=2=

1.1K 109 108
                                    

Tetsurou menghembuskan nafasnya lelah. Dia bersandar di balik salah satu pohon, mengawasi sosok lelaki manis berkacamata yang tengah berbincang dengan lelaki lain. Sejujurnya, Tetsurou merindukan lelaki berkacamata itu. Jika kalian berpikir mereka tidak ada hubungan sama sekali, kalian salah besar. Mereka masih tetap sepasang suami istri. Atau mungkin suami suami?

"Sekali saja. Seandainya bisa... aku ingin mendekapmu lagi," lirih Tetsurou pelan.

Tetsurou menghembuskan nafasnya lelah. Ia mendangak memandang langit biru yang cerah namun terasa suram untuknya. Dia merindukan dekapan hangat itu. Ah... dekapan istrinya, Tsukishima Kei atau mungkin seharusnya, Kuroo Kei.

Tetsurou menyembunyikan tubuhnya dengan cekatan saat Kei semakin mendekat padanya. Mati-matian ia menahan untuk tidak menggerakkan jarinya mendekap tubuh lelaki manisnya.

"...Miya-san," ujar si pemilik rambut pirang pucat itu.

"Ya, aku akan menantinya. Jangan lupa serahkan hasilnya pada Seijuurou. Sebelum dia marah," ujar pemilik surai golden yellow.

"Baik," jawab Kei.

Tetsurou tersenyum tipis. Lega karena sudah mendengar suara Kei lagi. Sungguh. Dia hanya merindukan Kei. Bolehkah...

"Kei," panggil Tetsurou tanpa sadar.

Ah, sial. Dia berhasil menahan tangannya, tapi mulutnya... tetap saja bekerja. Maka, dengan segera, Tetsurou melangkahkan kakinya pergi dari sana sebelum Kei menyadari kehadirannya. Hoodie hitam ia pasangkan untuk menutupi wajahnya. Dia harus fokus mencari gadis itu terlebih dulu.

~♡️I'm not Okay☬️~

Tetsuya mengedip dengan lugunya melihat salah satu pelayan yang sedang sibuk membersihkan barang-barang mewah di rak-rak putih yang berjejer.

"Apa aku benar-benar tidak boleh memainkan itu?" tanya Tetsuya polos.

"Maafkan saya, Tuan Muda. Tapi Seijuurou-sama tidak suka barangnya disentuh," jawab pelayan wanita itu sopan.

"Ini bukan milik Seishurou-san?" tanya Tetsuya dengan tangan mengambil sebuah patung kaca berbentuk kuda.

"E-eeh! I-itu bukan milik Seishurou-sama," pekik sang pelayan panik.

"Uhm baiklah," ujar Tetsuya, dengan patuh mengembalikan patung kaca itu.

Tetsuya bosan. Dia tetap saja tidak diijinkan keluar dari sini. Kalaupun boleh, dia juga tidak tahu harus kemana. Tempat ini terlalu jauh dari jalan raya.

"Kapan Akashi-san pulang?" tanya Tetsuya, kembali duduk manis di sofa ruang tengah.

"Malam ini Sei-chan dan Shurou-chan akan lembur. Tapi sepertinya Sei-chan akan pulang sebentar lagi dan kembali ke kantornya," jawab kepala pelayan di rumah itu, Mibuchi Reo.

"Apa aku boleh keluar dengan Akashi-san setelah dia pulang?" tanya Tetsuya lagi.

"Memangnya kau mau kemana?" tanya sebuah suara yang jelas Tetsuya ketahui.

Tetsuya berdiri dari duduknya. Matanya yang berbinar terarah pada sosok lelaki bermata merah emas di ambang pintu. Seijuurou pulang.

"Sei-chan, jangan terlalu keras padanya," peringat Reo dengan suara kecil sebelum kembali ke dapur.

Reo memang kepala pelayan, tapi dia adalah orang yang paling Seijuurou percaya. Selain itu, mereka memang dekat sejak kecil.

"Eum?" gumam Tetsuya bingung ketika melihat Reo pergi begitu saja.

I'm (Not) Okay...【️AkaKuroAka】️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang