dua .

32 2 1
                                    

Itu ..

Jimin .

"eh bro!" ucap taehyung sambil bersalaman dengan jimin.

Jimin tersenyum menyapa rose, rose membalasnya dengan senyuman kikuk. Jantungnya kini berdebar kencang. Ingin rasanya ia memeluk sosok Jimin itu. Ia rindu. Sangat rindu

"Duduk heh" titah taehyung.

"Gue gaa---

"SAYANG!" belum selesai jimin berbicara, ada seorang perempuan yang memanggilnya kencang. Perempuan itu datang terburu buru lalu mengaitkan tangannya dengan tangan jimin

rose yang melihatnya pun terkejut. karena perempuan itu tak lain dari seulgi. tapi bagaimana bisa?! kan ia juga jarang muncul setelah lulus SMA, dan, apa karena seulgi lah jimin memutuskan hubungan mereka?. Entahlah, ribuan pertanyaan muncul dikepala rose, membuatnya pening. Jangan tanya tentang hatinya. Hancur berkeping-keping. Sesak rasanya, namun ia tetap harus bersikap tegar dan seperti biasa.

"ssayang ko kamu nyamperin mereka?" tanya seulgi pada Jimin dengan gaya yang sangat imut. so imut lebih tepatnya.

"Kan taehyung sahabat aku, wajar lah" jawab jimin. Nadanya dingin namun kata katanya 'sedikit lembut'.

"dia lagi?! lo tukang cari masalah sama gue dulu kan?" celetuk seulgi membuat rose seribu kali geram dibuat olehnya.

"seulgi-ssi yang terhormat, saya punya nama, rose" ucap rose dan menatap seulgi dengan tatapan biasa, ia selalu salah fokus pada kaitan tangan seulgi dan jimin.

"Oh ya? yasudah, jiminiee sayang ayo pergi" rengek seulgi pada jimin. taehyung hanya bergidik ngeri melihatnya, bagaimana bisa Jimin diam saja saat selalu diganggu seulgi.

"Kau pergi duluan, aku ingin berbicara dengan mereka" ucap Jimin lalu melepaskan kaitan tangan mereka dan duduk di sebelah taehyung.

"Aku tetap disini, aku janji aku diam. Nona rose, boleh aku duduk disampingmu?" Tanya seulgi dengan lembut dan tersenyum manis. Mengagetkan rose yang tengah bengong.

"silahkan, siapa juga yang melarang" ucap rose dengan enteng lalu menyesap coklat panasnya.

jujur bagi rose ini sangat sangat tidak nyaman. ditambah taehyung yang bukannya menenangkan atau setidaknya membantu tapi dia malah diam saja. moodnya dibuat hancur ketika sedang bekerja.

"Jim kok lo bis---"

"Kita ingin memberi ini untuk kalian" ucap seulgi sambil memberi sebuah undangan rosegold cantik. taehyung dan rose sama sama terkejut melihatnya. rose kini benar benar di sisi terberat. Sesak sekali rasanya. Jimin menatap rose dengan tatapan sendu.

Ya, Jimin juga masih teramat mencintai rose. rose tersenyum ssaat taehyung menatapnya seolah berkata 'lo gapapa dek?'. Rose menunduk lalu mengadahkan tangannya keatas menahan air mata yang akan jatuh.

"Anjir Jim" ucap taehyung saat mengambil undangan pertunangan itu. ia masih tak habis fikir. Ternyata benar, Jimin tak menolak permohonan orang tuanya. Jimin hanya mengangguk dan tersenyum pahit.

"Ah oke, aku dan bang taehyung akan datang, terimakasih telah mengundang, selamat ya seulgi-ssi, jimin-ssi" rose tersenyum manis membuat hati Jimin terasa teriris, taehyung hanya terkekeh remeh. Ia tau rose sedang pura pura tegar.

"Kembali kasih nona rose, tentu aku dan jiminie akan mengundang kalian, oh ya kapan kalian menyusul taehyung? rose?" Pertanyaannya seulgi sangat menohok rose

"rose akan secepatnya menyusul" celetuk taehyung membuat mereka terbelalak kaget, terlebih pada Jimin.

Sejuta pertanyaan kini mengaluti pikiran Jimin, 'apa dia sudah tidak mencintai ku?!, Bagaimana bisa yatuhan?' gerutu Jimin dalam hatinya. Rose menatap taehyung dengan sangat tajam karena ulahnya yang berkata seenaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 my park 。Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang