Assalamu'alaikum sahabat surga,
Puspa kembali dengan cerita 'Atouna el toufoule'
Bacanya sambil dengerin lagu Atouna el toufoule kalo bisa, biar makin greget, oke?HAPPY READING GUYS
°°°°
Sebegitu sulitkah hidup kami? Berbahagialah kalian yang bisa hidup di rumah mewah, hidup bergelimang harta. Kami disini hanya mengharap doa tulus kalian.~Maryam Abraham~
°°°°°
Satu minggu sudah Aflah bergabung dengan Maryam dan kawan-kawannya. Suka duka mereka lalui bersama. Hari ini mereka berempat bertujuan untuk pergi ke pengungsian yang berada di perbatasan Turki. Tujuan mereka ingin mencari tempat tinggal yang lumayan tenang.
Sekarang mereka mulai berjalan. Berbekal niat dan sedikit makanan mereka berjalan menyusuri jalanan. Panas, itulah yang mereka rasakan.
"Ahmad apakah masih jauh?" tanya Maryam yang sudah sangat lelah. "Iya Ahmad, apakah masih jauh? Aku sangat lelah," timpal Ghena yang mulai berjalan sempoyongan.
Ahmad nampak berfikir. Dirinya juga lelah. Ia menatap lekat dua bidadari yang kini nampak lesuh. Lalu ditatapnya juga Aflah. Aflah yang mengerti tatapan Ahmad langsung menganggukkan kepalanya. "Aku juga lelah, Ahmad."
"Perjalanan kita masih jauh, tapi baiknya kita beristirahat sebentar," jawab Ahmad membuat mereka bertiga kegirangan.
"Akhirnya kita beristirahat. Ghena mari kita bagi bekal kita!" usul Maryam. Ghena mengangguk, "Baiklah. Kita akan membagi rata ini."
Segera mereka membagi satu botol air mineral untuk mereka berempat. Ditambah sepotong roti yang mereka bagi empat juga.
Setelah beristirahat mereka bergegas mencari masjid untuk melaksanakan shalat. Setelah berjalan sekitar enam ratus meter, mereka menemukan sebuah masjid untuk beribadah.
"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah," ucap mereka serentak dengan mata yang sudah berkaca-kaca, mereka sangat bersyukur masih ada masjid yang berdiri kokoh di tanah mereka.
Setelah melaksanakan shalat, mereka mencari kitab suci Al-Qur'an. Dicarinya kesetiap sudut masjid namun tidak juga ditemukan.
"Kalian mencari apa?" tanya seorang pria baya sambil tersenyum ke arah mereka.
"Kami mencari Al-Qur'an paman," jawab Aflah gugup, penuturan Aflah diangguki oleh Maryam, Ghena dan juga Ahmad.
"Kami ingin membaca Al-Qur'an Paman, bolehkah? Disana tidak ada Al-Qur'an. Al-Qur'an kami tertimbun runtuhan gedung," jelas Ghena mulai menangis.
Pria tadi tersenyum menanggapi penuturan empat malaikat kecil didepannya. Subhanallah batinnya.
"Maaf sayang, paman juga tidak memiliki Al-Qur'an. Paman juga ingin membaca Al-Qur'an namun paman tidak memilikinya. Kalian anak-anak yang luar biasa hebat. Semua anak-anak bumi Palestina begitu hebat. Subhanallah. Ya Allah nikmatilah anak-anak kami dengan hidup yang tenang," terang pria tua tadi kini memeluk keempat bocah itu dengan air mata yang berurai. "Semoga Allah memberikan jalan kepada kita, jalan untuk orang-orang yang tersakiti."
"Ya Allah. Apa sebegitu menyedihkannya kami? Hingga untuk berdiri dijalanmu saja begitu sulit," ucap Maryam menyeka air matanya, tatapannya menuju ke atas seolah Tuhan berada di atasnya.
Sedangkan paman bernama Syam sangat terenyuh mendengar keinginan mereka.
"Apakah kalian benar-benar ingin membaca Al-Qur'an?" tanya Paman Syam memastikan. Mereka berempat mengangguk serempak. "Pergilah ke Dar'a, disana ada sebuah masjid yang digunakan untuk menghafal Al-Qur'an. Berhati-hatilah. Satu ayat akan kalian tebus dengan satu nyawa," lanjut paman Syam.
"Paman kami akan pergi besok, sekarang hari hampir gelap."
°°°°
Hallo temen-temen gimana part ini?
Apakah mengandung bawang?
Jangan lupa vote and komen
Share juga boleh banget
Follow Instagram author @Pus_star96
Thanks semuanya
KAMU SEDANG MEMBACA
ATOUNA EL TOUFOULI
General FictionSLOW UPDATE Jika dunia sangat indah, tolong lihatkan lah! Tolong beri alasan mengapa negaraku dijajah? Mengapa hari-hariku penuh drama? Jika di dunia ada sekolah, mengapa di negaraku tidak?! Mengapa di negaraku suara ledakan begitu nyata, darah ber...