•E M P A T 🇵🇸

26 4 1
                                    

Assalamu'alaikum sahabat surga,
Puspa kembali dengan cerita 'Atouna et toufoule'
Bacanya sambil dengerin lagu Atouna et toufoule kalo bisa, biar makin greget, oke?

HAPPY READING GUYS

°°°°
Jika Allah ada, mengapa doa kita tidak terjawab? Mengapa Allah tidak adil pada kami? Mengapa Allah begitu kejam menghancurkan tanah kami? Untuk apa kami terlahir, apa untuk menderita?

~Maryam Abraham~

°°°°

Hari mulai gelap. Keempat bocah itu terduduk di sudut masjid. Dari bibir kecil mereka terdengar lantunan ayat suci Al-Qur'an. Mereka terlihat begitu semangat menghafal Al-Qur'an.

"Allohush-shomad artinya Allah tempat meminta segala sesuatu," jelas Maryam sembari mengingat satu persatu surah pendek.

"Tapi mengapa Allah tidak mengabulkan doa kita? Negara kita masih perang, atau Allah tidak mendengar doa kita? Atau Allah enggan mengabulkan doa kita karena kita miskin dan tidak mempunyai tempat tinggal juga orangtua? Mengapa Allah kejam kepada kita?" sahut Ghena dengan nada lirih.

"Bukan berarti Allah tidak sayang. Allah ingin menguji hambanya, ujian itu yang dinamakan kasih sayang Allah. Artinya Allah sayang dengan kita semua. Allah tidak akan memberikan hambanya ujian melebihi kemampuan hambanya. Allah yakin kalian anak-anak yang hebat, makanya Allah memberikan ujiannya. Jangan pernah putus berdoa. Dan dimata Allah semuanya sama, tidak ada miskin tidak ada kaya. Mau dia punya tempat tinggal atau tidak, punya orangtua atau tidak," orang itu menghentikan sejenak ucapannya. Ditatapnya wajah keempat bocah tadi kemudian ia tersenyum.

"Allah tetap akan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang bersabar dan bersyukur atas nikmatnya. Allah tidak kejam sayang, Allah itu paling baik. Maha pemaaf, Maha penyayang, Maha pengampun. Jadi kalian harus bersyukur dan berterimakasih kepada Allah. Jika tidak ada Allah, siapa yang akan menjawab doa kalian? Doa kalian pasti akan terkabul, tapi nanti," jelas seorang wanita cantik yang tiba-tiba datang ke masjid itu. Parasnya begitu ayu, wajahnya putih bersih, rambutnya tertutup jilbab yang begitu indah.

"Kaka siapa?" tanya Maryam spontan, ketiga temanya mengangguk mempertanyakan siapa sosok perempuan cantik itu.

Dengan senyum yang manis wanita itu berkata, "Assalamu'alakum. Perkenalkan nama Kaka Sintia, Kaka relawan asal Indonesia. Nama kalian siapa?"

Mereka mengangguk paham. "Waalaikumsalam. Namaku Maryam Abraham, yang memakai jilbab biru bernama Ghena Ahla. Pria kecil itu bernama Ahmad dan Aflah," jelas Maryam memperkenalkan diri.

"Aku Ghena Ahla. Senang bertemu dengan Kaka."

"Aku Ahmad Alnaar."

"Saya Aflah Adla."

Senang bertemu kalian. Kalian mau tidak ikut Kaka ke pengungsian? Jaraknya lumayan dekat dari sini."

Mereka berempat serempak menggeleng. "Kami ingin menuju Bar'a. Kami akan menghafal Al-Qur'an di sana. Apakah di pengungsian ada musaf Qur'an?" jawab Ghena.

"Di pengungsian tidak ada Qur'an, tapi Kaka dan teman-teman punya. Jadi kalian mau ikut?"

"Mau ka. Bolehkah kami meminjam Al-Qur'an itu?" tanya Aflah semangat. Sintia mengangguk, "Tentunya boleh. Sebentar Kaka panggil rekan Kaka dulu. Kalian tunggu di sini!"

Sintia keluar masjid itu. Selang beberapa lama Sintia kembali bersama seorang pria yang juga memakai seragam relawan.

"Perkenalkan namanya Zidan. Kaka Zidan berasal dari Philipina."

"Hi Kaka Zidan!" sapa mereka berempat.

"Halo adik kecil. Sudah malam ayo segera ke posko!" ajak Zidan. Akhirnya mereka berjalan keluar masjid. Sesekali Zidan dan Sintia menghela nafas karena melihat bocah itu akan terjatuh karena terus berjingkrak saking bahagianya.

"Hati-hati!"

°°°

Hallo temen-temen gimana part ini?
Apakah mengandung bawang?
Jangan lupa vote and komen
Share juga boleh banget
Follow Instagram author @Pus_star96
Thanks semuanya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ATOUNA EL TOUFOULI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang