Jeno menatap pintu didepannya. Jaemin enggan membukakan pintu kamarnya sedari tadi
Entah apa yang diperbuat ayah dan ibunya tadi hingga Jaemin enggan membuka pintunya
"Na..kamu belum makan dari pagi tadi""Pergilah
"Kamu tega menyuruh hyung mu sendiri pergi?"
Jaemin masih mengunci pintu kamarnya sejak Jonghyun memarahinya tadi
Bahkan sempat memukul Jaemin, pipinya pun memerah akibat ditampar
"Na.."Jaemin menoleh saat selembar kertas masuk ke dalam kamarnya lewat celah bawah pintu
- hyung mohon keluar. Hyung takut kamu sakit. Ayo makan, hyung temani
Jaemin meremas kertas ditangannya dan membuangnya jauh-jauh
Sampai ia mati kelaparan pun tidak peduli sekarang
"Na, hyung ada latihan. Hyung mohon makan dulu ya? Hyung sudah menyimpannya didepan pintu. Dimakan ya?"Dapat ia dengar langkah Jeno kian menjauh, perlahan Jaemin membuka pintu kamar. Menatap makanan yang Jeno siapkan untuknya
Jaemin mengambil jaketnya dan berjalan mengendap-endap sampai akhirnya keluar dari rumah itu***
"Aku kira kamu tidak akan latihan"
"Aku tidak enak dengan hyung yang sudah mengajariku"
Taeyong, pemuda itu tersenyum.
Kemarin ia mendengar jika Jaemin ingin sekali berlatih dan akhirnya ia menawarkan dirinya. Hitung-hitung sebagai mencari teman baru
"Besok..ada tes dan kebetulan harus berlari""Itu bagus, buktikan pada siswa dan guru disana jika kamu bisa melakukan apa yang mereka bisa lakukan juga"
"Hyung tidak akan mengizinkan ku"
"Kakakmu pasti bangga saat tau adiknya berhasil melewati tes. Kamu sudah makan?"
"S-sudah"
"Artinya belum. Kita makan dulu baru latihan, aku yang traktir"
***
Hari sudah sore dan dirinya belum juga pulang, ia malah berdiri sembari menatap sekitar dari atas jembatan
Ia ingin menyerah saja sekarang, menyerah untuk semuanya
Ingin rasanya ia terbang layaknya burung yang sering menyambut paginya dengan kicauanYa, ingin sekali
"Na Jaemin!"pemuda itu lantas ikut terjun untuk menyelamatkan seseorang yang benar-benar berharga dihidup nya
Lebih berharga dibandingkan hidupnya sendiri
Sementara Jaemin yang sudah berada di dalam air dapat ia lihat seseorang yang berenang ke arahnya sebelum semuanya gelapPemuda yang tadi ikut terjun itu langsung memeluk tubuh Jaemin, segera berenang ke atas sebelum kehabisan nafas
Banyak orang yang menyaksikan mereka sampai ia berhasil membawa Jaemin ke tepi sungai
"Na bangun Na! Jangan tidur!""Dasar bodoh! Kenapa kau loncat?! Kau membuatku takut!!"
"Na Jaemin aku bilang bangun!!Na Jaemin kakakmu menyuruhmu untuk bangun sekarang!!"
Jeno bahkan menepuk pipi Jaemin berkali-kali untuk membangunkan adiknya, menepuk punggung Jaemin agar adiknya bangun
"Ku bilang bangun, Na Jaemin!"Jeno mendekap tubuh Jaemin saat adiknya akhirnya bangun. dengan terbatuk-batuk Jaemin menatap Jeno yang kini menangis sembari memeluknya
"Kumohon jangan buat aku takut lagi..kamu boleh marah tapi jangan seperti ini..kamu boleh memukulku juga tapi jangan loncat seperti itu lagi aku mohon Na...aku mohon!"Jeno mengusap wajah Jaemin yang masih basah oleh air, menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah Jaemin
"Hyung mohon jangan.."Jeno menempelkan dahinya pada dahi Jaemin, nyaris ia kehilangan semangat hidupnya sendiri jika ia telat menyelamatkan Jaemin
Sirine ambulan mulai menusuk telinganya, bahkan Jeno masih enggan melepaskannya pelukannya
Degup jantungnya masih tidak stabil dengan nafasnya yang masih tersengal-sengal
"Kamu bilang mau beli roti.. bukannya menjatuhkan diri ke sana. Kamu berbohong Na"
KAMU SEDANG MEMBACA
Run, Na Jaemin!
Fanfiction- Tentang seorang anak yang terlahir dengan kekurangan dan memiliki sejuta kelebihan, yang memiliki keinginan untuk bisa berlari seperti orang lain nya #4 - njm #4 - neoculturetechnology #7 - happiness