PROLOG

124 11 3
                                    

17:30
Itu berarti sudah 6 jam ia berada di hutan pinus yang baru pertama kali ia kunjungi. Lelaki itu mengobrak-abrik isi tasnya, guna mencari peta yang diberikan oleh jagawana hutan tersebut tetapi, tetap saja tidak ia temukan. Ia mengacak rambutnya frustasi. Menyesal? Yah. Ia menyesal telah datang ke tempat yang telah membuatnya hampir gila, karena tak menemukan jalan untuk keluar dari sana.

Ia mengerutkan dahinya ketika melihat cahaya berasal dari arah barat. Ia menajamkan penglihatannya. Kerutan di dahinya semakin bertambah ketika mendapati seseorang berpakaian hitam dan memegang lentera berjalan ke arahnya.

"Hei siapa kau?!"
Namun sosok itu sepertinya tak memperdulikan pertanyaannya. Lelaki itu mulai was-was. Ia tidak takut jika itu manusia, namun jika ia makhluk astral?!

"Ma..mau apa kau?" Tanyanya ketika sosok itu berdiri tepat di depannya.

Seolah mengerti apa yang ditakuti pria yang mungkin setengah gila depannya, sosok itu hanya terdiam dengan kepala yang terus ditunduk.
"Aku tidak akan memakanmu. Gunakan ini jika kau mau menemukan jalan keluar." Jawab sosok itu sembari menyodorkan sebuah gulungan kertas dan senter berukuran sedang.

Lelaki itu dengan raut muka bodohnya langsung menerima begitu saja gulungan kertas dan senter tersebut. Ia melebarkan kedua matanya ketika mengetahui jika, isi kertas tersebut merupakan dena wilayah hutan itu.

"Teri-" Ucapannya langsung terhenti ketika mengetahui jika si penyelamat telah pergi dari hadapannya.

"Hei, pergi ke mana kau?!" Tanya lelaki itu dengan suara yang keras, ketika melihat sosok itu berada di jarak yang sudah lumayan jauh darinya.

"Aku tidak bisa mengikutimu! Tapi Aku ingin mengucapkan terima kasih!" Teriaknya lagi.

Sial. Harusnya tadi ia memperhatikan wajah orang itu. Namun dua hal yang ia ketahui jika, penolong itu merupakan seorang perempuan dan memiliki suara yang tenang nan damai.

The HalcyonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang