Rani dan Kegiatannya di Rumah

1.2K 18 5
                                    

"Bu, kenapa Rani gak boleh ikut lagi Kak Riki ke minimarket kayak dulu?" tanya Rani sambil mengaduk-aduk makanannya. Nasi dengan sayur sop yang sekarang sering ibu buatkan. Padahal Rani tidak terlalu suka sayur, tapi ibu bilang harus menghabiskannya.

"Habiskan dulu makannya, ya," kata ibu sambil tersenyum.

Rani pun melanjutkan makan siangnya. Satu per satu sayur yang ada di mangkuknya ia sendok bersama dengan kuah sop. Mulai dari wortel, brokoli, kentang, jamur tiram, hingga daun bawang dan seledri. Ibu yang melihat Rani lahap ketika makan kembali tersenyum.

Tak terasa, makanan di mangkuk Rani hampir habis. Hanya tersisa nasi sedikit, kuah, dan daging ayam yang sengaja Rani sisakan paling akhir. Murid kelas lima SD itu sangat menyukai daging ayam. Sehingga suapan terakhir itu terasa sangat lezat. Rasanya Rani seperti menemukan harta karun dalam makanannya.

"Bu, makan Rani sudah habis," ujar Rani sambil menunjukkan mangkuknya yang kosong tak bersisa.

"Sekarang Rani tahu kan harus apa?" tanya ibu mengingatkan Rani akan kewajiban barunya sejak sekolah ditutup dan kegiatan belajar dilakukan di rumah.

Rani tersenyum sambil berkata, "Ingat, dong. Rani harus membiasakan diri untuk mencuci piring yang Rani pakai setelah makan."

Ibu langsung mengacungi kedua jempolnya ke arah Rani. Rani pun segera mencuci piring dan sendoknya di wastafel. Tak lupa, mencuci tangannya juga. Setelah itu, Rani kembali ke tempat ibu berada tadi, ke tengah rumah. Di sana, ibu sedang menjahit sesuatu yang sejak tadi membuat Rani penasaran.

"Ibu," panggil Rani riang. "Ibu sudah janji kan mau menjawab pertanyaan Rani tadi?" Rani langsung menagih jawaban yang ibu bilang akan ia jawab usai Rani menyelesaikan makan siangnya.

Ibu meletakkan kain beserta peralatan lain yang sejak tadi digenggamnya. Sementara itu, Rani duduk di sebelah ibu.

"Menurut Rani kenapa ibu tidak mengizinkan Rani ikut kakak ke minimarket sesering dulu?" tanya Ibu membuat Rani semakin penasaran.

Rani memang sudah mendengar tentang virus yang menyebabkan kegiatan belajar sekolahnya dialihkan ke rumah. Hanya saja, yang Rani tahu tidak banyak.

"Karena Corona?"

Ibu tersenyum mendengar jawaban Rani. Kemudian membalas, "Hampir betul. Tapi lebih tepat kalau berada di rumah untuk menghindari penyebaran Virus Corona tersebut."

"Terus Kak Riki diizinkan ke minimarket?" Lagi, Rani bertanya. "Nanti kalau Kak Riki kena gimana, Bu?"

Lagi-lagi ibu tersenyum menanggapi pertanyaan Rani. Kemudian mengusap kepala putrinya lembut. "Kak Riki ke minimarket untuk membeli keperluan kita sekeluarga sehari-hari. Oleh karena itu, Kak Riki diizinkan keluar rumah. Dan agar terhindar dari virus tersebut, Kak Riki menggunakan protokol kesehatan. Rani tahu tidak?"

Rani cepat-cepat menggeleng. "Tidak tahu, Bu."

"Kalau begitu, Rani lihat tidak Kak Riki pakai apa tadi sebelum berangkat?" tanya Ibu. Sementara Rani sedang berpikir. Ibu pun memberinya sebuah petunjuk, "Itu loh yang digunakan untuk menutup bagian mulut dan hidung."

"Ah, Kak Riki pakai masker!" jawab Rani penuh semangat.



Ibu bertepuk tangan. "Tepat sekali. Pakai masker merupakan salah satu langkah untuk mengurangi resiko terkena virus tersebut. Selain itu masih ada yang lainnya. Selain itu, yang terpenting yaitu harus menjaga daya tahan tubuh kita."

"Daya tahan tubuh?" tanya Rani.

Ibu mengangguk sambil tersenyum. "Agar kita tidak mudah sakit. Untuk itu kita harus makan-makanan yang bergizi serta beristirahat yang cukup."

Kini, Rani mengangguk tanda mengerti. "Pantas saja ibu sering memasak sayur akhir-akhir ini, hehe." Rani teringat tentang sayuran yang tadi ia makan. Selain itu, ibu juga melarang Rani untuk tidur terlalu larut.

"Tepat sekali. Sayur dan buah itu baik untuk kita, jadi harus dihabiskan, ya?"

"Siap, bu!" Rani berdiri tegak sambil hormat pada ibu. "Oh iya, Kak Riki hari ini beli es krim, kan? Hehehe."

Rani yang tertawa kecil membuat ibu tersenyum. "Beli, hadiah buat Rani yang sudah menghabiskan sayurnya hari ini," jawab ibu.

"Wah, terima kasih, Bu. Rani sayang ibu!"

***

HOPE - Kumpulan Cerita Anak Selama Pandemi Covid-19Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang