14 / song of the sirens

667 194 16
                                    


BRUKKK!!!

"jiheon, kenapa?!" tanya yuna sedikit teriak setelah mendengar suara terjatuh yang cukup jauh dari tempatnya dia berlari saat ini.

"taeyoung bentar lagi. ayo bangun!" tutur jiheon, tangannya terulur untuk memapah taeyoung yang tiba tiba terjatuh.

"gue gapapa kok, ji." lirih taeyoung. namun sebenarnya pemuda itu jauh dari kata tidak apa apa. nyatanya lututnya terluka karena tersandung seekor babi besar yang entah bagaimana bisa berada tepat di depannya dan taeyoung pun tidak sempat mengerem tubuhnya.

jadilah jatuh.

"istirahat dulu, yuk. serigalanya juga udah gak ngejar lagi." kata jiheon, kemudian dia menyenderkan tubuh taeyoung di bawah pohon.

dengan cepat tangan kurus taeyoung meraih tabung kecil di saku dan memasukkannya ke dalam mulut untuk membantunya bernapas. untung saja inhealer-nya tidak terjatuh dari sakunya yang selalu dia bawa kemana mana, persiapan kalau saja asmanya kambuh tiba tiba.

setelah tubuh jiheon menyentuh tanah dan taeyoung mengatur napasnya, barulah yuna datang sambil menumpu pada lututnya dan mengambil oksigen sebanyak banyaknya.

"doyoung mana?"

"oh tadi ada di—LAH TUH BOCAH MANA??!!" yuna panik sendiri. pasalnya tadi dia sudah yakin doyoung berlari di belakangnya. tapi ternyata tidak ada.

jiheon juga sama paniknya dengan yuna. bagaimana jika doyoung tidak mengikuti punggung yuna dan berakhir terpisah? ah, sepertinya jiheon harus menepis pemikiran itu karena tiba tiba suara jeritan terdengar samar samar tak jauh dari sini.

"HUAAAAAA ANJENG JAUH JAUH LO DARI GUE!!! AAAAAAA!!!"

berisik, batin yuna.

pemuda itu tiba tiba ambruk dan berbaring di dekat kaki jiheon karena kehabisan napas. keringat membasahi rambutnya dan kakinya gemetaran. raut wajahnya terlihat ketakutan akibat dikejar tiga serigala itu. apalagi dia tertinggal paling belakang.

"bangsat, yuna sinting." gumamnya sambil mengatur napas. tenaganya terkuras habis hanya dengan berlari.

"gue punya otak buat mikir. gue gak sinting. inget itu." balas yuna dingin.

"KATANYA CUMA JIHEON SAMA TAEYOUNG AJA YANG LARI, TAPI TAUNYA LO NINGGALIN GUE GIMANA GAK SINTING COBA?!!"

"penakut."

"BAYANGIN ANJING, GUE HAMPIR MATI!"

"lebay lo, laki bukan?"

"udah jangan dibales, yuna. nanti gak akan beres beres kalo debat sama doyoung." lerai jiheon segera, kemudian menyuruh doyoung bersender di pohon seperti taeyoung.

setelah itu hening, tidak ada yang membuka suara. semuanya terlalu lelah untuk sekedar menengok kanan kiri. sampai beberapa saat kemudian jiheon bangkit, membuat doyoung yang hampir terlelap di bahunya membuka mata.

"mau kemana?"

"cari kayu bakar. terpaksa kita harus nunggu sampe pagi." terang jiheon. kemudian diiikuti oleh yuna.

"gue ikut ya!" seru yuna.

"jangan..." ujar doyoung, kemudian bangkit dari duduknya. "kalian istirahat aja. biar gue sama taeyoung aja. mana tuh bocah?"

jiheon menunjuk taeyoung dengan dagunya yang tampak tertidur di pohon seberangnya. doyoung pun menghampiri temannya itu, diikuti jiheon dan yuna.

"dude, lagi tidur lo?" tanya doyoung sambil menepuk pelan pipi taeyoung. namun sesaat kemudian dia langsung menarik tangannya kembali setelah menyentuh pipi taeyoung.

crossroads ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang