4

4K 565 47
                                    

"Hai,"

"Ngaps lo? Ganggu orang tidur aja lo. Pulang sono."

"Alah, masih jam segini juga."

"Ini udah jam 11, bego! Pulang!"

"G. Nih, martabak." Ucap Jeno sembari menyodorkan kresek putih yang berisi satu kotak martabak telor kesukaan Jaemin. Dan Jaemin tentu langsung meraih kresek yang disodorkan Jeno padanya.

"Eits— suruh masuk dulu dong."

Jaemin menghela napas kasar. Lalu membukakan pintu lebih lebar untuk Jeno.

☠️

"Nnhhh..."

"Shhh..."

"Mmm– ah! Jeno, pelan-pelan!"

"Sshhh... Diem.."














































.
.

TOBAT!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


TOBAT!
















Ekhem, canda y gengs 👀




.

.
.

"SAKIT ANJING PELAN-PELAN— ADUH!!"

"Makanya, kalo dibilangin tuh nurut! Luka kan jadinya?!" Jeno meletakkan kapas di tangannya dengan kasar ke atas meja.

Singkirkanlah otak mesum kalian, wahai golongan bulgos. Karena yang terjadi hanyalah Jeno yang berusaha mengobati lutut Jaemin yang luka. Penyebabnya adalah Jaemin yang tak mau menurut saat Jeno menasehatinya untuk berjalan dengan hati-hati. Namun Jaemin tak mengindahkan kata-kata Jeno dan terlalu semangat membawa lari martabaknya. Lalu akhirnya ia tersandung oleh kakinya sendiri dan jatuh dengan cara aesthetic, lebih aesthetic lagi kalau direkam dengan slow-motion dan diberi lagu play date.


"Btw para calon mertua gue dimana, Nab?"

"Apaan maksud lo manggil 'Nab'?! Panggil gue JAEMIN!!"

"Iye dah, jawab dong pertanyaan gue tadi."

"Pada bulan madu. Ga inget umur, udah tua pake sok-sokan bulan madu! Harusnya mah kalo abis nikah tuh bulan madu!" Nana memajukan bibirnya menggerutu dengan sepenuh hati.

"Positive thinking aja kali ah, Jaem. Bisa jadi lo anak haram kan selama ini–"

Plak

"Pulang sana lo, ngeselin!"

"Yakin?"

"Yakin banget."

"Yaudah besok lagi ga dibeliin martabak."

"Eeeeehhhh, jangan dong.. sini, kita cuddle" Jaemin menepuk-nepuk sisi kanan sofa yang ia duduki sambil meringis manis.


"Martabak sama harga diri lo emang perbandingannya 100 : 1 ya"
















TEBECE.

TOKSIK [NoMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang