gue jatuh cinta sama lo."

"Apa?"

"G–gue suka, jatuh cinta sama lo, lo mau ga jadi pacar gue?"

"Cupu lo." Jaemin menggeret tangan Jeno, menariknya hingga sampai di tengah lapangan sekolah yang luas.

"Yang tadi bukan gaya lo. Ulangin disini."

Jeno mengerti maksud Jaemin. Baru saja ia akan menarik napas panjang, namun–

"Eits– bentar, gue mundur sepuluh meter dulu." Ucap Jaemin, lalu merogoh sesuatu di kantongnya.

Meteran.

Dan Jaemin mengukur meteran tersebut hingga berjarak sepuluh meter dari ujung sepatu Jeno.

"Nah udah!"

Jeno menarik napas, warga sekolah sudah mulai mengerumuni pinggir lapangan, kepo dengan tingkah absurd yang akan mereka lakukan kali ini.

"JAEMIN GUA SUKA SAMA LO, LO MAU KAN JADI PACAR GUA??!"

"GUA MAU, TAPI KALO NGGAK GIMANA???!"

"GUA TEROR LO PAKE NAMA TENGAH LO!"

"ASU!"

Flashback off

Yah, setidaknya begitulah cerita singkatnya. Namun predikat sebagai sepasang kekasih tak membuat mereka menjadi seperti kebanyakan anak muda yang dimabuk cinta. Yang selalu menabur keromantisan di setiap tingkah laku dan perkataan mereka. Tapi Jeno dan Jaemin, tak ada berubah. Mungkin hanya sikap romantis yang mereka bungkus dengan sarkasme dan kata-kata tak pantas satu sama lain.

TOKSIK [NoMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang