7

662 57 5
                                    

Bruk

Gaara mengusap hidungnya yang memerah, ia menyerngit merasakan rasa perih yang menyengat. Ia mendelik pada pria pirang pirang yang dengan polos tersenyum menunjukan gigi-gigi nya yang runcing. Naruto menggaruk belakang kepalanya, dan segera meminta maaf. Gaara melirik kedua tanganya yang sudah di lumuri darah. Ck apa-apaan pria ini

"Naruto?" Suara yang lembut menyapa indera pendengaranya, ia melihat sebuah pergerakan di dalam kelambu ranjang. Rambut merah muda menyembul disana, ia terperangah, menyadari ternyata sekarang ia sedang berada di kamar utama sang Puteri

"Yo Sakura-chan! Ini panda yang kau inginkan" Gaara masih tidak bergeming, meski Naruto mengatakan bahwa ia adalah panda tapi yang paling berkesan adalah 'yang kau inginkan' di telinganya. Sakura tersenyum, di mata Gaara terlihat seakan bunga bertebaran dengan cahaya yang membuatnya bersinar terang "Bro" tepukan di bahunya membuat ia sedikit terperanjat. Sial, pria ini benar-benar menjengkelkan "Sakura-chan tidak bisa menghampirimu, jadi kau yang harus menghampirinya"

Gaara hanya menurut. Perlahan berjalan mendekat, mengingat ia ternyata muncul di dekat pilar yang cukup jauh dengan ranjang yang Sakura singgahi "hidungmu berdarah" Sakura mengambil sebuah kain bersih di samping meja kecil, menyampurnya dengan sebuah obat berwarna hijau yang di ambil dari laci ke dua. "Kemarilah" ujarnya

Gaara berlutut "mendekat" Kemudian ia benar benar berada di samping ranjang besar yang Sakura tempati. Sakura mendekat ke tepi ranjang, ia mengintruksi kan Gaara untuk membungkuk agar bisa mencapai wajah pria itu. Sakura mengarahkan kain untuk membersihakan darah yang mengalir dari hidung Gaara.

Gaara tersentak, menjauhkan wajahnya "i-itu tidak perlu, tuan putri. Ini hanya luka kecil, saya tidak apa-apa" ujarnya cepat. Sakura melirik Naruto yang kemudian mengangguk, segera memegangi Gaara mendorong wajahnya untuk berada di posisi yang sama. "Hei" mencoba memberontak, namun kekuatan Naruto terasa lebih besar. Sebagai kesatria ia merasa sedikit malu dengan tenaganya sendiri.

"Tenanglah, ini hanya sebentar" akhirnya Gaar pasrah mengijinkan Sakura berbuat semaunya. Sakura membersihkan noda darah yang mengotori bibir sampai dagu Gaara dengan telaten. Mengabaikan pria merah itu dengan detak jantung seperti bom yang akan meledak dalam hitungan detik. Ia menatap lantai, tidak berani menatap emerald jernih yang selalu ada dalam bayanganya langsung. Sakura mengambil kembali sebuah gumpalan kain putih seukuran jari kelingking, sebelum membuka dan mengoleskanya pada hidung Gaara. Di akhiri dengan sentuhan kecil pada ujungnya.

"Selesai"

Naruto melepaskanya. Gaara hanya menatap hidungnya yang kini di penuhi obat herbal "ini tidak perlu Hime s-sungguh" ucapnya gugup, dalam hati ia merutuk tidak dapat berbicara dengan baik.

"Itu akan membuat tulang yang patah dan memarnya hilang, meski seperti obat biasa tapi ini mengandung ramuan sihir" jelas Sakura. Gaara hanya mengangguk kaku, mengucapkan Terimakasih banyak. "Uhm, Gaara" Gaara menjawab 'ya' dengan cepat.

"Terimakasih"

"U-untuk apa Hime?" Gaara menyerngit

"Karena telah membantuku pulang" Sakura kembali tersenyum, beberapa kali mengayunkan kakinya di samping ranjang. Gaara hanya kembali berlutut dan mengangguk, sulit mengeluarkan suara di situasi seperti ini.

"Dan maaf soal hidung mu ya, Naruto memang orang yang urakan. Tapi dia sangat baik" Naruto mendelik tidak suka, Sakura tertawa. Ia menepuk pundak Gaara mengatakan bahwa ia bisa pergi setelah mengatakan hadiah apa yang ia inginkan.

Gaara menolak, dengan mengatakan
"Ini adalah kewajiban saya Hime" tapi Sakura tetap bersikukuh, ia memberi waktu untuk Gaara memikirkan terlebih dahulu hadiah apa yang ia inginkan. Dengan Naruto yang mencibir dalam diam, 'bukan hanya panda ini yang membawanya pulang' teriaknya dalam hati.

×××

Siang berganti malam, suasana pasar semakin ramai. Shikamaru mengeratkan jubahnya, berdesak desakan dengan banyak orang yang sama-sama tidak mau mengalah membuat suasana hatinya kian memburuk. Ia melihat bagaimana panjangnya antrian toko kue yang menjadi tujuanya saat ini penuh dengan manusia. Mendengus pasrah, tamatlah sudah jika kue kue itu habis terjual. Ia mungkin hanya bisa membawa remahan kue itu nantinya.

Tidak, Sasori pasti akan melemparnya ke dasar jurang jika itu terjadi. Melihat ke sekitar yang dipenuhi dengan stand makanan beraneka ragam. Ia mencari celah pandang dari lautan manusia siapa tahu ada toko kue lain yang lebih  lezat disini. Namun yang ia lihat hanya sekeranjang apel milik seorang gadis yang jatuh berantakan, terlihat kekhawatiran jelas di wajahnya. Gadis itu mencoba mengumpulkan kembali apel - apel yang berceceran di tanah tanpa ada yang membantunya.

Shikamaru mendengus, ia melirik ke arah antrean yang masih panjang. Kemudian memituskan untuk menghampiri gadis itu membantunya  mengumpulkan kembali apel ke dalam keranjang. Gadis itu terlihat sangat lega, ia membungkuk dan mengucapkan terimakasih berkali kali. Kemudian menawarkan nya untuk mampir sebentar ke toko orang tua nya. Shikamaru yang tidak bisa membiarkan ia membawa keranjang besar sendirian hanya mengangguk. Melihat kembali antrean yang tadi ia tempati kini lenyap tertelan antrean baru.

Dengan pasrah ia mengikuti gadis itu, namun tempat yang ia tuju ternyata adalah toko kue yang ia antri selama ini, dengan masuk lewat pintu belakang Shikamaru di hadiahi sekantung kue penuh atas ucapan terimakasih dari kedua wanita paruh baya yang ternyata adalah ibu dan bibi penjaga toko.

Dan begitulah, bagaimana perjuangan Shikamaru mendapatkan
Kue kue ini. Dalam perjalanan ia membagi kue menjadi dua kantung, karena jumlahnya yang banyak. Dan Shikamaru perlu merasakan hasil jerih payahnya sendiri kali ini. Ia memutuskan untuk memberikanya pada Sasori dan menyimpanya untuk stok camilan untuk para kesatria. Ia mencobanya satu gigitan kemudian memahami kenapa Sasori memintanya mengantri begitu lama, ternyata rasanya kue yang fantastis bahkan mengalahkan koki di kerajaan, meski tempatnya sederhana  tapi rasa kue nya luar biasa.

×××

Tsunade menatap langit bertabur bintang gemerlap yang indah disana, kemudian ke arah kastil yang berlawanan arah. Tidak dapat di pungkiri Ia mendapat pelayanan yang baik disini, namun yang membuatnya sedikit jengkel adalah kamar yang ia singgahi terletak jauh pada kamar yang Sakura tempati. Tsunade mendengus, membiarkan semilir angin menerpa wajahnya.

Sekelabat bayangan bergerak di arah pepohonan, disini ia dapat melihat semua keadaan kerajaan dari atas. Rambut pirang menyembul di balik jubahnya. Pria itu terhenti, kemudian sesosok bayangan yang juga dengan jubah menghampiri. Sepertinya mereka sudah membuat janji pertemuan, Tapi siapa? Sudah beberapa tahun berlalu, banyak hal yang telah ia lewatkan. Angin berhembus kencang, kepala dengan jubah itu tiba tiba mendongkak, membuat Tsunade tersentak. Pancaran merah dari bola matanya bersinar terang menembus kegelapan

Di sana di posisi yang berbeda, Seseorang juga menatap ke arah yang sama dalam kegelapan. Menatap intens dimana kedua pria itu berdiri.
Salah satunya mendongkak, memperlihatkan bagaimana kedua matanya memancarkan cahaya dalam kegelapan. Kemudian sebuah seringai muncul mengisyaratkan bahaya bak singa yang memantau mangsa dari kejauhan.

Tbc...

Pfft.. bro? 😂 mohon maaf

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Kingdom Of EmeraldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang