13 / hello, danger

666 211 48
                                    


"i-i-itu..."

"serigala."

"HAH?!!!!"

ketiga orang itu kompak menjadi keong usai mendengar tuturan yuna barusan. doyoung masih terduduk di atas tanah dengan wajah panik. jiheon dan taeyoung pun sama, gadis baek itu sembunyi di balik tubuh jangkung taeyoung seiring suara lolongan yang saling bersahutan terdengar menggema.

oh tidak, ini buruk.

"berdiri, doy." titah yuna, lalu mengulurkan tangan agar doyoung berdiri. sebenarnya dia masih marah perihal yang tadi, tapi lupakan saja. kini nyawa mereka dalam bahaya.

bukan hanya ada satu, namun tiga serigala mulai keluar dari semak semak, lalu bergerak mendekat. doyoung yang menerima uluran tangan yuna langsung mengacungkan senter ponselnya pada tiga serigala lapar itu dengan kesoktahuannya, berharap predator buas itu akan lari karena silau atau lain sebagainya.

tapi hal bodoh itu malah membuat mereka semakin marah. serigala itu mulai meraung raung sambil menunjukkan taringnya yang tajam.

"jeongwoo pergi!" pekik doyoung.

"tolol. mana mungkin si jeongwoo berubah jadi werewolf?" sahut taeyoung yang sedang merentangkan tangan, menjaga tuan putri jiheon di belakang punggungnya.

"ya kan siapa tahu!"

"tolong~ tolong~ ada serigala disini~"

"ah, lo juga tolol." cibir doyoung.

mereka mendekat perlahan, tiga serigala itu seakan sudah menentukan siapa yang akan menjadi mangsa pertamanya lebih dahulu. dan orang itu adalah jiheon.

dua dari mereka mulai mendekati taeyoung dan jiheon, sementara yang satu lagi mulai mendekati yuna. dua orang itu pun mundur perlahan, menurut pembimbing taeyoung di eskul pramuka, dia tidak boleh bergerak tiba tiba atau serigala itu akan memangsanya.

jiheon mengeratkan genggamannya pada kaus tipis taeyoung, mulutnya komat kamit membaca doa. sementara taeyoung susah payah mengatur napasnya karena penyakit bengeknya kambuh di waktu yang tidak tepat.

"taeyoung..."

"diem, ji—hah... jangan gerak..."

"tapi elo—"

"lo... diem... hah—dibelakang gue. jangan kemana mana..." titah taeyoung, napasnya terdengar pendek dan suaranya bergetar.

gadis itu semakin takut. tubuh taeyoung yang semula tegang kini mengendur pelan pelan. namun dua serigala lapar itu masih menatap mereka penuh napsu. seolah mereka baru saja mendapat makanan setelah sebulan berpuasa.

sekarang mari kita beralih pada doyoung dan yuna. gadis itu terlihat santai sambil menatap balik serigala itu dengan melotot, seolah olah sedang bermain siapa yang pertama ngedip dia kalah. bahkan serigala itu bagai kucing liar di mata yuna.

sangat berbanding terbalik dengan doyoung yang ketakutan setengah mati. dia meringkuk di belakang yuna sambil memegang lengan gadis itu dengan erat.

serigala itu melangkah sedikit, lalu doyoung berteriak, gerak sedikit teriak, gerak sedikit teriak. dan membuat tenggorokannya kering oleh tingkahnya yang sia sia itu.

persis sekali seperti ketika dia bermain ke rumah hantu, pemuda itu terus teriak saat menginjak petasan kecil.

"berisik banget sih! kayak anak cewek aja." cibir yuna geram.

"ya habisnya nyeremin, yun! mana ada tiga sekaligus lagi! emangnya lo gak takut apa?!" ujar doyoung tak kalah ngegas.

"buat apa takut? toh, cepat atau lambat ajal kita bakal dateng sendiri."

"NGADI NGADI!"

yuna mengatup bibir. kemudian kepalanya menoleh pada pemuda kim yang berlindung di balik tubuhnya sambil satu alis terangkat, bingung bercampur sebal karena doyoung yang memegang tangan seenaknya sambil meringkuk seperti anak gadis takut diculik.

tak lama kemudian doyoung mendongak, sadar bahwa dia sedang diperhatikan yuna. namun sesaat setelahnya doyoung segera berdiri tegak sambil mendeham, guna mengusir kecanggungan.

"ekhem, maaf."

yuna merotasi matanya. "ternyata lo bisa takut juga ya. padahal cuma serigala doang loh~" sindir yuna.

"doang? serigala doang kata lo?!" doyoung mulai memaki yuna yang kembali menjadi orang hilang akal. "udah gila."

"ya udah sih emang kenapa?!"

"lo sinting tahu gak?! tadi lo bilang cepet atau lambat ajal kita bakal dateng sendirinya. tapi sorry nih yaa, gue gak mau mati hari ini, lo aja sendiri!"

RAWRRR!!!

serigala itu tiba tiba saja meraung membuat mereka yang lagi lagi ribut hal sepele melirik ke arah binatang itu, terkejut. doyoung pikir ternyata serigala ini butuh perhatian, karena sedari tadi dia sibuk berdebat. dikacangin itu tidak enak, begitu pikir doyoung setelah membaca isi kepala serigala itu. kemudian dia mengangguk seolah mengerti perasaan predator yang satu ini.

"kita harus gimana, doy, yun?! ini taeyoung asma. gue takut dia pingsan." sahut jiheon tiba tiba.

yuna tampak berpikir. kemudian gadis shin itu menjentikkan jarinya. "hitungan ketiga, jiheon sama taeyoung lari dari sini. biarin aja kalo serigala itu ngejar. jangan noleh ke belakang. biar gue aja sama doyoung yang alihin perhatian mereka." jelasnya.

"apa apaan nih kok gue?! lo aja kali!" sahut doyoung tidak terima.

"udah mingkem lo! ikutin aja perintah gue, jangan ngebantah atau lo—gue dorong buat jadi santapan mereka. mau?!" ancam yuna.

doyoung mendecih tidak suka. lalu sesaat kemudian raut wajahnya berubah menjadi terkejut ketika gadis sok berani itu dengan sompralnya melempar batu kerikil pada dua serigala di dekat jiheon dan taeyoung.

doyoung pun hanya bisa bergumam anjing anjing jelmaan rambo nih cewek atau tolol gue gak mau mati sekarang dalam hatinya.

sekarang atensi dua serigala itu beralih pada yuna, si pelaku pelemparan batu. dua predator itu mendekati mereka berdua dan doyoung hanya menepuk dahi, anjrit emang lo kira mau ngajak tawuran!?

"berisik, doyoung! kalo mau protes bilang langsung depan muka, gak usah ngedumel!" ujar yuna marah marah.

oh iya, doyoung lupa bahwa yuna masih bisa membaca pikirannya.

perlahan lahan, langkah demi langkah, kini ketiga serigala itu mengepung doyoung dan yuna. setelah dirasa sesuai dengan rencana setengah matangnya, lalu gadis itu berubah posisi menjadi membelakangi doyoung. dan alhasil punggung mereka berdua pun saling bersentuhan seperti the virgin.

"jiheon, siap siap. satu..."










































































"dua..."

jiheon meneguk ludahnya. tangannya sudah siap dengan menggandeng taeyoung untuk berlari sejauh mungkin. jiheon jadi kasihan dengan taeyoung karena penyakitnya yang semakin memburuk.

"taeyoung bertahan sebentar ya~"





















































































"sekarang!"

doyoung kira, awalnya rencana yuna hanya menyuruh jiheon dan taeyoung berlari dalam hitungan tiga.

namun siapa sangka, ternyata bukan hanya jiheon dan taeyoung saja yang berlari, namun sialnya yuna juga ikut berlari, meninggalkan doyoung yang masih mencerna keadaan.

"LARIIII!!!"

"HUAAAAA MAMAAA TUNGUEEENN!!!"

crossroads ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang