Sakit (3)

118 3 2
                                    

HappyReading♡♡

●●●

"Alief?" tanya Eni menatap mobil yang terparkir dihalaman kampus, kemudian Alief ke luar dari mobil.

"Suami lo jemput, tuh," ejek Naomi sembari tertawa kecil. Eni tersenyum kepada Naomi lalu memeluknya.

"Omi, makasih. Meski, Omi belum nikah, En bakalan sahabatan terus sama, Omi. Dadah, En mau pulang. Omi ada mobil, 'kan?" Naomi mengangguk lalu melepas pelukkan erat Eni.

"Ada, gue kira lo balakan marah," ucap Naomi. Eni mengangkat tangannya memegang kepala.

"Marah kenapa, ya, Omi?" tanya Eni yang masih memegang kepalanya.

"Udah, itu husband nungguin," ujar Naomi mendorong Eni menuju Alief yang dari tadi hanya diam dan memperhatikan.
"Gue duluan, En!" seru Naomi melambaikan tangannya sebelum masuk ke dalam mobil. Eni membalas lambaian Naomi.

Setelah mobil Naomi hilang dari penglihatan, Eni menatap Alief dengan senyuman.
"Alief, Alief mau jemput, En?" tanya Eni menatap Alief yang hanya diam dari tadi.

"Iya," jawabnya singkat. Eni tersenyum sembari mengambil tangan Alief, lalu mencium punggung tangan pria itu.

"Assalamualaikum," ucapnya manis lalu berjalan seperti anak kecil menuju mobil. Alief hanya diam di tempat, lalu mengangguk kecil.

●●●

Setelah di mobil hanya terdengar suara kunyahan Eni. Alief hanya diam dan sesekali menatap Eni.
"Alief mau?" tanya Eni menyodorkan bungkus kripik kentang. Alief menatap bungkus itu lalu menggeleng.
"Syukurlah, lagian kripiknya juga udah abis!" seru Eni tertawa keras. Alief menggeleng pelan.

"Wah, hujan," ucap Eni menatap butiran-butiran air yang turun. Tak lama, hujan besar pun datang.
"Alief, ada minum, gak?"

"Tidak ada," jawab Alief jujur. Eni mendesis pelan lalu memegang tenggorokannya yang terasa sangat kering.

"Ada wadah kecil, gak?" tanya wanita itu lagi. Alief hanya diam lalu mengingat, ia mengambil wadah kecil, dari kursi belakang.

"Untuk apa?"

"En, haus banget. En pengin minum air hujan," jawabnya lalu mewadahi air hujan yang turun. Alief hanya membiarkan, apa pun yang terjadi dengan Eni, ia tidak peduli. Setelah wadahnya penuh, Eni meneguk air itu.
"Ah, seger banget. Alief mau?"

"Tidak," jawabnya singkat. Eni mengangguk lalu menyimpan wadah itu di belakang lagi. Eni mengerucutkan bibirnya lalu menekuk mukanya.

"Alief, kalo lagi hujan, enaknya pake motor. Alief beli motor aja, jual mobil," ucapnya lalu menghela nafas berat.
"Kalo dulu, Logan suka pake motor, En. Dia itu suka ujan-ujanan." Alief mengangguk lalu menghentikan mobilnya.

"Kenapa berhenti, Alief?"

"Jika kamu ingin kehujanan, silahkan ke luar," jawab Alief tanpa melihat Eni. Bibir wanita itu mengukir senyuman lalu memeluk erat Alief.

"Makasih, Alief!" seru Eni lalu mengecup pipi Alief sekilas. Eni kemudian membuka pintu mobil lalu berlari ke luar.
"Alief! Fotoin, En, Ayo!" teriak Eni karena di sana berisik oleh suara hujan.

Pernikahan Tanpa Cinta (VersiHappyEnding)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang