"Berbohong demi kebaikan. Hah! Terdengar sangat naif 'kan? Tapi ini terpaksa kulakukan agar dapat tetap hidup."
👑
•Jung Nara•
Pangeran Agung Lee yang baru datang dengan tergesa langsung terduduk di sampingku yang tengah berbaring.
Raut wajahnya teramat jelas menyuratkan kekhawatiran. "Bagaimana keadaanmu sekarang? Masih sakit?"
Aku menggeleng lemah.
Pria itu menghela nafas lega, seolah-olah merasa jika baru saja semua beban yang berada dipundaknya hilang secara menyeluruh.
"Apa kata tabib?" tanyanya terdengar menuntut.
"Tabib bilang jika aku mungkin hilang ingatan karena kepalaku terbentur batu saat jatuh di hutan."
Sebenarnya alasan itu adalah ide yang diberikan Mark padaku agar Pangeran Lee tidak curiga akan sikapku yang mungkin janggal di hadapannya. Kebohongan ini hanya sementara sampai Mark membawaku kembali ke masa depan dengan time machine miliknya. Sungguh.
Yah, atau mungkin kalian bisa menganggap ini dengan 'Berbohong demi kebaikan' yang keluarkan ketika dalam waktu mendesak.
Mark bilang jika mesin waktu miliknya tidak bisa digunakan sembarangan karena harus menunggu waktu yang tepat. Seperti di saat gerhana ataupun bulan purnama. Sama seperti hari itu, saat aku melompat dari atap rumah sakit. Ternyata bukan tanpa alasan hari itu berubah menjadi gelap, tapi memang sedang gerhana matahari. Jadi Mark memanfaatkan kesempatan itu untuk memakai time machine miliknya untuk sampai pada era ini.
"Maafkan aku karena meninggalkanmu saat sedang sakit," Pangeran Lee menunduk penuh sesal.
Aku jadi merasa bersalah telah membohongi pria baik sepertinya. Apa jangan-jangan Mark berbohong tentang sifat keras yang dimiliki Pangeran Lee? Awas saja jika sampai dia berani membohongiku, dagingnya akan aku preteli, dijadikan meat ball, lalu aku goreng. Hm yah kalau aku tidak jijik.
"Aku baik-baik saja Pangeran. Maaf telah membuatmu khawatir," lirihku sambil mendudukkan diri dan bersandar pada dinding kayu.
"Jadi, bagaimana caranya agar ingatanmu pulih?"
"Hanya perlu beristirahat dan menengakan pikiran," jawabku sekenanya.
Pangeran Lee mengangguk-anggukan kepalanya. Tangannya dengan lembut meraih tanganku yang terperban. Aku sempat tersentak dengan tindakannya yang mendadak, ditambah lagi rasanya ada sensasi setruman yang tercipta kala tangan kekar itu membawa tangan kecilku pada genggamannya. Lihatlah, ini bahkan terlihat sangat pas. Dengan lembut nan teratur pria itu mengelus punggung tanganku. Kepalanya tertunduk dalam, kalimat yang ia ucapkan selanjutnya membuatku semakin tertohok.
"Jangan sakit, aku sedih jika kau sakit. Jadi, cepatlah sembuh. Aku janji tidak akan menggoda dan membuatmu marah, demi tuhan Eun Ha jangan sakit," lirihnya. Manik coklatnya nampak membendung banyak cairan bening, menyuratkan sejuta ketulusan.
Terkutuklah kau Jung Nara!
Kini aku mungkin telah menjadi orang yang paling jahat di dunia karena tega membohongi makhluk manis bernama Lee Jeno. Tapi aku benar-benar tidak punya pilihan lain.
Aku mengerjap, membuat beberapa cairan yang aku tahan mati-matian lolos begitu saja, deras sekali.
Pangeran Agung Lee mengulurkan tangan yang lain, guna mengusap lembut pipiku dengan jempolnya. Dia menggeleng kuat "Hm tidak boleh! Hatiku semakin sakit melihatmu menangis. Setiap tetes air mata yang keluar dari mata indahmu, akan sangat menciptakan ribuan luka pada hatiku. Aku bersumpah akan membuatmu bahagia hingga kau lupa caranya bersedih, hingga hanya tawa yang kau miliki setiap harinya," ucapnya lembut dan manis saat ku dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Time || Lee Jeno
أدب الهواة[ 15+ || Fantasy, fanfiction, romance, mystery, adventure, friendship ] Masa-masa sulit yang dihadapi Jung Nara, membuatnya putus asa dan memutuskan untuk mengakhiri hidup. Dengan begitu, ia percaya jika semua masalah dalam hidupnya akan berakhir. T...