Ini Rindu Bukan Kangen

83 13 7
                                    

“Andai aku bisa melihatmu setiap hari, pasti aku tak perlu merindukanmu” keluh Sehun sambil memandangi kekasihnya yang sibuk mengarahkan jari tangannya pada kursor laptop keatas lalu kebawah. Tangan kirinya dibuat sibuk memangku kepalanya yang terlihat berat. Sedang tangan kanannya sibuk memainkan botol tupperware milik Lovie yang berada didepannya sedikit kearah kanan sekitar 5 cm. Lalu pandangan matanya tak pernah beralih dari memandang kekasihnya itu.

“Mana ada orang berpacaran yang bisa bertemu setiap hari, hanya pasangan suami-istri yang seperti itu” mata gadis itu tak lepas dari layar laptop yang kini berubah jadi putih. Menandakan gadis itu mulai membuka berkas word. Cahaya laptop memantul kearah gadis itu. Kecantikan alami tanpa make up semakin terpancar dari wajahnya. Rambutnya yang tergerai, lurus sebahu membuat gadis itu terlihat seperti gadis cantik yang ada dikomik Jepang.

Situasi di kantin kopma sangat sepi, mungkin karna masih pagi. Biasanya kantin kopma akan sangat sesak jika sudah pukul 12.30. Saat itulah kebanyakan mahasiswa telah usai kuliah sesi pagi. Apalagi mahasiswa FIB yang gedung perkuliahannya berada dekat dengan Kopma, mereka akan berbondong-bondong menuju Kopma dengan segerombolan kawannya seakan mau demo ke gedung DPRD. Hingga, jika ada mahasiswa fakultas lain yang ingin makan di kopma, mereka akan sukarela berputar balik karena mendapati tempat itu sudah sangat sesak. Kantin kopma adalah sebuah tempat makan, satu-satunya yang dimiliki kampus. Bukan berarti kampus hanya memiliki satu tempat makan, bukan seperti itu, setiap fakultas memiliki beberapa kantin yang berada di sekitar fakultasnya. Bahkan ada fakultas yang memiliki 5 kantin, namun kantin kopma sering menjadi pilihan mahasiswa untuk makan siang, karena tempat makan ini menyediakan berbagai macam olahan, tidak seperti dikantin fakultas mereka.

“Kak Sehun, ayam bakar level 2” teriak salah seorang wanita paruh baya yang memanggil pengunjung agar mengambil pesanannya. Sekali lagi wanita itu berteriak sebagai tanda belum ada pengunjung yang mengambil pesanannya. Lalu seorang laki-laki tinggi, putih, berkaca mata terburu-buru menuju kearah kios ayam itu. Dari raut wajahnya sangat menyesal karena tidak mendengar teriakan wanita paruh baya itu. Segera laki-laki itu meminta maaf, lalu mengambil pesanan, berjalan menuju tempat duduknya, membawa nampan berisi sepiring ayam bakar dan jus wortel.

“Ouhh bagaimana bisa kamu tidak mendengar teriakan sekeras itu” mata Lovie menatap kekasihnya dengan sedikit kesal. Tak lama, dia kembali menatap layar laptop dan sibuk mengarahkan kursor laptop keatas-kebawah.

“Kamu juga tidak mendengarnya” bantah Sehun sambil meletakkan nampan tepat didepan laptop milik kekasihnya, lalu duduk didepannya pula.

“Tentu saja aku tidak mendengarnya, aku terlalu sibuk dengan revisi skripsiku ini” mata Lovie mulai menatap kekasihnya dengan tajam, menandakan perasaan sedikit kesal. Mengetahui kekasihnya yang mulai sedikit kesal, Sehun tak berani menatap mata kekasihnya lagi, ia sibuk memainkan sendok garpu yang ada didepannya.

“Tentu saja aku juga tidak mendengarnya, aku terlalu sibuk melihatmu” canda Sehun sambil menatap kekasihnya, laki-laki itu tersenyum lebar hingga terkesan akan tertawa. Lovie yang sedari tadi sedikit kesal kini tersenyum tipis, secepat kilat gadis itu mengalihkan pandangannya dari laki-laki didepannya itu. Ia berusaha keras menyembunyikan senyuman dari kekasihnya. Akan tetapi, Sehun tak pernah berpaling menatap kekasihnya itu, sehingga perubahan sekecil apapun pada raut wajah kekasihnya, pastilah ia tahu.

--------------------

Kopma : Koperasi Mahasiswa, sebuah lembaga yang dimiliki sebuah universitas untuk memenuhi kebutuhan mahasiwanya.
FIB : Fakultas Ilmu Budaya

Bangun Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang