03. Marriage Life

72 21 53
                                    

"Hidupku kini bagaikan khayalan omong kosong para gadis diluar sana"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hidupku kini bagaikan khayalan omong kosong para gadis diluar sana"

👑

Jung Nara

Aku masih termenung bersandar pada dinding kayu yang dilapisi kertas berwarna putih dengan hiasan bergambar pohon bambu.

Coba tebak aku dimana sekarang?

Ini gila tapi nyata. Aku sekarang ada dikamar seorang pangeran agung. Dia adalah Pangeran Agung Lee Jeno, si calon putra mahkota ke 7 di era Joseon.

Beberapa jam yang lalu orang-orang bilang jika aku telah sah menjadi istrinya melalui serangkaian upacara pernikahan sesuai adat mereka.

Aku benar-benar tidak mengerti mengapa aku bisa sampai ada di era ini dan menikahi seorang pangeran.

Diriku bahkan tidak pernah berkhayal tentang omong kosong seorang pangeran yang akan mencintai seorang gadis biasa untuk kemudian dipersunting menjadi pendamping hidupnya, seperti gadis-gadis diluar sana. Tapi lihatlah sekarang, hidupku sama seperti khayalan omong kosong gadis-gadis itu.

Bodohnya lagi, aku tidak mencoba menolak apalagi memberontak saat upacara sakral itu dilakukan hanya karena sang ratu. Ibu dari Pangeran Agung Lee itu sangatlah mirip dengan mendiang ibuku, Ibu Jessica.

Ahh! Ini membingungkan.

Semua ini bagaikan ilusi yang dapat dengan mudah menyihir dan membodohi manusia dengan otak kosong sepertiku. 

Suasana di ruangan yang cukup luas ini terasa sangat canggung, sang pangeranpun hanya diam bersila didepan mejanya sambil sesekali berdeham.

"Kau pasti lelah. Tidurlah lebih dulu, nyamankan dirimu," katanya tanpa menatapku.

Aku memilih untuk menurut dan berbaring pada sebuah kasur lipat dari kain sutra yang terasa sangat halus saat kulitku menyentuhnya. Rasanya nyaman sekali.

Diriku lelah dan sepertinya butuh istirahat demi memulihkan tenaga. Jika sudah fresh, mungkin aku bisa berpikir lebih jernih nantinya.

👑

Aku sudah terbangun, tapi rasanya sangat malas untuk sekedar membuka mata. Aku hanya ingin tidur lagi dan memeluk guling kesayanganku. Semalam aku bermimpi sangat buruk. Aku mimpi, karena mencoba bunuh diri, tiba-tiba aku terhempas ke era Joseon dan menikah dengan seorang pangeran agung, si calon putra mahkota.

Aku semakin menenggelamkan wajahku pada guling yang hangat, memeluknya erat. Saking nyamannya hingga aku terus saja tersenyum. Semoga setelah ini aku dapat bermimpi dengan indah. Seperti bermimpi keliling dunia, mungkin? Heheh.

Tapi sebentar, sejak kapan gulingku memiliki jantung yang dapat berdetak?

Kurasakan juga elusan lembut nan teratur pada sisi kepalaku. Cukup mengusak rambutku yang sedikit bergelombang karena dikepang.

About Time || Lee Jeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang