•S A T U 🇵🇸

38 10 3
                                    

Assalamu'alaikum sahabat surga,
Puspa kembali dengan cerita 'Atouna el toufoule'
Bacanya sambil dengerin lagu Atouna el toufoule kalo bisa, biar makin greget, oke?

HAPPY READING GUYS

°°°°

Jika anak-anak di dunia bermain, mengapa kami tidak? Mereka bisa bebas bermain, tapi kami tidak. Mereka selalu bahagia mendapatkan makanan dan mainan. Kami juga ingin.

~Maryam Abraham~

°°°°


Maryam terbangun dari tidurnya. Mimpi itu kembali lagi. Mimpi yang hadir dari bagian masa lalu Maryam. Maryam benci itu.

Maryam bangkit menuju kearah gedung yang terkena udara bebas. Ditatapnya langit gelap. Air matanya jatuh begitu deras. Berkali-kali Maryam berdoa, berkali-kali juga Maryam meminta, namun Tuhan masih belum mendengar doanya.

"Ya Allah, kapan negaraku bebas? Aku ingin bebas ya Allah," lirihnya menatap sendu langit malam. Ditatapnya juga runtuhan bangunan kota, bangunan yang dulu berdiri megah, sekarang hancur terkena ledakan.

Kejadian empat tahun silam masih teringat jelas diingatnya. Kejadian yang merenggut nyawa ibunya. Maryam ingat saat dimana bom itu menghancurkan bangunan yang menjadi tempat ia dan dirinya tinggal.

Saat itu Maryam berusia lima tahun. Maryam kecil yang saat itu sedang menunggu kepulangan sang ayah di depan rumahnya. Namun sayangnya sebuah pesawat menjatuhkan bom tepat saat Maryam berlari ke tahan lapang. Ibu Maryam yang saat itu sedang menyiapkan makanan untuk menyambut kepulangan sang ayah terkena ledakan bom yang sangat dasyat.

"Maryam? Sedang apa kamu disana?"

Reflek Maryam melihat ke arah belakang. Ternyata itu Ghena, sahabat Maryam. Maryam menarik nafas lega. "Kau ini Ghena. Aku sedang mencari udara segar. Melihat gelapnya langit seolah mengerti keadaan kita," ucap Maryam tersenyum ke arah Ghena.

Ghena duduk di samping Maryam, melihat ke arah langit yang di tunjuk Maryam. "Benar katamu. Mengapa dunia begitu kejam pada kita? Kita ini masih anak-anak," ujar Ghena. Tangan Maryam terulur ke atas, melambaikan tangannya, seolah memberi isyarat kepada Tuhan jika mereka ada di sana.

"Ghena," panggil Maryam. Ghena mengangguk tanpa bersuara. Maryam menarik nafasnya.

"Bisakah kita pergi dari sini? Bisakah kita melihat dunia luar? Bisakah kita hidup tenang, Ghena?"

Ghena mengangkat bahunya seraya menggelengkan kepalanya, kemudian berkata, "Entahlah Maryam. Aku juga ingin bebas, ingin hidup tenang."

Maryam dan Ghena terlalu asik berbincang hingga lupa dengan ancaman bahaya yang bisa datang kapanpun. Dan benar saja, saat mereka menatap bintang, sebuah rudal menghantam bangunan yang sedang mereka tempati.

"Ibuuuu!!! Ayahhhh!!! TOLONG!!!!!"

Brukkkkkk

Bangunan yang hanya tersisa sebagian kini benar-benar hancur. Dentuman terdengar begitu menyeramkan. Malam ini Palestina kembali berduka.

Maryam masih sadar saat dirinya terhempas jatuh ke tanah. Dirinya masih memegang erat tangan Ghena. Maryam mencoba menyadarkan Ghena. Tenaganya yang lemah mencoba untuk bangkit.

Rasanya sangat sakit, Maryam melihat ke arah kakinya. Ternyata kakinya mengeluarkan banyak sekali darah, tangannya kini berlumuran darah akibat sobek.

"Ghena!!!! BANGUN!! Bertahanlah Ghena!!!"

Ghena mulai sadar, badannya terasa remuk. Ghena merasa ada tangan yang menggenggamnya erat, juga suara yang memanggilnya.

"Maryam? Aku baik-baik saja," gumam Ghena. Dirinya juga berusaha untuk bangkit, namun kakinya terasa begitu sakit. "Awwwww," ringis Ghena.

"Ghena. Ayo kita bangun! Dimana petugas medis? Dimana yang lain?" panik Maryam mengingat teman-teman masih terlelap saat itu.

Maryam bangkit dan membantu Ghena untuk berjalan menjauh dari runtuhan bangunan. "Ghena, kau tunggu di sini sampai aku kembali. Aku akan mencari yang lain," titah Maryam.

Ghena menggeleng, "Tidak Maryam! Kakimu terluka parah, lihatlah darah mengucur deras."

Namun Maryam bersikeras, dia tetap berjalan terlatih menuju runtuhan tadi. "SITI! AHMAD! DIMANA KALIAN?!" teriak Maryam.

°°°°

Hallo temen-temen gimana part ini?
Apakah mengandung bawang?
Semoga kalian suka yah
Jangan lupa vote and komen
Follow Instagram author @Pus_star96
Thanks semuanya

ATOUNA EL TOUFOULI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang