Jaehyun menarik rambutku berkali-kali. Tak membiarkanku untuk fokus pada buku gambar yang berada di tanganku. Sudah berkali-kali aku membiarkannya, tapi berkali-kali juga dia menggangguku. Sampai sebuah benda dingin menyentuh leherku.
"YA!!" Teriakku padanya. Aku memegang leherku yang sedikit memerah. Bagaimana tidak? Di terik matahari yang seperti ini, dia menempelkan kaleng minuman yang masih dingin di bagian kulit manusia yang paling tipis. Jaehyun hanya tertawa. Aku meringis menyentuh kulit leherku, ini sedikit perih karena kulit leherku memang sensitif terhadap apapun.
Aku hanya menatapnya kesal lalu kembali fokus pada gambarku. Pohon di samping lapangan memang cukup rindang untuk dipakai berteduh di bawahnya. Aku menatap lapangan yang berada di depanku, menggambar setiap aktivitas orang-orang club sepak bola yang sedang berlatih.
"Han Raemi, jangan mengabaikanku." Pinta Jaehyun.
"Jaehyun, kumohon. Aku hanya ingin berlatih, sebentar lagi lomba melukis akan dimulai. Aku harus mendapatkan banyak inspirasi dan melatih teknik menggambarku." Jelasku. Sedangkan dia hanya menenggelamkan kepalanya diantara kedua tangannya. Aku kembali menggambar, tapi bukan objek yang ada di lapangan. Melainkan seseorang yang sedang bersamaku.
Aku menggambar karakter chibi Jaehyun, dengan telinga anjing puddle yang terlihat lucu di kepalanya. Ekspresi wajahnya yang cemberut kugambarkan dengan seragam yang ia kenakan.
'Jangan marah, 1 kupon permintaan apapun.' Tulisku di pojok bawah kertas.
"Igo." Kataku sambil memberikan kertas bergambar chibi Jaehyun. Jaehyun menatapku. Melihat gambar dirinya yang berada di tanganku. Ia tersenyum menampakkan lesung pipinya.
"Gomawo anak kucing!" Katanya sambil mencubit pipi kananku. Diapun menatap lekat gambarku kemudian seperti biasa memotretnya. Entah apa yang dilakukannya, ia berkutat dengan ponselnya. Dengan begini aku bisa kembali fokus menggambar. Memang Jung Jaehyun, anak anjing lucu yang manja.
Setelah merasa cukup puas berlatih dengan beberapa gambar, aku merapikan peralatan menggambarku. Aku menatap namja yang duduk di sampingku. Ia tertidur. Aku menumpu kepalaku lalu memperhatikan wajah Jaehyun. Lucu sekali anak ini.
Aku menyentuh pipinya dengan jari telunjukku. Satu kali, ia tak bangun. Dua kali, juga sama. Aku memutar bola mataku malas. Jangan bilang ia benar-benar tertidur pulas.
"Jung Jaehyun!! Bangunn!!" aku menusuk-nusuk pipinya dengan jari telunjukku.
"Hmm." Katanya lalu mengubah letak wajahnya, sekarang aku hanya bisa melihat kepalanya. Terlintas sebuah ide nakal di kepalaku.
Aku membeli kaleng minuman yang masih dingin lalu segera kembali ke tempat Jaehyun. Tanpa rasa takut aku menarik kerah leher belakangnya lalu memasukkan kaleng minuman itu kedalam bajunya. Dalam hitungan detik, Jaehyun terbangun.
"ASTAGAA!! DINGIINN!!" Jaehyun berdiri sambil berusaha mengeluarkan sesuatu yang sekarang berada di dalam bajunya. Aku hanya bisa tertawa melihatnya panik dengan apa yang terjadi.
Jaehyun berhenti melakukan gerakan gilanya, ia menatapku lalu mendengus kesal. Setelah itu ia berteriak memanggil namaku. Aku hanya bisa berlari menjauh dari anak anjing yang sedang mengamuk. Hahaha, lucu sekali.
~BTSFF~
Aku memasukkan beberapa buku kedalam loker yang berada di bagian belakang ruang kelas lalu mengeluarkan beberapa peralatan lukisku. Setelah merasa cukup dengan peralatan pribadiku aku pergi ke ruang lukis. Sebenarnya di ruang lukis sudah disiapkan peralatan lukis yang tak kalah bagus kualitasnya, tapi aku lebih suka menggunakan apa yang memang milikku.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU
FanfictionAku akan selalu mencintaimu dan selalu bersamamu sampai kapanpun. Ketika rasa ini kupendam, aku selalu was-was takut ketahuan olehmu, tapi saat aku tau kita punya rasa yang sama, jantungku selalu kau buat tak beraturan. Akankah selalu seperti itu? W...