Origami Istimewa untuk Ayah dan Ibu

174 8 0
                                    

Tiga bulan berlalu sejak Alin dan adiknya yang bernama Tio ikut menumpang tinggal di rumah Tante Silvi. Tante Silvi adalah adik dari ibu mereka. Mereka ikut tinggal di rumah Tante Silvi sejak kedua orang mereka sibuk menangani pasien covid-19. Orangtua mereka adalah anggota petugas kesehatan dan tim medis. Selain karena kesibukan, keamanan juga menjadi alasan mengapa Alin dan Rio dititipkan ke rumah tantenya.

Pada awalnya, Alin dan Rio senang-senang saja tinggal di rumah Tantenya. Tante Silvi sangatlah baik hati kepada mereka. Banyak sekali buku cerita yang Alin dan Tio sukai di rumah Tante Silvi. Selain itu, Tante Silvi seringkali membuat kue-kue untuk mereka berdua. Namun belakangan ini, Alin dan Tio mulai merasa kesepian. Mereka merindukan kedua orangtua mereka.

Suatu siang, Alin sedang membacakan Tio sebuah cerita. Tio suka sekali mendengarkan seseorang bercerita. Biasanya, ibunyalah yang selalu membacakannya. Kali ini Alin yang menggantikannya. Namun, baru beberapa lembar saja, Tio malah melamun. Tidak seperti biasanya.

Alin pun bertanya, "Tio kenapa? Apa ceritanya tidak seru?"

Tio menggeleng pelan. "Tio suka ceritanya. Tapi saat Kak Alin membacakan ceritanya, Tio tiba-tiba teringat dengan ibu," jelas Tio yang sekarang tampak sedih.

Sementara itu, Tante Silvi yang baru saja datang sambil membawa puding cokelat mendengar percakapan mereka.

"Siapa mau puding? Alin, Tio?" tawar Tante Silvi kemudian ikut duduk di karpet.

Alin dan Tio pun terkejut saat Tante Silvi datang. Namun ekspresi terkejut mereka segera tergantikan dengan senyum cerah saat melihat puding cokelat yang dibawa oleh Tante Silvi.

"Tio mau!" sahut Tio.

"Alin juga!" Disusul Alin.

Tante Silvi hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya saat melihat keponakannya bersemangat.

"Tante bikin banyak," kata Tante Silvi sambil membagi puding dalam Loyang ke dalam beberapa bagian. "Jadi kalian harus makan banyak, ya!"

Serempak Alin dan Tio membalas, "Siap, Tante!"

Alin dan Tio pun mengambil bagian puding masing-masing yang telah dipotong oleh Tante Silvi. Tidak lupa menambahkan susu kental manis putih di atasnya. Mereka berdua memakan puding tersebut dengan lahap. Tante Silvi yang melihatnya sangatlah senang.

Setelah Alin dan Tio menghabiskan beberapa potong puding. Tante Silvi tiba-tiba bertanya, "Alin dan Tio, tadi saat tante baru datang pada kenapa? Kok sepertinya kelihatan sedih?"

Alin tampak malu-malu, ia tidak menjawab dan melirik ke arah buku-buku yang tadi ia baca. Sementara Tio langsung menjawab, "Tio kangen ibu, Tante."

Tante Silvi langsung menghela napas panjang begitu mendengar jawaban Tio. Ia sudah menduganya sejak beberapa hari yang lalu. Kini, Tante Silvi mengelus punggung Alin dan Tio pelan.

"Kalian yang sabar, ya," ucap Tante Silvi lembut. "Alin sama Tio mau kan sehat terus?"

Alin dan Tio hanya mengangguk pelan.

"Pintar," puji Tante Silvi. "Kita doakan ibu dan ayah kalian cepat selesai bertugas dan sehat terus, ya! Jadi kalian juga harus semangat."

"Nanti kalau udah pulang, ibu dan ayah bisa bacain Tio banyak cerita lagi, ya?" Tio sepertinya sudah kembali bersemangat. Sementara Tante Silvi sudah mengangguk sambil tersenyum menyetujui ucapan Tio.

Di sisi lain, Alin masih terdiam dan tidak berbicara apapun. Saat itu, Tante Silvi tiba-tiba teringat sesuatu.

"Alin," panggil Tante Silvi pelan. Alin yang dipanggil hanya menoleh sejenak menatap Tante Silvi, tapi tak lama melirik ke arah lain. "Kalau rindu ayah dan ibu enggak usah malu-malu loh," ucap Tante Silvi sambil sedikit tertawa.

Setelah mendengar itu, Alin langsung menoleh kembali. Lalu mengangguk pelan.

"Oh iya, Alin dan Tio pernah coba bikin origami enggak?" tanya Tante Silvi. Alin dan Tio serentak menoleh dan menggeleng. "Masa, sih?"

"Memangnya origami itu apa tante?" tanya Tio.

"Alin pernah dengar tapi ... di mana, ya?" Alin kembali bersuara, tapi tampak kebingungan sendiri.

Tante Silvi kini hanya tersenyum. "Origami atau nama lainnya itu seni lipat kertas. Pasti pada pernah bikin, bukan?"

"Ooh," ucap Alin dan Tio bersamaan. "Kalau itu pernah."

"Nah, bagus!" puji Tante Silvi. "Karena kalian rindu ayah ibu, kenapa tidak coba membuat origami untuk ditunjukkan pada mereka?" tawar Tante Silvi yang langsung dibalas dengan anggukan Alin dan Tio.

"Ide tante bagus!" kata Alin penuh semangat.

Setelah setuju, Tante Silvi pun meninggalkan Alin dan Tio sebentar. Tante Silvi mengambil kertas lipat warna-warni di kamarnya. Kemudian, mereka bertiga membuat berbagai macam origami. Mulai dari bentuk rumah, hati, bunga, burung bangau, dan sebagainya.

Sebagian dari origami yang mereka buat adalah origami istimewa. Istimewa sebab di bagian dalam origami tersebut berisi pesan Alin dan Tio untuk kedua orangtua mereka.

Selain menunjukkannya lewat foto dan video, Tante Silvi juga sudah berjanji akan mengirimkan origami istimewa buatan Alin dan Tio ke tempat orangtua mereka berada.

"Semoga saja ayah dan ibu senang ya dengan origami buatan kita," ucap Alin sambil menatap origami istimewa dalam genggamannya.

"Mereka pasti senang, Alin," balas Tante Silvi sambil tersenyum.

Kini, semangat Alin dan Tio perlahan pulih. Meski belum bisa bertemu dengan kedua orang tua mereka lagi. Tapi origami istimewa buatan mereka akan sampai. Kini, Alin benar-benar tidak sabar melihat foto ayah dan ibu yang menerima origami istimewa kiriman mereka.

Ayah, Ibu, semangat ya!

***

HOPE - Kumpulan Cerita Anak Selama Pandemi Covid-19Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang