Aku terus berjalan tanpa memperhatikan sekeliling, aku berjalan dengan menundukan kepala ku, aku hanya gadis pendiam yang selalu menyendiri.
Mungkin karena aku tak pandai bergaul atau mungkin memang tidak ada yang mau mengajak ku berteman.
"Hei cupuuu! Sini kau! Cepat!" bentak seorang gadis.
Aku menghela nafas sebelum berbalik arah dan berjalan kearahnya.
Aku hanya seorang mahasiswi biasa namun dengan nasib yang begitu buruk, aku selalu menjadi bahan bully di kampus, aku juga heran kenapa mereka selalu perlakukan ku tidak adil? Apa karena aku tak menggunakan baju sebagus zevanya yang menurut ku sedikit kekurangan bahan? Ntah lah aku tak mengerti.
Aku hanya gadis biasa yang berpakaian cendrum tertutup saat ke kampus, aku gadis yang di angkat oleh keluarga lumayan terpandang di kota ini, mereka bilang mereka mengangkatku menjadi salah satu bagian dari mereka mungkin lebih tepatnya terpaksa membuatku tinggal bersama mereka, karena orang tuaku yang tak memiliki kerabat di kota ini, dan karena orang tuaku telah membantu mereka, saat orang tuaku meninggal mereka terpaksa mengurus ku karena sebagai balas budi kepada orang tuaku.
"Bersihkan sepatuku cepat cupu! apa kau tak melihat sepatu mahal ku terkena cipratan air gara gara mobil sialan itu, cepat tunggu apa lagi? Bersihkan!" bentaknya.
Aku mengangguk dan mengeluarkan sapu tangan yang selalu ku bawa kemanapun, dengan cepat ku bersihkan cipratan air itu, sebenarnya aku bukanya tak berani melawan namun aku hanya malas meladeni, selagi mereka tak menyerang fisik ku, aku akan terus diam saja.
"Nah cepat bersihkan pelayan!" tawanya meledak seakan mengejek ku.
Aku sudah kebal dengan kata kata atau hina-an seolah itu sudah menjadi makanan sehari hariku.
Orang tua ku bernama Jeremie dan sophie hanya itu yang ku tau, bahkan aku tak tahu nama lengkap mereka, aku bernama Arabella Tiquina Artha agak aneh memang namun tak masalah menurutku, umurku 20 tahun aku sering di panggil bella, aku mahasiswi tingkat 5 yang mengambil jurusan Arsitektur.
Aku dan Zevanya satu rumah, ia adalah putri satu satunya tuan Rooel dan nyonya Isalea, mereka yang telah mengangkat ku menjadi kelua- ah tidak lebih tepatnya pelayan mungkin.
Aku bangkit dan mentapnya "sudah ku bersihkan zevan, aku akan pergi" ucapku sambil berbalik berniat meninggalkan tempat ini.
"Ckk sok sekali kau anak pembawa sial, fuck you pergi kau jalang haha" zevanya pun pergi dengan tawa bersama teman temanya.
Aku berdecih dan terus melanjutkan matakuliah selanjutnya, dan seterusnya sangat membosankan.
Setelah beberapa jam ku habiskan untuk belajar kini sudah saatnya untuk pulang, akhirnya matakuliah hari ini sudah selesai.
Aku membereskan semua alat tulis dan ku bereskan ke dalam tas jinjingku.
Dengan santai ku langkahkan kaki ku terus hingga kini sudah berada di depan sebuah caffe yang lumayan ramai pengunjung, aku tersenyum dan melangkah masuk ke dalam caffe , ya aku berkerja untuk memenuhi hidup ku.
Aku tersenyum saat melihat teman kerjaku menyapa "haii bell baru keluar kelas jam segini? Haha kasian sekali dirimu" ucapnya sambil terkekeh kecil.
Aku memutar bola mataku "kau menyebalkan anie" sahutku malas.
"Ya ya aku mengerti bel, sudah sana kau ganti pakaian mu dan jaga kasir, lihat caffe sedang banyak pengunjung, sudahlah aku akan kembali bekerja bye bella" oceh anie dan pergi dari hadapan ku.
Aku menaruh seluruh barang ku ke loker kecil yang tersedia untuk para pegawai, aku segera mengganti baju ku dengan seragam caffe dan langsung pergi menggantikan lucky yang sedang menjaga kasir.
"Hai luc, kau boleh istirahat biar aku yang menggantikan mu" ucapku.
"Ahh akhirnya kau datang juga bella, baiklah aku akan beristirahat kau layani dengan benar ya bella bye byee" balas lucky dan ku jawab dengan anggukan, lucky segera menyingkir dari kasir.
Ting!!
Ah suara bel caffe, ternyata ada pelanggan yang baru datang, aku segera bangkit dan tersenyum.
"Selamat datang di caffe Ardoxa, silahkan kakak" ucapku sambil menyodorkan satu buku menu caffe saat ku lihat wajahnya, uh auranya sangat menakutkan apalagi tatapan tajamnya.
"Americano coffie and sandwich" ucapnya singkat
"Baik kak, makan di tempat atau di bungkus?" tanyaku dan menatapnya.
"Tempat" balasnya.
"Baik pesanan akan di antar, silahkan di tunggu" ucapku sambil tersenyum, namun dia lagi lagi hanya menatap ku dengan mata tajam nya, aku berdehem cukup keras lalu ia pun hanya berlalu begitu saja.
"Sangat menakutkan" cicitku.
-
-
-
-
-
-
-.Juni 2020.
Virli__

KAMU SEDANG MEMBACA
Confusing Adventure
ActionAku tak menyangka semuanya bisa seperti ini, dengan mudahnya ku turuti permintaan kedua lelaki asing itu agar membunuh seluruh keluargaku. Tanpa beban ku layangkan setiap tusukan pada sekujur tubuh mereka, mereka memang tak pernah memperlakukan ku l...