=4=

969 103 57
                                    

Tetsuya merebahkan tubuh kecilnya di kasur. Matanya dengan polos menatap ke arah sosok bersurai pirang pucat yang sedang melakukan panggilan telepon.

"Tsukki-kun," panggil Tetsuya.

"Ya. Baik baik. Akan kuusahakan," ujar sosok itu, Tsukishima Kei.

Tetsuya melihat Kei menutup ponselnya. Lelaki bermata sipit itu segera menoleh untuk menatap si manis yang terbaring dengan wajah pucat.

"Apa kau memerlukan sesuatu?" tanya Kei dengan wajah datarnya.

"Pelukan," kata Tetsuya dengan wajah polos manisnya. "Apa Seishurou-san tidak pulang?"

"Dia ada tugas di luar kota," kata Kei dengan tatapan yang berusaha melembut.

Tetsuya mengangguk lemah. Dia sedih. Dia ingin memeluk Seishurou. Dekapan Seishurou itu hangat, dia suka. Tetsuya mengeratkan selimutnya, berusaha menutupi lebam yang ada di tubuhnya. Salahkan Seijuurou yang membuatnya tidak bisa memakai celana dan juga sikap kurang ajar Kouki yang membuat luka di tubuh polosnya. Bisa disimpulkan sendiri sekarang. Dia tidak bisa memakai baju sekarang.

"E-eh? Kenapa Tsukki-kun...?" gagap Tetsuya saat melihat Kei menaiki kasur.

"Kau bilang ingin pelukan? Aku bukan dominan jadi tenang saja," jawab Kei.

Kei menidurkan tubuhnya di sisi Tetsuya. Niatnya untuk memeluk Tetsuya harus terhenti karena Tetsuya menahan tubuhnya.

"Sa-sakit. Pelan-pelan," cicit Tetsuya.

Kei mengerutkan keningnya. Dia memandang Tetsuya dengan tatapan bingung. Bagaimana tidak bingung, Tetsuya mengerang sakit? Padahal sebelumnya, Tetsuya tidak merasa kesakitan.

"Sakit? Kau... apa yang dilakukan Furihata-san padamu?" desis Kei, jelas sekali marah.

Tetsuya mengedip bingung. Dia hanya tidak tahu jika Kei telah mengenal Kouki lebih jauh darinya. Selain itu, siapa lagi yang bersama Tetsuya jika bukan Kouki? Toh daritadi Kei sedang bersama Seijuurou dan Shintarou.

"Di-dia tidak melakukan apa pun! Su-sungguh. Aku tidak apa," jawab Tetsuya cepat.

Tetsuya menggelengkan kepalanya cepat berusaha meyakinkan Kei. Dia mencebikkan bibirnya dengan manis.

"Aku akan marah padamu jika kau memarahi Furihata-kun," kata Tetsuya.

"Dia bukan orang yang baik. Biar kulihat badanmu," kata Kei.

"Tidak mau! Aku tidak apa aku benar-benar..."

"Kau belum tidur?" suara Akashi Seijuurou terdengar.

Seketika kedua orang itu menoleh ke arah pintu. Mata bulat cerulean itu seketika berbinar. Tetsuya tersenyum manis melihat Seijuurou, hatinya menghangat. Tetsuya terlalu polos, dia selalu menganggap Seijuurou adalah sosok penyelamatnya sejak Seijuurou membelinya.

"Kei, keluar. Biar aku yang menemani Tetsuya," usir Seijuurou datar.

"Tidak. Aku akan menemaninya," bantah Kei, dia memandang Seijuurou dengan tatapan datarnya.

Kacamatanya berkilat diterpa cahaya lampu. Mata golden-brown miliknya tidak menunjukkan emosi apa pun meski hatinya bergejolak dipenuhi amarah dan kebencian.

"Kau bisa keluar sekarang. Tsukishima Kei," desis Seijuurou.

Tetsuya sendiri hanya diam, memilin selimutnya merasa ragu. Apa benar dia harus memilih ditemani Seijuurou? Bagaimana jika Seijuurou tahu...?

"Ikut aku," desis Kei.

Kei menarik Seijuurou keluar kamar, meninggalkan Tetsuya yang kebingungan.

I'm (Not) Okay...【️AkaKuroAka】️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang