suasana sangat sepi. ya sudah jelas mereka berempat berada di hutan belantara, bukan di wahana bermain. hanya terdengar suara jangkrik yang bersahutan dan sendal gunung yang dipakai doyoung bergesekkan dengan dedaunan kering.satu kata yang mewakili perasaannya. gabut. doyoung ini memang anak laki laki random yang bisa merasa gabut di tengah kepanikan seperti ini. raut wajahnya tidak menunjukkan rasa panik atau takut, padahal sedari tadi dia tersesat di hutan entah di sebelah mana.
doyoung berjalan santai, tangan kanannya diangkat sampai dada guna menerangi jalan dengan senter ponsel. kepulan asap tercipta dari mulutnya, mengingat suhu udara cukup dingin malam ini. menurut prakiraan cuaca di ponselnya sih hampir 10 derajat celcius.
kepalanya mengadah ke atas, melihat langit biru dongker yang ditaburi meses putih alias bintang kecil. sesekali bersiul ria memanggil burung burung yang hinggap di pepohonan, namun kegiatan gabutnya malah disumpah serapahi oleh taeyoung.
"heh jangan siul siulan!"
"lah ngapa?" doyoung sengaja bersiul lebih kencang, membuat siulan merdunya menjadi bergema di tempat yang sunyi ini. dasar anak bandel.
"gak boleh bersiul malem malem. emang mau lo nanti didatengin tentara belanda???" omel taeyoung.
"mana ada tentara belanda? yang ada juga hantu ntar yang datengin lo." ucap doyoung.
"GOBLOK JANGAN DIPANGGIL!"
doyoung mengangkat bahu tidak peduli, kemudian kembali pada kerjaan gabutnya yaitu menyanyikan lagu whistle milik kakak pertamanya dengan siulan merdu. doyoung mempraktekkannya sambil bermain game dinosaurus di google chrome. disini sudah pasti tidak ada sinyal untuk bermain game online.
"waaahh, permainan apaan tuh? mau coba dong!" seru yuna tiba tiba sambil mengintip layar ponsel doyoung yang menyala sangat terang.
sepertinya kebiasaan doyoung ini menurun dari orangtuanya, tidak pernah sekalipun menurunkan brightness ponselnya dalam keadaan gelap seperti ini.
"coba apa?" tanya doyoung.
"main itu." tunjuk yuna.
srrakk srrakk
"gak boleh!"
"dih kenapaaa? mau coba!"
"gak! nanti rusak hapenya."
"pelit!"
"bodo amat!"
srrakk srrakk
"iiiihh mauuuu doyoung!" lalu yuna mulai merebut ponsel doyoung, memaksa ingin bermain game itu.
"dibilangin gak boleh ya gak boleh!" omel doyoung, ponselnya diangkat tinggi tinggi supaya yuna tidak bisa meraihnya.
namun percuma, yuna cukup tinggi sampai pemuda itu harus berjinjit menyelamatkan ponselnya dari yuna.
srrakk srrakk
"ish, pelit banget sih. awas loh orang pelit kuburannya sempit." sumpah yuna, sambil merajuk tentunya karena tidak diizinkan bermain.
"baaacooottt~" balas doyoung, tangannya membentuk lengkungan setengah lingkaran seperti pelangi yang ada di film spongebob, dengan nada mengejek.
yuna mendengus kesal. kalau saja gadis itu tidak bisa membendung emosinya, mungkin wajah tampan nan imut kim doyoung akan dibuat keunguan olehnya. huh, benar benar menyebalkan.
srrakk srrakk
"apa liat liat?!" doyoung ikut melotot ke arah yuna yang juga sedang melotot penuh kebencian pada pemuda itu.
"pelit lo anjing." ceplos yuna.
"ih, cewek kasar."
"elo nya yang nges—"
"SUUUTTT!!! gandeng pisan tahu gak?! diem sungutnya!" lerai taeyoung, rupanya pemuda itu muak dengan keributan yang diciptakan doyoung dan yuna.
walaupun sebenarnya taeyoung juga oknum pemancing keributan, namun saat ini bukan waktu yang tepat untuk ribut.
srrakk srrakk
"ssshhh! kalian denger sesuatu gak?" tanya jiheon membuka suara. semuanya otomatis terdiam usai mendengar ucapan gadis itu.
doyoung yang segera mengatup bibir akibat peringatan taeyoung kembali bersuara. "i-iya, denger."
"kayak ada orang lain selain kita disini."
"sebenernya gue denger suara itu dari tadi, tapi lo sama yuna berisik banget sih jadi gak kedengeran lagi." ucap jiheon, secara tidak langsung menyampaikan unek-uneknya tentang keributan konyol tadi.
srrakk srrakk
doyoung memberanikan diri menghampiri asal suara itu di balik semak semak. ah tidak, sebenarnya ini hanya siasatnya saja sih, agar terlihat berani di depan teman temannya.
padahal ketara sekali telapak tangannya sudah basah oleh keringat dan gemetaran akibat terlalu takut.
heleh.
senternya disorotkan ke arah semak semak. siapa tahu suara itu hanya berasal dari kucing liar atau binatang lain yang sedang mencari tempat beristirahat. langkah kecil doyoung ambil untuk meminimalisir suara yang timbul akibat daun kering yang diinjaknya.
"heh, gak usah sok berani lo!" seru taeyoung. "kalo itu ular piton atau sanca kembang atau anakdomba gede kan bahaya anjir!"
"cicing sia!"
"hati hati, doy."
"iya pasti, jiheon."
srrakk srrakk
doyoung menelan salivanya. matanya melirik tanpa arah dan mencari sumber suara yang terdengar entah dari arah mana. bahaya bisa datang dari mana saja, bisa dari selatan, barat, timur, atau utara.
SRRAKK SRRAKK
suara itu semakin terdengar jelas, itu berarti dia sudah dekat. dan ternyata datangnya dari arah barat daya. tangannya mengerat pada ponsel di genggamannya. keringat dingin mulai bercucuran di pelipis.
kemudian napasnya terhenti sesaat setelah sosok yang dia curigai mulai menampakkan wajahnya. doyoung menganga tak percaya. ingin rasanya berteriak detik itu juga, namun justru itu akan membuatnya lebih mendekat ke arahnya.
tubuhnya merosot, lalu terjatuh begitu saja. kedua kakinya mendorong tubuhnya untuk mundur, sampai punggung doyoung menabrak kaki yuna, dengan tatapan yang masih terkunci pada semak semak. samar samar dia melihat bola mata berwarna abu abu.
dan doyoung yakin itu bukan manusia.
telunjuknya yang gemetaran itu menunjuk ke arah semak semak. "i-i-itu..."
"serigala."
KAMU SEDANG MEMBACA
crossroads ✓
Fanfictiongadis yang selalu berdiri di persimpangan jalan itu sangat mengganggu doyoung. ft. kim doyoung © floristone, 2020