Demi Kebaikan Bersama

460 12 0
                                    


Sudah lebih dari 3 bulan sejak sekolah diliburkan karena penyebaran virus corona yang semakin luas. Para murid termasuk Rani melakukan semua kegiatan belajar di rumah. Kini, Rani benar-benar merindukan sekolahnya. Mulai dari keramaian kelas, teman-temannya, para guru, hingga kucing yang biasa ada di dekat kantor Pak Kepala Sekolah.

Hal yang bisa Rani lakukan untuk mengobati rindunya pada sekolah ialah dengan melihat fotonya bersama dengan teman-teman sekelas di depan ruang kelas. Foto tersebut Rani pajang menggunakan bingkai dan ia pajang di meja belajarnya. Setiap melihatnya, Rani selalu berdoa agar ia bisa pergi ke sekolah secepatnya.

Suatu hari, ibu yang sedang menyapu melihat Rani sedang melamun melhat foto tersebut. Ibu pun langsung menghampiri Rani dan membuatnya terkejut.

"Rani," panggil Ibu sambil menepuk pelan bahu Rani. "Sedang apa?"

"Eh, Ibu," sahut Rani kemudian menoleh ke arah ibu. "Rani rindu sekolah, Bu. Jadi, Rani melihat foto ini sambil berdoa agar bisa cepat ke sekolah lagi."

Ibu tersenyum mendapat balasan Rani. "Sudah lama, ya?" tanya Ibu langsung diiringi anggukan oleh Rani, tanda setuju.

"Lagipula, kenapa harus sampai libur segala, Bu?" tanya Rani dengan raut wajah sedih.

Ibu ikut merasakan kesedihan Rani menjawab, "Rani, coba ibu tanya. Teman sekelas Rani ada berapa orang?"

Rani langsung melihat foto yang ada di depannya, menghitung jumlah murid yang ada di kelasnya. "Ada 27 orang, Bu," jawab Rani.

"Banyak bukan?" tanya Ibu.

Rani pun mengangguk setuju.

Kemudian, Ibu mengusap punggung Rani lembut. "Coba, Rani jumlahkan dengan kelas lainnya. Kelas 1 sampai 6, tidak hanya kelas A tapi juga kelas B. Tambahkan pula seluruh guru yang ada di sekolah."

"Banyak sekali, Bu. Lebih dari 300 orang," jawab Rani cepat.

"Nah, bisa Rani bayangkan seandainya salah satu dari semua itu ada yang terinfeksi. Maka bisa menyebar ke satu sekolah," jelas Ibu. "Belum lagi orangtua yang datang menjemput."

"Ternyata begitu." Rani menganggukan kepalanya, mengerti penjelasan ibu. "Rani juga tidak mau sampai sakit."

"Oleh karena itu, agar Rani dan teman-teman satu sekolah nanti bisa bertemu dalam keadaan sehat. Maka belajarnya harus di rumah dulu, ya!" ujar Ibu sambil menyemangati Rani. "Jadi, Rani harus semangat sampai nanti, ya!"

"Siap, Ibu!" balas Rani penuh semangat.

"Oh iya, kalau Rani rindu dengan teman-teman, nanti ibu akan bilang pada Bu April agar Rani dan teman-teman sekelas bisa video call bersamaan," ucap Ibu yang langsung menambah semangat Rani menjadi lebih penuh.

"Wah, terima kasih, Ibu!" balas Rani kemudian memeluk ibunya. "Sini biar Rani ikut bantu menyapu!"

Ibu yang melihat Rani kembali bersemangat pun tersenyum. Kemudian membiarkan Rani membantunya untuk membersihkan rumah.

***

HOPE - Kumpulan Cerita Anak Selama Pandemi Covid-19Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang