Kau tau?
Kau tak sendirian.
Karena,
Ada sesuatu di sekitarmu."Dia," misalnya.
-Ata L.B
Sama-sama terdiam, membuat suasana di sekitar nya menjadi hening. Alqis sedang berhadapan langsung dengan kepala sekolah barunya, yang kini tengah memegang sebuah kertas.
Mungkin, kertas biodata.
Karena, tadi kepala sekolah tersebut menyebutkan data dirinya. Ya, tak semua. Hanya beberapa.
"Alqis ananda, putri dari Ningsih?"
"Iya pak." Alqis tak tau ingin menjawab apalagi, jadi dirinya hanya mengiyakan saja.
"Dan, ibumu si Ningsih adalah anak ke tiga belas?"
Kali ini Alqis hanya mengangguk sebagai jawaban, melihat pandangan kepala sekolah yang tampak fokus membaca.
"Kamu juga lahir di tanggal 13, dan jam satu siang?"
"Iya pak." Kalau saja ini kuis tanya jawab, Alqis sudah menyerah sejak awal.
Hey, ayolah.
Anak murid baru pun tak di tanyakan sebegitu detail nya. lah ini? Kayak kesan nya sedang menyelidiki tentang jadi dirinya. Apakah kepala sekolah ini sebenarnya agen FBI?
Jadi kepala sekolah cuma di waktu luang aja gitu, kalau FBI pekerjaan yang menetap.
Dah lah, ngaco.
"Pak, bisa langsung kasih tau saja kelas saya dimana?" Terserah bila Alqis di katakan tak sopan, namun benar adanya. Dirinya sudah cukup jengkel akan pertanyaan detail dari kepala sekolah barunya ini.
Tampak pak kepala sekolah tersenyum tertawa renyah, "Kamu sabaran ya mau belajar? Yaudah bentar." Kepala sekolah itu langsung saja beranjak dari duduk nya.
Meninggalkan Alqis yang misuh-misuh sendiri.
Apa katanya tadi? Ga sabaran mau belajar? Hah! Yang ada dirinya tak sabaran buat mutilasi bapak kepala sekolah itu dengan segera.
Buat orang kesel aja.
✓✓✓✓✓
"Pak, yakin mau kasih loker itu ke dia?"
"Yakin lah."
"Tapi kan pak, loker itu sama aja sejarah nya yang ada di koridor."
"Mau bagaimana lagi? Cuma loker itu satu-satunya yang ada. Lagipula, angka lahir nya tiga belas. Jadi, bisa sementara waktu untuk menangkal nya."
"Kalau begitu, saya ngikut bapak saja."
Pertimbangan yang cukup di pilih secara cepat namun tak tepat.
Mempertaruhkan nyawa orang cukup mengerikan.
Namun, mereka tak memikirkan nya.
Yang penting bagi mereka adalah, apa yang di kerjakan di hasilkan dengan yang sempurna.
✓✓✓✓✓
Berjalan di koridor 12-76, cukup sepi. Namun hal ini mampu membuat Alqis bernafas lega. Lantaran dirinya tak perlu merasa terkucilkan dengan adanya lautan manusia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Koridor 13-666
HorrorKalian tau? setiap sekolah pasti mempunyai kisah kelam nya masing-masing. entah itu mengerikan, ataupun menyenangkan. Eh? Kok menyenenangkan? Ya mungkin bisa jadi orang yang mengalami hal kelam itu menganggap ini hal yang anti mainstream, makanya j...