Jimin tak pernah tahu, jika ia akan mengalami perasaan dan hari buruk hanya karena mendengar sebuah berita yang memang akan menjadi kepanikan tersendiri bagi siapapun yang mendengarnya, terutama bagi orang-orang terdekat mereka.
Hanya dengan mendengar jika Rose dalam kecelakaan, ia bergegas begitu saja pergi ke rumah sakit dimana seseorang itu menelponnya. Tak peduli suara siapa itu, yang terpenting jika dia bisa melihat bagaimana keadaan Rose untuk saat ini.
"Dan aku akan pastikan, kebahagiaan yang selama ini kau rasakan, akan aku renggut darimu dengan cara yang bahkan lebih menyakitkan daripada apa yang ibumu lakukan padaku dan juga ibuku."
Ucapan Taehyung benar-benar bagaikan sebuah mimpi buruk baginya hingga saat ini. Waktu bahkan sudah menunjukkan tengah malamnya, namun rasa kantuk itu sama sekali tak menyerangnya. Begitu khawatir akan keadaan gadis-nya saat ini.
Hingga mobil yang ia kendarai telah tiba di rumah sakit. Tak perlu memakan waktu yang banyak, segera ia masuk ke dalam rumah sakit itu. Bertanya pada salah satu petugas medis dan bergegas ketika mendapatkan informasi yang ia inginkan.
Dan langkahnya terhenti, mendapati dua orang yang begitu dikenalinya berada di ruang tunggu saat itu. Dan keduanya pun menyadari kehadiran Jimin saat itu yang perlahan berjalan mendekat, namun tatapannya tak berpaling dari ruang operasi di hadapan mereka saat itu.
Jungkook menahan Jimin saat itu yang seperti ingin memasuki ruang operasi di hadapan mereka. Bahkan beberapa kali pula Jimin memberontak, maka Jungkook dengan cepat pula menahannya.
"Lepaskan aku..."
"Kau harus tenang."
"Bagaimana bisa aku tenang jika Rose ada di dalam sana?!"
Namun Jungkook tetap tak mengendurkan pertahanannya. "Aku yakin dia akan baik-baik saja."
"Lepaskan aku!!"
Lagi, bentakan itu sama sekali tak membuat Jungkook menuruti begitu saja. Dan Jimin yang akhirnya menyerah di sana. Menumpukan seluruh beban dan perasaan sakitnya pada dinding koridor rumah sakit itu. Berkali-kali membenturkan kepalanya pada dinding itu pula seolah menghukum dirinya karena keadaan Rose yang alami saat ini.
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
Suara Jimin melemah, bahkan ia menangis dalam diam saat itu dan menatap pada Jungkook setelahnya. Tenaganya seolah terkuras habis karena terlalu memikirkan bagaimana keadaan Rose di dalam sana.
Jungkook menghela napasnya, melirik ke arah Lisa di sana yang menundukkan kepalanya dan bahkan dirinya masih bisa mendengar isakan gadis itu walaupun tak sekeras seperti sebelumnya.
"Aku datang ke rumahnya dan menceritakan padanya semuanya. Termasuk rencana ibuku dan Taehyung. Lalu dia begitu marah ketika mengetahui semuanya dan berniat untuk menemui Taehyung."
Rose tak mempercayai apa saja yang baru ia dengar. Apa ada orang-orang sejahat seperti mereka? Dan ingatannya kembali pada kejadian ketika Jimin saat itu mendatanginya ke rumah sakit.
Jika Jimin terlambat, atau dirinya yang tak melihat kehadiran pria itu, mungkin saja ia akan menjadi sasaran dari semua rencana yang telah Taehyung rencanakan bersama dengan Ny. Jeon serta Mina yang membantu pria itu. Itulah sebabnya Jimin tak mengatakan apapun padanya saat itu.
Tunggu.
Jimin bisa saja dalam bahaya saat ini. Jika Taehyung tak bisa menggunakannya, maka bisa saja pria itu melakukan pada Jimin ataupun dengan cara lain.
Tidak. Rose tak ingin adapun yang tersakiti. Maka gadis itu tak memiliki pikiran apapun selain berlari. Entah kemana tujuannya, tapi yang terpenting saat ini ia harus menghentikan apapun itu yang membahayakan Jimin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lil' Touch
Fanfiction[18+] ✔ Tidakkah kau tahu? Bahwa dirimu begitu menginginkanku? Jadi cepatlah kemari. Dan berikan aku sedikit sentuhanmu. ----- ©A BTS's Jimin & BLACKPINK's Rosé Fanfiction ©iamdhilaaa, 2019