~02~

16 5 5
                                    

Yoongi memijit kepalanya pelan. Entah kenapa, mendengar pernyataan Bang Pd-nim dan Kim Namjoon membuat kepalanya pusing.

"Hyung! Jangan bertindak ceroboh!" Sergah Namjoon. Ia sangat kesal dengan tindakan hyungnya itu. Perbuatannya bisa saja membuat kariernya hancur dan juga membahayakan keselamatan orang yang terlibat disana.

"Lalu bagaimana? Diluar sana mereka mengerikan seperti monster!" Geram Yoongi. Jujur saja, ia tak tahan dengan semua ini. Sejak 2 bulan lalu, banyak yang mengaku-ngaku mengandung anak dari Yoongi. Sangat bodoh bukan? Dan yang ia takutkan jika rumor tak berdasar itu akan menyebar di media sosial.

"Aku tak mau terlibat."ucap Namjoon cepat. Yoongi mendengus kesal. Jika ini tak segera ditangani, ia bisa saja mati berdiri!

"Aku benar-benar tak mengerti kenapa masalah selalu muncul padamu. Tapi kuharap, kau bisa mencari solusi ini. Jika kau kesulitan,aku akan membantumu mencari solusi."ucap Bang Pd-nim yang sedari tadi hanya diam.

Yoongi memutar bola matanya malas. Lagi-lagi ia harus menguraikan benang kusut ini sendirian.

*****

Hari senin, hari pertama Bia masuk kuliah di Konkuk university. Ia sangat bahagia! Bertemu dengan orang-orang baru dan itu sangat menakjubkan.

Bia duduk di cafetaria kampus sendirian. Dengan earphone yang menyumpal ditelinganya dan ada juga makanan diatas meja.

Saat hendak memasukkan sesuap kimchi kedalam mulut, tiba-tiba seseorang meletakkan nampan makanan didepan Bia.

"Annyeong!" sapanya dengan senyuman yang sangat cantik. Ah,Bia ingat. Gadis itu satu kelas dengannya.

"Kenapa?" tanya gadis itu memergoki Bia yang sedang memerhatikan dirinya.

Bia menggelengkan kepalanya,
"Ah, tidak. Tidak a-ada." ucapnya gelagapan.

"Kau gadis dari indonesia yang mendapatkan beasiswa itu kan?" tanya gadis itu sambil menunjuk wajah Bia dengan sumpitnya.

"ya." jawab Bia singkat.

"Jadi, siapa namamu?" tanya gadis itu lagi. Ia sangat penasaran dengan Bia.

"Bianca Putri,kau bisa memanggilku Bia." kenalnya.

"Bi-an-ca." gadis itu mengulang namanya dengan terbata-bata.

Bia mengangguk. Sangat lucu melihat gadis itu kesusahan mengucapkan namanya.

"Namamu?" Bia bertanya balik dengan gadis itu.

"Jung Aera. Pengucapan bahasa koreamu sangat bagus Bia." puji gadis itu yang diketahui bernama Aera.

"Aku sudah belajar bahasa korea sejak 3 tahun lalu." jawab Bia.

"Aku yakin,pasti ada alasan kenapa kau mau kuliah disini bukan?" entah kenapa, Aera ingin mengetahui tujuan Bia.

"Ya, karena aku mengidolakan BTS." jawab Bia cepat.

Uhuk.. Aera tersedak. Apa ia tak salah dengar? BTS?

"Jinjja? Kau mengidolakan mereka?" tanya Aera masih tak percaya.

Bia jadi takut jika Aera ini adalah antifans BTS. Bisa-bisa ia akan diejek mati-matian oleh Aera.

Senyum Aera merekah sempurna. Membuat Bia terheran-heran.

"Selamat! Kau bertemu dengan orang yang sangat tepat. Aku juga fans mereka!" ucap Aera antusias.

*****

Bia tak menyangka jika dirinya bisa bertemu dengan Aera. Aera bilang, hampir seluruh mahasiswi mengidolakan BTS jadi jangan heran jika nantinya mendengar ada yang cerita tentang BTS.

Minggu depan, Aera mengajaknya untuk menonton konser K-Pop gratis yang diadakan di luar gedung MBC. Selagi gratis, kenapa ia tak pergi bukan?

Bia sudah sampai di gedung tempat flatnya. Ia melangkahkan kakinya masuk kedalam, matanya melihat sosok berpakaian hitam bermasker dan memakai topi yang dikejar beberapa gadis.

Pencuri?

Atau

Seorang cabul?

Saat hendak masuk kedalam gedung, pria yang ia sebut sebagai pencuri dan seorang cabul itu membalikkan tubuh Bia dan menatap tajam mata Bia.

"Bawa aku pergi bersamamu." pintanya.

"A-apa? Kau gila?" omel Bia. Pria yang ia tak kenal meminta Bia membawanya? Gila pikirnya.

"Kubilang, bawa aku bersamamu!" ucapnya dengan nada yang agak meninggi.

Bia terkejut saat pria itu meninggikan nada bicaranya. Namun, ia kembali terkejut pria itu menarik tangannya dengan paksa. Membawa Bia berlari menuju lantai tempat Bia tinggal.

"Hei! Salah lantai bodoh!" umpat Bia. Tak peduli lagi dengan mulutnya yang berani mengucapkan kata-kata kasar.

"Kenapa kau tak bilang? Aish, membuang waktu saja." kesal pria itu.

Keadaan berbalik. Giliran Bia yang menarik tangan pria itu menuju kamarnya. Mereka harus naik 2 lantai lagi.

"Bisa cepat tidak? Bisa gawat kalau mereka menemukanku." desaknya.

"Itu resikomu yang menghamili anak orang!" ucap Bia asal.

"Kau tahu apa?" kesal pria itu.

Bia mencari kuncinya didalam tas, sedangkan pria itu tak henti-hentinya menyuruhnya cepat.

"Kau tak lihat aku lagi mencari kuncinya! Bagaimana jika ketinggalan dikampus?" kesal Bia.

Dan untungnya, ia menemukan kuncinya yang terselip diantara barang-barang bawaannya.

Bia segera membuka pintu flatnya, namun pria itu lebih dulu masuk tanpa permisi dan menarik tangan Bia agar gadis itu cepat masuk.

Bersamaan dengan tertutupnya pintu flat, terdengar beberapa langkah kaki diluar sana.


☀️☀️☀️☀️☀️

Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Kalau pengen tau tungguin yak💜
Jangan lupa follow, vote dan komen🙏

See you next chapter guys🖐

-pen

M I R A C L E ? || MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang