Sore ini, berkontemplasi sambil meneguk senja. Hidup seakan menjadi suryakanta, membuka semua luka lama.
Aku lebih sering berbohong pada diriku, mengatakan semua baik-baik saja, mengubur pilu dalam-dalam, menganggap hidup ini asmaraloka, seakan sedih kehabisan peran.
Padahal tidak demikian.
Senandika perlu didengar, meski muskil tuk diterima, meski masygul kerap berkawan.
Semesta tau, sedih dan bahagia tak bertahan lama, semua berjalan dan berganti arah. Aku duduk merintih, ingin mengabulkan mimpi renjana, hingga yang sebenarnya nampak hanyalah fatamorgana.
Sungguh aku derana akan kesedihan.
Sedih, sedih yang sepi.
Jangan abai pesan semesta. Menjadi manusia memang berproses. Teruslah berjalan, jika lelah, duduklah, istirahatlah sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena Irama Hidupmu
PoetryIni bekas pena hitamku. Yang kutulis hingga larut malam setelah pesta usai. Hidupku tak selalu sempurna, aku menulis beberapa bagian disini. Nikmatilah, seperti halnya ketika kalian minum coklat panas di halaman rumahmu. terimakasih ✨ thanks for ad...