Lama terpisah tidak membuat mereka lupa satu sama lain. Takdir mempertemukan mereka kembali. Bagai mana kelanjutan kisah cinta mereka ? Apakah mereka akan saling mengenal kembali ?
Alarm berbunyi sangat keras berusaha membangunkan orang yang berada di kamar tersebut.
Dengan mata terpejam Tay perlahan-lahan bangkit dan mematikan alarm tersebut. Dengan santai dia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.
Tay hanya memerlukan waktu satu jam untuk bersiap-siap sebelum turun dia menyempatkan diri mengecek penampilan sebelum turun ke bawah untuk sarapan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Oii, ternyata diriku selama ini mempunyai wajah yang sangat tampan," ucapnya dengan percaya diri.
Setelah selesai dia langsung turun ke bawah untuk menuju ke ruang makan, di lihatnya Joss sudah berada di sana duduk sambil mengecek persiapan untuk acara penyambutan wakil direktur yang baru.
"Tumben banget lu bisa bangun pagi, biasanya juga harus di siram air dulu" seru Joss tanpa memperdulikan Tay yang sekarang sudah duduk di depannya.
"Masih pagi dan gue gak mau berantem sama orang kayak lu, yang ada Mood gue buruk buat bekerja nanti'.
"Terserah anda saja Bapak Tay Tawan", sudah sana cepetan sarapan lagi sebentar kita berangkat. . . . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di kantor kini terlihat semua sibuk dengan aktivitas mereka, banyak persiapan yang harus mereka lakukan sebelum acara penyambutan wakil direktur di mulai.
Terlihat seorang pemuda tengah sibuk mondar-mandir mengatur segala perlengkapan acara agak tidak ada yang kurang.
"New katanya boss sudah mau sampai, ayo kita semua berkumpul di aula, ucap Toptap teman seperjuangan di perusahaan ini."
"Ayo kita kesana sekarang" ucap New bergegas menuju tempat acara di selenggarakan.
Sesampainya disana terlihat semua karyawan sudah berkumpul di aula pertemuan, sedetik kemudian terdengar suara langkah kaki yang di yakini adalah boss mereka.
Pintu aula pertemuan terbuka secara perlahan menampilkan boss mereka dan seseorang yang mereka yakini adalah wakil direktur yang baru.
Semua karyawan terpukau melihat paras dari kedua bos mereka.
