Gelud (4)

173 2 4
                                    

HappyReading📖

●●●

"Alief, En kedinginan, peluk, En," ucap  Eni menatap Alief yang tertidur di sampingnya. Alief membuka matanya perlahan lalu menatap wajah Eni yang pucat.

"Apa?"

"En kedinginan, kalo dulu, En suka dipeluk kalo lagi dingin," jawab Eni dengan bibir gemetar. Alief membalikan badannya tak peduli, kemudian sebuah tangan melingkar di pinggang Alief. Pria itu menyingkirkan tangan itu.

"Alief, En mohon," ucap Eni menekuk kakinya agar tidak kedinginan. Alief membalikkan badannya menatap Eni yang sudah tertidur dengan keadaan kedinginan. Alief menatap wajah Eni yang cantik kemudian mencium keningnya.

Alief terkejut saat ia mencium Eni, wanita itu membuka matanya menatap Alief dengan tatapan sayu. Wanita itu tersenyum lalu menutup kembali matanya.

●●●

"Alief, En udah siapin makanannya! Nanti di makan, ya! En harus berangkat di jemput, Alfan!" teriak Eni seraya meraih tas kecilnya. Ia menggunakan sweater pink berkarakter beruang dengan celana jeans pendek, ia membiarkan rambutnya terlerai panjang.

Eni berlari menuju motor Alfan lalu tersenyum menatap sahabatnya itu.
"Alfan, makasih mau jemput, En. Soalnya, Alief sekarang lagi sibuk," ucap Eni dijawab anggukan oleh Alfan.

"Pake helmnya," ucap Alfan menyerahkan helm hitam kepada Eni. Wanita itu mengambilnya lalu memakainya. Alfan pun melajukan motornya sedikit kencang lalu menarik tangan Eni agar memegang pinggang Alfan. Wanita itu sedikit canggung apa yang dilakukan Alfan sekarang. Lalu membiarkan tangannya melingkar di pinggang Alfan.

Alief yang berada di balkon melihat kejadian itu. Ia tersenyum miring lalu meneguk teh yang Eni siapkan dari tadi pagi. Pria itu terkekeh lalu masuk ke dalam rumahnya.

●●●

Eni membuka helmnya lalu mengembalikan itu kepada pemiliknya.
"Makasih, Alfan tumpangannya," ucap Eni lalu meninggalkan Alfan.

"En! Tungguin gue!" teriak Alfan berlari menuju Eni yang sudah jauh di depan.

"Iya, ada apa, Alfan?" tanya Eni menatap Alfan dengan mata polosnya, membuat Alfan semakin menyukai Eni.

"Lo mau makan malam sama gue, nanti malam?" tanya Alfan tersenyum hangat. Eni menatap ke kiri lalu mengigit bibirnya.

"En harus izin dulu sama, Alief," jawab Eni sedikit bingung. Ia takut jika Alief marah karena tidak meminta izin darinya.

"Iya, kalo lo mau, gue jemput jam delapan," ucap Alfan. Eni mengangguk.

"Sekarang Alief, 'kan lembur, En minta izinnya datang ke kantor aja, deh," batin Eni tersenyum. Ia tidak tahu jika Alfan masih menyukainya sampai sakarang, Eni sempat menolak Alfan saat Sma.

●●●

Hari ini hari sudah sore, Eni naik taksi untuk ke kantor Alief. Sesampai di sana, Eni langsung menatap kantor yang sedikit sepi dan tak begitu banyak orang. Eni langsung masuk ke ruangan Alief.

"Ali ...," panggil Eni terpotong melihat Alief berduaan dengan Arsyila. Arsyila yang tadinya di samping Alief langsung berdiri menjauh.
"Maaf, En ganggu," ucap Eni menutup pintunya kembali. Alief langsung berdiri dan mengejar Eni.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pernikahan Tanpa Cinta (VersiHappyEnding)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang