"Cintai sejati, akan berusaha saling memahami walau ujian yang dihadapi lebih samar dari bekas tusukan jarum dan lebih ganas dari mangsa ular berbisa."
🕊🕊🕊
Pov: Ans
Peperanganku dengan perasaanku dimulai, aku harus berusaha menerima Hanna walau sejatinya aku belum paham, ini akan mudah ataukah sulit bagiku.
Sejatinya menumbuhkan rasa cinta itu tidak semudah menunggu tumbuhnya biji sawi yang sekali sebar hanya menunggu beberapa hari langsung bisa tumbuh. Ini adalah cinta yang hingga kini aku bahkan tidak tahu bijinya mau aku tanam dimana.
Aku masih ada di rumah Hanna, aku hanya diam. Aku biarkan Abah dan Umi yang menyampaikan semuanya, dan aku sebenarnya juga tidak paham jika diminta untuk berbicara.
"Mas Ans ada yang mau disampaikan?" pertanyaan Umi benar-benar mengagetkanku.
"Mboten Mi," jawabku dengan detak jantung tak karuan.Suasana kembali hening, karena dirasa sudah agak lama dan semua maksud kedatangan kami pun sudah di sampaikan. Masalah pernikahan akan kami bicarakan kembali saat prosesi lamaran dari keluarga Hanna, saat itu lah tanggal pernikahan kami akan ditetapkan, yang kurasa tidak akan jauh dari jarak pertunangan kami.
Kami pun pamit pulang, keluarga Hanna menyambut hangat kedatangan keluarga kami, kami sangat senang, Abah juga Umi menyampaikan terima kasih atas semua sambutan dan wejangannya, sedang aku dan Aji hanya bisa tersenyum dengan sedikit senyum dan anggukan kepala.
***
"Mi! Apa Ans bisa ...." tanyaku pada Umi yang tiba-tiba dipotong oleh Adikku, Aji.
"Pasti bisa nggeh Mi," ucapnya. Aku pun menepuk pundaknya sembari berbisik, "Ssst, Mas mau bicara sama Umi."
" Apa Ans bisa ...." lagi-lagi Aji menyambar pembicaraanku.
"Mas Ans pasti bisa, Mas. Masak dengan jarak yang mungkin hanya beberapa bulan saja Mas Ans ndak bisa," potongnya."Ajiiiii...," Aku menggerutu kesal. Kemudian kulanjutkan dengan nada sedikit meninggi, "Ah, sudah lah... lupakan!"
Aku kesal pada Aji, tiba-tiba Umi menoleh dan tersenyum melihat ke arahku.
"Mas Ans inginnya pernikahan ini dipercepat?" pertanyaan Umi kali ini membuatku semakin merasa sulit bernapas, aku terbelalak.
"Mboten ...." aku menjawabnya, dan lagi-lagi Aji memotong pembicaraanku.
"Nah, enggeh Mi, itu maksud Mas Ans dari tadi. Enggeh kan Mas?" Aku melotot padanya, dia palingkan mukanya dengan tersenyum remeh sebelumnya membuat aku semakin geram ingin meremas-remas wajah yang berlagak lucu itu."Ya sudah, Mas. Nanti kita bicarakan saat keluarga Hanna ke rumah, tinggal satu minggu lagi kok." Aku hanya diam dengan ku pijatkan tangan pada kening mengkerutku.
Aji tersenyum puas dengan jawaban Umi, aku sudah tidak sabar menunggu sampai rumah dan membantai dia habis-habisan.
***
Di persimpangan agak jauh dari rumah, tiba-tiba Aji menginginkan sopir untuk menghentikan mobilnya.
"Mi! Aji mau turun di sini dulu enggeh. Aji mau bertemu teman," ucapnya meminta izin Umi. Aku pun semakin geram, dia menghadap ke arahku dengan tersenyum yang kurasa itu senyum ledekan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uhibbuk!! Gus[SUDAH TERBIT]
RomanceUpdate setiap: Malam Rabu & Minggu Okay😉💕, stay tuned😍💖💕 [Jangan lupa follow akun ini, juga vote setiap partnya ya guys😍😉, ditunggu juga krisannya😍💕] Ans sulit menerima Hanna sebagai istrinya dengan alasan tidak mencintainya, namun Hanna se...